Tidak terasa, satu bulan pun telah berlalu. Zack yang tengah disibukkan oleh bisnis konstruksi milik orang tuanya mulai merasakan adanya tekanan yang lebih besar. Selisih pendapat yang belakangan ini sering terjadi antara ayah dan ibunya kerap menimbulkan perdebatan yang tidak jarang dibawa ke dalam urusan rumah tangga. Hal ini menyebabkan suasana rumah menjadi dingin dan dipenuhi oleh kecanggungan. Untuk menghilangkan rasa stress dan jenuhnya itu, ia pun semakin sering menghabiskan waktu dengan teman-teman sosialitanya.
Hari itu ia berencana untuk menghadiri pesta yang akan diselenggarakan di atas yacht milik Jay Larsson, seorang rapper yang tengah naik daun. Zack yang kaya dan populer seringkali menghabiskan waktu untuk menghadiri banyak undangan pesta yang diadakan oleh teman-temannya baik dari kalangan jetset maupun selebriti. Di sanalah ia bertemu dengan banyak wanita cantik yang bersedia untuk menghabiskan momen intim dengannya. Dan semua akan berakhir begitu saja keesokan harinya, seolah tidak pernah terjadi apapun diantara mereka.
Zack yang sangat memperhatikan penampilan sedang sibuk berkaca karena ingin memastikan bahwa ia telah benar-benar tampil berkelas dan menawan, mengingat nanti pasti akan ada banyak wanita cantik baik dari kalangan selebriti maupun kalangan lain yang juga akan hadir di acara tersebut.
Ia mengoleskan gel rambut di kedua telapak tangannya, kemudian menyisir rambutnya ke belakang dengan berhati-hati menggunakan jari-jemarinya tersebut. Gaya rambutnya itu semakin memperkuat aura maskulin di wajahnya. Tidak hanya itu, Zack yang mengenakan sebuah kaos hitam polos berlengan pendek melengkapi penampilannya dengan mengenakan sebuah jas berbahan bludru berwarna merah marun dengan kombinasi kain hitam bermotif abstrak di sisi dalamnya. Ia kemudian memadupadankannya dengan jeans, sabuk, dan sepatu hitam. Dan semua barang yang melekat di tubuhnya sudah pasti karya milik para desainer terkenal.
"Exquisite!" gumamnya pelan seraya mengagumi dirinya sendiri di depan kaca. Wajah tampan dan maskulin ala Allesandro Dellisola serta tubuh tinggi nan atletis Zack sudah berulang kali menjadi incaran agensi model profesional di New York, namun Zack menolaknya mentah-mentah karena meski suka bergaul dan bersosialisasi namun ia tidak suka kehidupan pribadinya terekspos untuk umum.
Zack sedang asyik berkaca sambil menyemprotkan parfum di sekujur tubuhnya ketika Hillary, sang ibu, masuk ke dalam kamarnya.
"Pergi lagi?" tanya Hillary kemudian duduk di salah satu sisi kasur Zack.
"Begitulah," jawab Zack singkat.
Hillary memandangi punggung Zack. Ia tidak menyangka bahwa waktu telah berlalu begitu cepat hingga putra tunggalnya itu kini telah dewasa. "Kau tidak lupa dengan janji makan malam kita, bukan?"
"Makan malam?" ulang Zack tidak yakin.
Hillary menghela nafas panjang seolah sudah menduga hal ini akan terjadi. "Makan malam dengan keluarga Simon Wells untuk menyambut putrinya yang baru kembali dari Paris."
"Ah, tentu saja. Besok malam, bukan?" Zack merapikan rambutnya sambil sesekali melirik ibunya dari kaca. "Tapi kenapa aku harus ikut menyambut putrinya yang bahkan tidak kukenal? Apa kalian sedang berusaha untuk menjodohkanku dengannya?"
"Seperti yang kau ketahui, Simon Wells bukan hanya sekedar sahabat Ayahmu melainkan juga salah satu rekan bisnis terbesar perusahaan kita selama ini," sahut Hillary tanpa ekspresi. "Jadi kurasa ini bukan ide yang buruk, kan?"
Zack menoleh pada ibunya, "Apa kau bahagia dengan hidupmu, Bu?"
Rahang Hillary mengeras seketika. "Yah, kurasa begitu. Setidaknya hidupmu terjamin dan berkecukupan selama ini. Jadi kurasa tidak ada alasan untuk merasa tidak bahagia."
![](https://img.wattpad.com/cover/325694363-288-k288467.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game of Love
RomanceApa jadinya jika seorang playboy slengean keturunan Greyson yang populer dan kaya harus mengalami perubahan hidup yang drastis hingga hampir kehilangan segalanya dalam sekejap? Dan satu-satunya orang yang bisa menolong Zack Greyson hanyalah Luna Al...