10. Long Time No See

403 9 0
                                    

Sudah beberapa minggu Jaemin bekerja, setelah menghabiskan waktu liburnya pasca menikah.

Hubungan dia sama suaminya berjalan dengan baik, layaknya pasangan suami-istri. Mungkin karena umur pernikahan mereka yang masih muda. Jadinya tidak ada konflik yang terlalu berat, yang menimpa keluarganya.

Dan juga, karena pernikahan mereka di landasi karena perjodohan. Jadinya mereka masih dalam tahap pengenalan diri satu sama lain. Ya walaupun sebenarnya hubungan mereka sudah berjalan cukup lama.

Bagaimana masalah Yeri, mantan kekasih suaminya? Ntah-lah. Ia tidak tau mengenai mantan suaminya itu, semenjak terakhir mereka bertemu. Mungkin perempuan itu sudah tersadar kalau apa yang dia lakuin itu gak baik.

Tapi gatau juga ya. Soalnya kan ia gak kenal wanita itu. Jadi dia gak tau seberapa ambisiusnya wanita itu, dalam mendapatkan apa yang dia inginkan.

Ia hanya bisa berdoa saja. Supaya konflik yang menimpa keluarganya nanti, tidak seberat apa yang ia alami dulu bersama dengan keluarganya.

Ia sudah cukup trauma dengan yang namanya pernikahan. Jadi, ia hanya bisa meminta kepada Tuhan. Supaya Tuhan tidak menambah rasa traumanya lagi.

*drt drt* suara deringan ponsel, sukses membuat lamunan Jaemin buyar. Ia langsung mengambil ponsel yang ada di atas mejanya. Terlihat nama suaminya terpampang jelas di layar ponselnya. Tanpa tunggu lama, ia langsung mengangkat panggilan dari sang suami.

"Hallo, Mark. Ada apa?" Tanya Jaemin to the point.

"Kamu mau aku jemput, atau ketemuan aja di sana?" Tanya Mark, yang tau kalau saat ini ia sedang membawa mobilnya sendiri ke kantor.

Pasalnya, tadi pagi suaminya ada meeting mendadak. Jadi waktunya tidak akan sempat, kalau harus mengantar dirinya terlebih dahulu. Ah, sebenarnya awalnya suaminya maksa untuk mengantar dirinya terlebih dahulu. Tapi ia menolaknya, karena tidak ingin merepotkan suaminya, dan tidak ingin membuat suaminya telat dalam menghadiri rapat pentingnya.

Jaemin itu tipikal manusia yang profesional, perfeksionis, dan selalu mementingkan pekerjaan di atas segalanya. Jadi, dia tidak mau suaminya mengesampingkan kerjaannya hanya untuk dirinya.

"Ketemuan aja di sana langsung, Mark. Kalau aku duluan yang sampai, aku akan langsung memesankan makanan. Jadi aku minta tolong, kamu kayak gitu juga ya, Mark? Aku udah lapar soalnya hehehe." Ujar Jaemin.

"Ay ay captain! Tapi kamu beneran gak mau di jemput?" Tanya Mark sekali lagi.

"Beneran, sayang.... Yaudah aku otw sekarang ya, Mark." Ujar Jaemin.

"Iya, sayang... hati-hati ya!" Balas Mark.

"Heum... kamu juga hati-hati." Balas Jaemin, yang langsung menutup teleponnya secara sepihak.

Setelah menutup sambunga  teleponnya, Jaemin langsung bersiap. Mengambil jas khusus wanita miliknya, ponsel, dan kunci mobil kesayangannya.

Niatnya ingin jalan keluar, terhenti sejenak karena adanya ketuka pintu dari luar. Membuat dirinya memberhentikan jalannya. "Masuk." Titahnya yang langsung merapihkan pakaiannya saat ini.

"Kenapa, Chan?" Tanya Jaemin, selaku sahabat sekaligus sekertaris Jaemin.

"Nanti siang ada pertemuan sama kepala perusahaan Kj." Jawab Haechan.

"Loh, mendadak banget?" Tanya Jaemin, yang sukses membuat sahabatnya mengeluarkan segala protes serta ocehannya yang sedari tadi ia tahan.

"Lah itu dia, anjing! Gue udah bilang kalau pertemuan gak bisa mendadak kayak gini. Tapi dari pihak sananya kekeh buat ketemu. Katanya mau bahas soal kerja sama kita. Katanya sih ada sedikit masalah. Tapi gue udah cross chek gak ada masalah sama sekali. Gak jelas emang, tot! Memperlambat waktu pulang gue aja." Ujar Haechan, yang mengeluarkan segala keluh kesahnya tanpa jeda.

Jaemin yang melihat itu meringis. Ia langsung menyuruh sahabatnya untuk tenang, dan mengontrol pernafasannya. "Udah lebih baik?" Tanya Jaemin, yang langsung di balas anggukkan kepalanya oleh sahabatnya.

"Nanti biar gue aja yang temuin mereka. Lo pulang aja, gapapa." Ujar Jaemin.

"Tapi, Na...."

"Lo mau fitting baju nikahan ya, anjing! Gausah pake tapi-tapian!" Jelas Jaemin, yang memotong ocehan sahabatbya.

Senyum di wajah Haechan terpantri. Dia langsung memeluk sahabatnya. "Makasih ceunah." Ujar Haechan.

"Hemm. Kalo gitu gue cabut duluan ya. Habis makan siang, gue langsung ke sana." Jelas Jaemin.

"Sama laki lo?" Tanya Haechan.

"Iya lah! Lo kira sama siapa, anjing!" Balas Jaemin yang langsung pergi dari ruangannya.

***

Seperti yang telah di katakan Jaemin tadi. Bahwa dia akan pergi ke perusahaan Kj, setelah dia makan siang bersama dengan suaminya.

Ia harap kalau hari ini rapatnya tidak berlangsung lama. Karena apa? Karena malam ini dia mau makan bareng keluarga besar. Di mana keluarganya dan keluarga suaminya datang untuk makan bersama.

Dan saat ini dia tengah menunggu di ruang rapat perusahaan Kj. menunggu kedatangan presiden direktur perusahaan Kj.

"Ekhem." Dehaman seseorang yang baru saja tiba di dalam ruang rapat, sukses membuat fokus Jaemin buyar.

Fokus awalnya menatap dan memainkan ponselnya pun teralihkan, begitu mendengar suara dehaman seorang wanita. Ia langsung memasukkan.ponselnya ke dalam saku blezermya. Dan langsung mengalihkan tatapannya, menjadi menatap wanita yang ada di hadapannya.

"Selamat siang, Na Jaemin. Long time no see." Ujar seorang wanita dengan senyumannya, yang sukses membuat Jaemin mematung sejenak.

Setelah sadar dari keterkejutannya, Jaemin langsung membalas senyuman dan sapaan wanita yang ada di hadapannya. "Long time no see juga, Kim Yerim." Balas Jaemin.

Yup, wanita yang ada di hadapan Jaemin saat ini adalah Kim Yerim. Iya! Kim Yerim mantannya kekasih suaminya, Mark Lee!

Jaemin benar benar terkejut dan speechless. Dia gak nyangka kalau presiden direktur yang selama ini ia tidak pernah bertemu, karena alasan tengah mengurus perusahaannya di luar negeri, ternyata Kim Yerim.

"Jadi, apa permasalahannya, Nona Kim?" Tanya Jaemin, yang to the point. Membuka acara meeting kali ini, dengan membahas inti dari pertemuan ini.

"Kau tau bahwa perusahaan kita sudah menjalin kerjasama yang cukup lama bukan?" Tanya Yeri, yang langsung di balas anggukkan kepala oleh perempuan yang ada di hadapannya.

Jaemin memang sengaja membalasnya dengan anggukan kepala. Karena apa? Karena dia ingin mendengar semua ucapan yang kekuar dari mulut wanita ini terlebih dahulu. Ia ingin tau maksud dari ini semua.

Jaemin ini tipikal yang on point. Tapi lawan bicaranya saat ini, sangat suka berbasa-basi. Jadi yang saat ini ia lakukan adalah bersabar. Ia harus sabar demi keprofesionalannya dalam bekerja.

"Kerjasama yang kita jalin selama ini berjalan dengan baik tanpa adanya permasalahan apapun bukan? Baik dari pihak-ku maupun pihak-mu." Sambung Yeri.

"Dan pastinya kita berdua sangat puas akan hasil kerjasama yang kita jalin selama ini." Tambah Yeri.

Kesabaran Jaemin sudah habis! Jadi, mau tidak mau dia membuka suaranya. "Maafkan saya kalau menyelak ucapan anda, Nona Kim . Tapi, apakah anda bisa langsung ke intinya saja?" Pinta Jaemin, yang berusaha bersikap profesional.

Yeri tersenyum begitu mendengar ucapan tidak sabar yang keluar dari mulut perempuan yang ada di hadapannya ini. "Demi keberlangsungan kerjasama yang telah kita jalin selama ini, tanpa adanya masalah apapun. Aku ingin kamu menceraikan Mark Lee, kekasihku sekaligus suami-mu."

TREAT YOU LIKE QUEEN - MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang