Jantung Aron berdegup kencang saat mendengar kabar dari pihak rumah sakit. Aron langsung menuju rumah sakit dimana Bintang dirawat. Aron melajukan motornya seperti orang kesetanan.Sesampainya di rumah sakit Aron segera mencari ruangan adiknya.
Aron membuka pintu, dia melihat Bintang yang terbaring tak berdaya di atas ranjang. Rasa sesak langsung menyeruak dadanya.
Setetes air mata langsung keluar dari mata Aron, "dasar kakak nggak becus," batin Aron.
Aron mengusap lembut kepala Bintang lalu mencium kening Bintang. "Maafin kakak ya Dek, kakak emang nggak guna."
Aron berharap sakit Bintang bisa ditukar untuknya, Aron akan lakukan saat itu juga.
Aron sudah berjanji kepada orangtuanya untuk selalu menjaga Bintang. Tapi Aron gagal, dia memang kakak yang tidak berguna.
Bintang membuka matanya, saat itu juga dia melihat Aron yang sedang menangis disampingnya.
Tangan Bintang terangkat untuk mengusap air mata Aron, "jangan nangis Kak, Bintang nggak kenapa-kenapa."
"Bintang? Maafin kakak ya?" Ujar Aron sambil menggenggam lembut tangan Bintang.
"Bukan salah Kakak, justru Bintang yang minta maaf karna jadi beban buat kakak."
Aron menggeleng dengan air mata yang terus keluar.
"Kak Aron? Kita berhenti aja ya, Bintang capek," ujar Bintang yang ikut menangis. Badannya sudah sangat lelah ditancapi jarum setiap harinya.
"Enggak, Adek kakak kuat. Sebentar lagi Bintang pasti sembuh, Bintang sabar ya."
"Bintang harus kuat, demi kakak," lanjut Aron.
"Qiel dimana kak?" Tanya Alla.
"Dia di ruangan sebelah, kondisinya juga drop," jawab Aron.
"Bintang mau ketemu Qiel."
"Besok aja ya? Bintang sekarang istirahat dulu."
"Kak Aron sini, Bintang mau dipeluk kakak." Bintang menggeser tubuhnya untuk memberi tempat pada kakaknya.
Aron naik keatas ranjang lalu membaringkan tubuhnya disamping Bintang. "Bintang janji ya, Bintang nggak akan ninggalin kakak," ujar Aron sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
Bintang mengangguk sambil menautkan jari kelingkingnya, "janji."
Aron memeluk Bintang dengan erat, dia tidak mau kehilangan harta satu-satunya. Bahkan jika dia bisa menyembuhkan Bintang dengan nyawanya pasti dia lakukan saat itu juga.
Bintang membalas pelukan Aron tak kalah erat. Bintang selalu bergantung pada kakaknya. Jika kakaknya tidak ada, apakah Bintang bisa?
"Tidur lagi ya dek," ujar Aron lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish
Teen FictionBintang dan Alqiel, dua orang pejuang gagal ginjal kronis yang sudah yakin akan berakhir mati. "Ra, pokoknya kita nanti mati nya barengan ya." Aneh memang, disaat pasangan lainnya ingin hidup bersama sampai menua, mereka malah memiliki impian mati b...