05

35 7 0
                                    

The Masodi

^^^^^^

Aman. Tidak ada guru dan murid di parkiran sekolah SMA Madiger. Virgo memarkirkan motor beat milik Qolbi di tempat semula.

Kalau ada yang bertanya kenapa ia bisa masuk, jawabannya karena Virgo menyogok satpam sekolah. Hanya dengan selembar uang berwarna hijau pria itu mau membukakan gerbang untuknya.

Itu salah satu keuntungan mempunyai uang banyak.

Tadinya Virgo berniat mengemudi Elang, mobil sedan warna hitam mengkilat punya Mama yang nekat ia bawa ke sekolah. Habis dari pada menganggur di rumah?

Tapi setelah Virgo menghabiskan beberapa waktu untuk berpikir, membawa Elang membutuhkan tenaga yang banyak. Belum lagi ketika memarkirkan mobil tersebut ke pekarangan Warung Masodi. Rasanya malas bolak-balik menengok kaca spion mobil.

Berbeda saat melihat kaca spion
motor. Dari lirikan mata saja sudah bisa melihat spion. Atau mungkin memang pada dasarnya Virgo anak motor? Ia selalu merasa mengendarai motor lebih mudah dan santai. Jadi pada akhirnya ia yang enggan repot, alhasil ia meminjam motor Qolbi.

Virgo benci sesuatu yang membuatnya harus berpikir keras, karena pada dasarnya ia adalah tipikal orang praktis. Kenapa harus mengeluarkan tenaga banyak untuk berpikir, kalau langsung bisa bertindak? Oke, mungkin manusia selalu mengalami proses berpikir. Seperti Virgo saat ini. Jadi lupakan saja, itu bukan sesuatu yang penting sampai ia berusaha keras untuk berpikir kritis.

Hal yang seharusnya membuat Virgo berpikir keras, yaitu bagaimana cara lepas dari seorang siswi berkacamata dengan senyum riang yang terkesan sok sabar, persis dihadapannya saat ini. Kenapa perempuan itu selalu muncul di detik-detik tubuhnya seakan ingin remuk, karena habis membuang banyak tenaga?

"Haloo Kak Virgo! Aku mau ke toilet, kebetulan liat Kak Virgo disini."

"Gak nanya," balas Virgo acuh sambil melewati gadis itu.

Tapi apa yang lebih menyebalkan? Perempuan itu memang berbeda. Maksudnya, berbeda yang keterlaluan. Bukannya kena mental, Leyha kembali menghalangi langkahnya.

Laki-laki itu paham betul, tidak ada siswi yang enggan menaruh rasa kagum terhadap dirinya. Terlihat jelas dari cara mereka berteriak histeris. Namun tidak ada satupun siswi yang berani mendekati ia semenjak insiden lalu. Saat dimana ia memperlihatkan sifat buruknya di hadapan orang-orang, khususnya salah satu adik kelas yang cintanya ia tolak. Adik kelas itu tak pernah absen mendekatinya, membelikan beberapa coklat. Usahanya nihil. Tidak seperti adegan film kebanyakan, Virgo justru risih berkepanjangan. Alhasil ia sampai menyakiti hati pengagumnya, dengan membuat hadiah pernyataan cinta tersebut terjun bebas ke tempat sampah dihadapan semua orang. Pada saat itu mereka yang melihat ternganga, begitupun siswi pengagum beratnya. Ternyata dibalik pendiam Virgo, ia punya dinding berjeruji yang susah ditembus. Dari situ mereka paham, Virgo bukan laki-laki tsundere yang sering mereka bayangkan.

Jadi setelah itu mereka belajar, Virgo lebih baik dikagumi saja. Mereka tak lagi menunjukkan rasa suka yang berlebihan. Atau mungkin sudah tidak ada perasaan lagi. Virgo pun tidak masalah. Hilang satu sampai dua pengagum bukan berarti masa remajanya suram.

Permasalahannya.. Leyha, siswi baru yang digadang-gadang punya kepintaran di atas rata-rata ini selalu membuatnya risih. Berbeda dengan siswi lain, Leyha tidak segan mendekatinya secara terang-terangan- bagaimana jika orang-orang salah paham? Ogah Virgo disandingkan dengan murid culun berkacamata yang katanya maniak belajar. Leyha juga tidak pantang menyerah setelah ia memasang ekspresi jutek.

Tunggu, apa sebenarnya Leyha menyukai Virgo?

Virgo mengeluarkan jari telunjuknya. Matanya menatap nyalang Leyha. Tidak peduli Leyha itu perempuan berprestasi atau super hero wanita, yang jelas Leyha seperti Leo,

Virgo'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang