"Eung~~~" Jaemin menggeliat, dengan netra yang perlahan terbuka, begitu sinar matahari menganggu tidurnya.
Netranya langsung menatap sekitar, begitu dia membuka netranya secara terbuka. Alisnya langsung bertaut satu sama lain, ketika dirinya tidak menemukan seseorang yang kini sudah berganti status menjadi suaminya.
"Apa iya dia udah berangkat kerja, setelah sehari pernikahannya? Setelah melakukan hal itu bersama-ku?" Gumam Jaemin, memikirkan dimana keberadaan suaminya saat ini.
Setelah berdiam diri selama kurang lebih 10 menit di atas ranjangnya, Jaemin memutuskan untuk beranjak. Merapikan ranjangnya yang sangat berantakkan akibat kegiatan yang telah mereka lakukan sepanjang malam.
Namun baru saja ia berdiri, sakit serta perih dan nyeri langsung ia rasakan di bagian bawahnya. Ringisan pun keluar dari mulutnya, begitu dia memaksakan diri untuk tetap berjalan, dengan tangan yang sibuk merapihkan kekacauan yang telah mereka buat tadi malam.
Ia langsung mengambil kimono yang ada di dalam wadrobenya. Setelahnya ia langsung keluar, dan langsung memunguti pakaian yang berserakan di atas lantai. Menaruh pakaian itu ke dalam keranjang pakaian kotor. Ia juga mengambil sprai yang ada di atas ranjang, yang sudah terkontaminasi dengan banyaknya cairan dan juga bercak darah. Mengganti sprai itu dengan sprai baru yang ada di lemari khusus untuk sprai, sarung bantal, sarung guling, dan juga selimut.
Setelahnya semuanya rapih dan enak di pandang, barulah ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Begitu selesai, lapar langsung menghantui perutnya. Maka dari itu ia langsung memilih keluar, setelah selesai melakukan pekerjaannya.
"Loh, Mark?" Ujar Jaemin, begitu tiba di dapur, dirinya melihat suaminya yang sedang telaten memasak sesuatu di sana.
Mendengar suara sang istri, membuat kegiatan Mark berhenti sejenak. Ia langsung mengalihkan pandangannya, dan tatapannya bertemu dengan manik mata sang istri, yang saat ini juga menatapnya.
Tanpa tunggu lama, ia langsung menghampiri istrinya. Menggendong istrinya ala bridal style, lalu menaruh istrinya di atas kursi pantry.
Jaemin terkejut. Dia hampir memekik karena ulah suaminya saat ini, yang tiba-tiba menggendongnya. "All of sudden?" Tanya Jaemin, yang sudah tidak bisa menahan rasa bingungnya.
"Aku tau bagian bawah-mu masih sakit karena ulahku tadi malam." Jelas Mark, yang sukses membuat wajah istrinya merah padam.
Jaemin menyesal meminta penjelasan sang suami. Tau gitu lebih baik dia diam saja. "Lagi masak apa, Mark?" Tanya Renjun, mengalihkan pembicaraan mereka. Ia terlalu malu untuk membicarakan hal tadi.
"Tidak susah. Hanya nasi goreng untuk sarapan kita berdua." Jawab Mark, yang saat ini sedang telaten menggerakan sodetnya.
"Nasi goreng tuh susah, Mark. Terakhir kali aku masak, minyaknya malah kebanyakkan." Jelas Jaemin, yang mengingat akan dirinya yang kala itu memasak nasi goreng, tapi malah minyaknya kebanyakan.
"Awalnya juga aku kayak gitu. Gabisa masak apa-apa. Kamu gak usah khawatir, atau bahkan merasa minder karena gak bisa masak. Masak itu basic skill yang bisa di lakukan oleh wanita dan pria. Jadi gak mengharuskan wanita harus bisa masak. Toh aku juga jarang masak, dan yang aku bisa tidak banyak." Jelas Mark, supaya istrinya ini tidak minder dan berkecil hati.
Dan ya, Jaemin sangat beruntung memiliki suami yang seperti Mark Lee, dengan pikiran yang sangat terbuka dan tidak kolot, serta tidak menganut sistem patriaki.
"Oh iya, Mark. Kemarin mantan kamu dateng?" Tanya Jaemin, yang teringat kalau Mark ini mempunya kekasih, yang sudah berganti status menjadi mantan.
"Kayaknya sih enggak deh. Kemarin aku gak melihatnya pas salaman." Jawab Mark, dengan tangan yang sedang telaten mengiri Timun serta tomat ke atas dua piring yang sudah terisi nasi goreng.
