13 - Seribu nol tiga

67 51 6
                                    

Happy reading

Kesempatan beribu pun nggak akan berubah pikiran.

-Zakky Aldeon-

"AARGHH!!"

Teriak Zakky histeris. Setelah mengantar pulang Bella dari Gramedia, ia langsung pulang ke rumah. Menutup pintu kamar dengan keras sampai orang yang ada di rumah terkejut dengan hal itu. Mengacak rambutnya frustasi sembari duduk di tepi ranjang. Seketika terlintas di pikirannya adalah dua sejoli itu saat ia berada di Gramedia—Arlan Svartur dan Ayyara Cantika.

"Nggak nggak!" tekannya rahangnya mengeras.

Brakk!

Beberapa barang yang berada di dalam kamar itu ia buang sembarangan. Mulai dari serpihan kaca hingga beberapa barang ber-merknya ia jadikan pelampiasan.

Dengan nafas terengah - engah, Zakky seperti orang kehilangan akal. Terlihat banyak goresan luka akibat beberapa serpihan kaca. Ia tidak peduli akan hal itu. Dan seketika pandangannya tertuju pada bingkai foto berwarna vintage.

Ia diam sejenak mengamati foto itu. Terdapat dua orang berbeda. Dengan penulisan tahun yang jelas '2020'.

Benar, foto itu sudah satu tahun yang lalu. Bahkan ia baru menyadari ternyata ada satu kenangan lamanya bersama gadis itu, Ayyara Cantika.

Tangan kekarnya terangkat, meraih bingkai foto itu dan memperhatikannya dengan lekat. Mengusap foto itu dengan harapan besar ; jika suatu saat mereka bisa di kisahkan kembali.

"Gue kangen sama lo, Cil!" lirihnya.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka. Mendapatkan Deshita, wanita berusia 35 tahun dan beliau adalah bunda dari Zakky Aldeon. Ricuhnya terdengar hingga ke seluruh isi rumah, beruntungnya ayahnya masih bekerja di luar kota dan tidak ikut serta dalamnya.

Deshita mengintip disebalik pintu itu. Terlihat putra sulungnya sudah tenang. Ia coba menghampiri putranya, sembari berjalan dan tangannya terangkat menepuk pundak Zakky. Tersentak, Zakky tertoleh ke arah bundanya. Namun, ia hanya melirik dan tidak berbicara. Deshita duduk di tepi ranjang, disamping putranya. Melirik ke arah bingkai foto yang digenggam Zakky. Tersenyum.

"Cantik ya Ayyara." ujarnya mengusao rambut Zakky.

"Iya, dia cantik, baik, lucu, juga peduli sama Zakky." sekilas bibirnya tersenyum kecut.

Deshita mendengar itu seketika menghentikan tangannya. Ia terdiam dan bertanya kepada dirinya sendiri 'Apakah putranya masih marah?'. Ia tau apa yang dilakukannya dan juga suaminya akan mengakibatkan hal seperti ini. Namun semua itu demi kebaikan Zakky sendiri.

"Maafkan bunda, sayang." tutur kata lembut Deshita. "Ini semua demi kebaikan kamu. Apa kamu belum bisa memaafkan bunda? Semua sudah dibatalkan sesuai apa yang kamu mau." lirihnya memohon maaf kepada putranya.

Siapa sangkah, perkataan panjang itu tidak diubris dengan Zakky. Ia diam terus memandangi foto itu.

"Bunda minta maaf kayak gitu apa bisa mengembalikan Ayyara kepada Zakky?" lontaran kata membuat Deshita berfikir dua kali. Akan sangat mustahil ketika Ayyara kembali masuk ke dalam keluarga Aldeon.

Senyuman semringah itu terukir di bibir Zakky. "Nggak bisa jawab kan?" dengan nada meremehkan. Kemudian ia beranjak dari kamarnya dan keluar. Mengambil helm dan mengeluarkan motor besar berwarna hitam lekat.

Brumm

Deruman motor itu terdengar dari kamar Crauella Anastasya, adik perempuan dari Zakky Aldeon. Ia menatap abangnya yang pergi seketika dari balik jendela. Terasa ibah dengan abangnya. Ia ingin melakukan sesuatu tapi, ia bisa apa?

Behind the scenes 2021 [Sekalian Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang