Bintang sudah rapi dengan dengan menggunakan dress berwarna pink, dia tampak sangat cantik hari ini. Qiel mengajak Bintang untuk menonton bioskop, sebenarnya Bintang tidak mau tapi Qiel sangat berisik merengek mengajaknya. Bayangkan saja Qiel mengajaknya menonton sebuah film roman dengan kisah yang sangat klise, sedangkan dia hanya suka melihat film horror saja.
"Gak usah cemberut gitu Ra, aku pengen banget liat film ini. Udah dari lama, tapi gak ada temen nonton," ujar Qiel yang sedang fokus menyetir mobilnya.
"Ki!! Tapi ini film apaan anjir. Mending nonton film horror aja deh," kesal Bintang.
"Gak mau Ra, film horror serem aku takut."
"Lo perasaan takut mulu Ki."
"Iya Ra, apalagi liat muka galak kamu sekarang," seloroh Qiel sambil menyengir.
Bintang membelalak mendengarnya, langsung saja tangan lentiknya menjewer telinga Qiel.
"Sshh-aww sakit Ra, udah Ra ampun," ringis Qiel. Jeweran Bintang tidak main-main.
Tidak mengindahkan permohonan Qiel, Bintang masih terus menjewer telinga Qiel sampai merah. "Ra sakit, udah Ra nanti kalo nabrak gimana."
"Bodoamat, kan bentar lagi kita juga mati," Bintang sudah menjauhkan tangannya dari telinga Qiel, rasa kesal masih menyelimutinya.
Tiba-tiba saja raut wajah Qiel menyendu, "Yah Ra, jadi keinget lagi. Iya-iya gue penyakitan bentar lagi mati."
"Terserah lo ki, mati sekarang gue juga gakpapa," Bintang memutar bola matanya malas. Dia sebal saat Qiel menjadi sok sad seperti ini, memangnya dia saja yang bernasib seperti itu?
"Lo jangan ngomong gitu Ki, lo masih ada kesempatan buat sembuh, lah gue. Lo anak orang kaya." Ujar Bintang.
"Emang kenapa kalo aku anak orang kaya? Penyakitnya kan gak mandang kasta," jawab Qiel.
"Ya pastinya kan ortu lo kaya. Lo bisa di bawa berobat keluar negri, atau malah mereka beli ginjal kaya yang di novelnya Nana, bunuh orang ambil ginjalnya. Apa ya namanya itu, mafia kalo gak salah."
"Ortu aku tu mau aku jungkir balik mati masuk neraka juga gak bakal peduli."
"Jadi orang kaya enak gak Ki? Pasti enak kan," Tanya Bintang. Menurutnya jadi orang kaya sangat lah menyenangkan, uang dimana-mana tidak harus memikirkan besok makan apa saat uang tinggal sepuluh ribu.
"Sama sekali gak enak Ra. Mereka cuma kerja terus, gak pernah peduli sama aku, mereka sibuk kerja terus selingkuh." Bantah Qiel.
"Tapi lo gak harus pusing cari utangan buat biaya berobat kaya gini."
"Ya gue gak harus mikir biaya berobat, gak perlu. Lagian buat apa gue berobat kesana-kesini? Gak ada yang ngarepin gue hidup."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish
Teen FictionBintang dan Alqiel, dua orang pejuang gagal ginjal kronis yang sudah yakin akan berakhir mati. "Ra, pokoknya kita nanti mati nya barengan ya." Aneh memang, disaat pasangan lainnya ingin hidup bersama sampai menua, mereka malah memiliki impian mati b...