Terdengar helaan nafas kecewa, begitu mendengar jawaban Jaemin. "Yah... padahal aku ingin melihat wajah kekasih-mu. Pasti cantik ya?" Tanya Jaemin penasaran.
"Semua wanita itu cantik, Na. Tapi buat apa cantik, kalau aku-nya berlabuh kepada kamu. Secantik-cantiknya wanita cantik di luar sana? Tetaplah yang paling cantik istriku saat ini." Ujar Mark, yang langsung membawa kedua piring yang telah selesai ia platting, untuk di taruh ke atas meja makan.
Sebenarnya Jaemin itu tipikal eanita yang anti romantis. Tapi entah kenapa perkataan suaminya sukses membuat wajahnya tambah merah.
Melihat suaminya yang sedang membawa piring berisi nasi goreng. Ia langsung beranjak mengambil saos, air minum, dan 2 gelas untuk dirinya dan juga suaminya.
"Wuahhh pasti enak nih." Seru Jaemin, begitu mencium aroma yang menyeruak keluar dari nsdi goreng buatan sang suami, dengan tangan yang langsung menaruh bawaannya ke atas meja, lalu duduk di hadapan suaminya.
"Ish! Kau tidak usah repot-repot bawa ini. Kau cukup duduk diam di pantry, biar aku yang menggendong dirimu kembali!" Ocehan yang keluar dari mulut Mark, begitu melihat istrinya yang memaksa untuk berjalan.
"Gapapa. Lagipula aku udah baik-baik aja kok." Jelas Jaemin, dengan memerkan senyumannya.
Sebelum suaminya protes lagi, ia langsung bertanya kepada suaminya. "Apakah aku boleh memakannya sekarang?" Tanya Jaemin, yang sudah tidak bisa menahan rasa laparnya.
"Tentu saja." Balas Mark.
"Kamu makan terlebih dahulu. Kamu kan yang sudah membuat ini, dan juga kamu suaminya." Pinta Jaemin, dan suaminya pun mulai memakan masakannya sendiri, di ikut dirinya setelahnya.
"Enak!" Seruan yang keluar dari mulut Jaemin, di sertai binar mata takjub, begitu menyelesaikan satu suapannya.
Mark terkekeh melihat tatapan polos yang sedang istrinya keluarkan saat ini. "Kalau begitu habiskan. Jangan sampai ada sisa." Ujar Mark, yang langsung di balas oleh sang istri.
"Ay ay captain!" Seru Jaemin, dengan tangan yang berpose hormat, lalu melanjutkan acara makannya lagi.
"Libur kerja sampai kapan?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Mark, mengusir keheningan yang terjadi di antara mereka.
"2 minggu. Kalau kamu?" Tanya Jaemin.
"1 minggu." Jawab Mark.
"Gak cape emangnya?" Tanya Jaemin kembali. Ia memang sengaja mengambil libur 2 minggu, untuk membalas rasa lelahnya selama beberapa minggu belakangan ini, guna mempersiapkan pernikahan impiannya.
"Tidak. Lagipula masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." Ujar Mark, dan hanya di balas anggukkan kepala oleh sang istri. Setelahnya, terjadilah keheningan di antara mereka lagi.
"Habis ini mau pergi ke mana?" Tanya Mark, siapa tau istrinya mempunyai destinasi yang ingin ia kunjungi.
Jaemin berfikir sejenak, sebelum akhirnya menjawab. "Aku juga tidak tau." Jawab Jaemin, karena tidak tau akan tempat-tempat pergi atau tempat wisata yang ada di Indonesia, yang belum ia kunjungi.
"Bagian bawah kamu benar-benar sudah baikkan?" Tanya Mark, memastikan bahwa istrinya ini baik-baik saja, sebelum dirinya mengajak sang istri keluar.
"Beneran, Mark Lee.... apakah aku harus membukanya di hadapan dirimu?!" Tantang Jaemin, yang sudah sangat lelah menjawab pertanyaan ini berulang kali.
"Cobalah." Tantang balik Mark, yang langsung di balas decakkan kasar oleh sang istri, dan juga dia yang terkekeh karena melihat wajah kesal istrinya.
"Setelah ini kita akan pergi ke suatu tempat." Ujar Mark, mengalihkan obrolan mereka.
"Kemana?" Tanya Jaemin penasaran.
"Ada deh. Tapi aku yakin kau akan menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
TREAT YOU LIKE QUEEN - MARKMIN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKMIN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...