Seorang gadis sedang berjalan di koridor rumah sakit. Dia Bintang, Bintang akan melakukan cuci darah hari ini, karna penyakit gagal ginjal kronisnya yang sudah ia idap selama empat bulan ini.
Bintang mulai memasuki ruang HD, terlihat orang-orang yang sedang berbaring di ranjang melakukan cuci darah, tapi ada satu orang yang menarik perhatiannya. Laki-laki yang sepertinya seumurannya, Bintang baru pertama kali melihat laki-laki itu.
Bintang berbaring di ranjang yang tepat berada disamping laki-laki itu, tubuhnya mulai dipasangi alat-alat cuci darah.
"Nama lo siapa?" Tanya Bintang untuk laki-laki itu sembari menunggu cuci darahnya.
Laki-laki yang sedang menangis itu pun menoleh "Alqiel, panggil Qiel."
Bintang tersenyum melihat Qiel, dia sama sepertinya dulu. Menangis saat tau dia mengidap penyakit yang katanya tidak bisa disembuhkan ini, dia juga menangis saat pertama kali melakukan cuci darah, rasanya memang sangat sakit, tapi sekarang dia sudah terbiasa.
"Nama lo bagus, tapi susah nyebutnya" ucap Bintang.
"Gue panggil Kiki aja ya," lanjutnya.
"Kaya nama cewe," kata Kiki.
"Tapi gue suka, btw kenalin nama gue Bintang Ostara," ucap Bintang.
"Yaudah gue panggil lo Rara ya."
"Terserah."
"Lo lagi pertama kali cuci darah ya," tanya Bintang.
"Udah berkali-kali," jawab Qiel.
"Masih nangis aja lo," kekeh Bintang.
"Sakit."
"Emang lo udah berapa lama sakitnya?" Tanya Bintang
"Lima bulanan mungkin," ucap Qiel, Bintang pun hanya ber-oh sebagai jawaban.
Mereka pun lanjut mengobrol banyak hal hingga cuci darah selesai.
***
Setelah melakukan cuci darah Bintang dan Qiel pun lanjut mengobrol di roofftop yang berada di rumah sakit.
Bintang hanya diam sambil melihat Qiel yang kembali menangis
"Ra, katanya penyakit kita gak bisa disembuhin ya?" Tanya Qiel
"Enggak bisa Ki," jawab Bintang.
"Terus gunanya kita cuci darah selama ini buat apa?"
"Ngundur kematian."
"Buat apa Ra, kalo emang gitu mending gue langsung aja lompat dari gedung ini," kata Qiel.
"Jangan dulu Ki, emangnya lo udah wujudin impian lo, emangnya lo udah lakuin hal-hal seru sebelum mati?"
"Ayo kita bikin permintaan terkahir sebelum kita mati Ki," ajak Bintang.
"Maksudnya?" Tanya Qiel masih bingung.
Belum menjawab pertanyaan Kiki, mata Bintang melotot ketika melihat jam sudah pukul 5 sore.
"E-eh aku pulang dulu ya Ki, semoga kita besok masih bisa ketemu lagi," ucap Bintang dan langsung berjalan meninggalkan roofftop.
***
"Assalamualaikum," salam Bintang. Dia mulai memasuki rumahnya yang sunyi, masih pukul 6, Kakaknya pasti belum pulang.
Bintang memasuki kamarnya yang tidak terlalu besar, hanya kamar sederhana. Bintang merebahkan tubuhnya di kasur nya sambil memeluk boneka pisangnya, Bintang sangat menyukai buah pisang, tapi sekarang dia tidak dapat lagi memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish
Teen FictionBintang dan Alqiel, dua orang pejuang gagal ginjal kronis yang sudah yakin akan berakhir mati. "Ra, pokoknya kita nanti mati nya barengan ya." Aneh memang, disaat pasangan lainnya ingin hidup bersama sampai menua, mereka malah memiliki impian mati b...