Lagi-lagi Bintang harus ketempat ini, sebenarnya dia sudah sangat muak untuk kesini, tapi mau bagaimana lagi. Hari ini jadwalnya untuk cuci darah, seperti biasa Bintang selalu sendiri karena kakaknya harus bekerja untuk membiayai pengobatannya.
Bintang sudah berada di depan ruang HD, disana terlihat Qiel yang berada di depan pintu.
"Ki, ngapain lo disini," tanya Bintang yang melihat Qiel hanya berdiri di depan pintu.
"Gue ada jadwal cuci darah hari ini," jawab Qiel.
"Terus kenapa masih disini."
"G-gue takut," ucap Qiel.
Bintang pun hanya tersenyum sambil menggandeng tangan Qiel.
"Gapapa Ki, sama gue yuk."
Qiel mengangguk lalu mereka berdua masuk kedalam.
***
Selama melakukan cuci darah Qiel kembali menangis.
"Ki, lo nangis lagi?" Tanya Bintang.
"Sakit Ra," jawab Qiel
"Sabar Ki."
"Kenapa tuhan jahat banget Ra, gue udah cukup menderita tanpa penyakit ini, tapi sekarang tuhan kasih penyakit sialan," ucap Qiel.
Bintang hanya diam tak berani menjawab, ya dunia memang tak pernah adil.
***
Seperti kemarin setelah menyelesaikan cuci darah Bintang dan Qiel kembali berdiri di roofftop rumah sakit menikmati angin sore yang sangat sejuk.
Bintang mengeluarkan sebuah buku dan bolpoin dari tas nya.
"Nih Ki," Bintang menyerahkan buku itu kepada Kiki.
"Buat apa?" Tanya Kiki.
"Tulis keinginan-keinginan lo disitu, seenggaknya kita udah lakuin hal-hal seru sebelum mati, kita harus bahagia sebelum mati," ucap Bintang.
"Eh gue duluan ya ki," ucap Bintang yang mulai menuliskan sesuatu di kertas itu.
• Jadi Guru
• naik pesawat
• bagiin makanan buat anak jalanan
• hujan-hujanan
• main ke pantai sambil liat sunset" Nih ki, lo lanjutin," ucap Bintang.
Kiki-pun juga mulai menuliskan keinginan-keinginannya.
• punya pacar
• punya banyak temen
• liburan bareng
• Camping"Siipp ki, ayo kita lakuin hal paling mudah dulu," ucap Bintang.
"Pacar, gue pengen punya pacar," ucap Qiel.
"Ayo, siapa yang mau lo jadiin pacar."
"Lo."
"H-hah, k-kenapa gue?" Tanya Bintang gugup.
"Gue pengen kaya remaja pada umumnya yang pada punya pacar, tapi bentar lagi gue mati, gue gamau nyakitin hati cewek dengan ninggalin mereka. Kalo sama lo, paling lo juga bentar lagi mati, jadi gue gak bakal kehilangan lo, lo juga gak bakal kehilangan gue."
"Karna kita sama-sama bakal mati sebentar lagi," lanjut Qiel.
"Harus banget gue ya?" Tanya Bintang lagi.
"Katanya bakal lakuin list ini bareng-bareng, ya harus sama lo lah," jawab Kiki.
Bintang berdehem sebentar lalu menyodorkan jari kelingkingnya ke Qiel, "jadi sekarang kita pacaran nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish
Teen FictionBintang dan Alqiel, dua orang pejuang gagal ginjal kronis yang sudah yakin akan berakhir mati. "Ra, pokoknya kita nanti mati nya barengan ya." Aneh memang, disaat pasangan lainnya ingin hidup bersama sampai menua, mereka malah memiliki impian mati b...