Setelah menghabiskan waktu libur selama 1 minggu, Mark pun mulai kembali bekerja. Sementara Jaemin masih stay di rumah, karena masih ada 1 minggu lagi yang harus dia habiskan.
Jam 11 siang dini hari, Jaemin sudah berada di salah satu mall terbesar di Jakarta. Menghabiskan waktu liburnya, seraya menunggu suaminya untuk datang makan siang bersama dengan dirinya.
Iya, tadi ketika sarapan, suaminya meminta mereka untuk makan siang bersama. Dirinya yang tidak mau suaminya bolak-balik hanya untuk menjemput dia lebih dulu, alhasil ia memutuskan untuk pergi ke sini lebih dulu, sebelum jam makan siang tiba.
Tadinya ia ingin mengajak teman sd-nya, tapi karena teman sd-nya masih sibuk dengan tugas mereka masing-masing, akhirnya ia memilih untuk pergi sendiri.
Sementara saat ini, Mark masih sibuk menandatangi berbagai macam berkas yang saat ini menumpuk di atas mejanya. Padahal sudah setengahnya ia kerjakan, tapi berkasnya tak kunjung selesai. Tadi pagi dia juga bertemu dengan klien, membahas kerjasama yang tengah mereka kerjakan. Dia juga masih harus rapat antar direksi nanti.
"Hah~~~" helaan nafas kasar yang Mark keluarkan, di sertai usapan wajah kasar.
*ting* satu notifikasi masuk di ponsel Mark, sukses membuat lamunannya buyar. Ia langsung mengambil ponsel yang ada di atas mejanya.
Senyuman manis terukir di wajahnya, begitu melihat dial name sang istri di ponselnya. Terdapat sebuah pesan yang istrinya kirimkan untuk dirinya, yang membuat dirinya langsung membuka pesan itu.
Lagi dan lagi senyumannya semakin merekah, ketika ia melihat foto istrinya yang sedang memakan ice cream di tangannya, serta tulisan 'aku sudah tiba di sini! Jangan terlalu keras kepada dirimu sendiri, dan cepatlah datang!' Yang istrinya kirimkan, sukses membuat moodnya kembali baik.
Mark langsung saja membalas pesan yang di kirimkan sang istri, dengan memfoto dirinya dan juga banyaknya berkas di hadapannya. Setelah itu, dia langsung melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, dengan semangat karena telah mendapatkan pesan dari istrinya.
Beberapa menit ia fokus menyelesaikan kerjaannya, suara ketukan di pintu ruangannya, sukses membuat dirinya menghentikan kegiatannya sejenak.
"Masuk." Titah Mark, dengan tangan yang menaruh pulpen di atas mejanya.
Tak lama kemudian sang sekertarisnya masuk ke dalam. "Selamat siang, Tuan Lee. Aku ingin memberi tau bahwa ada seorang wanita yang ingin menemui dirimu." Jelas sang sekertaris.
Kedua alis Mark saling bertautan satu sama lain. "Seorang wanita? Apakah dia sudah membuat janji temu kepadaku? Sepertinya aku tidak ada janji temu dengan seorang wanita, dan tidak ada pertemuan lainnya. Jadwalku hari ini juga tinggal rapat antar direksi bukan?" Tanya Mark, takutnya ia salah jadwal.
Baru saja sang sekertaris ingin menjawab pertanyaan Mark, untuk memecahkan rasa penasaran yang ada di benaknya. Namun seseorang sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangannya.
Netra Mark membulat, begitu melihat seorang wanita yang sangat ia kenali, masuk ke dalam ruangannya. Wanita itu langsung mendorong keluar sang sekertarisnya, dan langsung menutup pintu ruangannya.
"Kim Yeri?" Gumam Mark, melihat mantan kekasihnya, ada di hadapannya saat ini.
Wanita yang di panggil Kim Yeri pun tersenyum. "Hai, Mark Lee. Apa kabar? Long time no see u ya." Ujar Yeri.
Tanpa tunggu lama, wanita itu langsung berjalan menghampiri Mark. Niatnya ingin memeluk kekasihnya pun tertahan, karena sang kekasih yang sudah lebih dulu menghindar.
"Mau apa kau kemari?" Tanya Mark, dengan nada tidak ramahnya, serta raut wajah yang terkesan sangat datar.
"Tentu saja ingin melihat dan bertemu dengan dirimu. Bukankah kita sudah lama tidak bertemu? Kau tidak rindu dengan diriku?" Ujar Yeri, dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.
"Kim Yeri.... aku tekankan sekali lagi bahwa kita sudah tidak ada hubungan apapun. Kau hanya mantan kekasihku. Lagipula saat ini aku sudah mempunyai seorang istri." Ujar Mark, memperingati mantannya ini.
"Aku tau kalau kau telah memutuskan hubungan kita. Tapi itu hanya keputusan-mu semata bukan? Aku tidak menyetujui berakhirnya hubungan ini. Aku juga tidak perduli tentang istrimu. Dia sudah lebih dulu merebut dirimu dari diriku. Jadi, dia harus siap apabila ada seorang wanita yang datang untuk merebut kembali suaminya. Anggap saja karma atas apa yang ia lakukan." Balas Yeri yang benar-benar acuh akan peringatan yang ia anggap sebagai kekasihnya.
"Istriku tidak pernah mengambil aku dari dirimu. Lagipula hubungan kita berdua di landasi dengan keterpaksaan. Aku terpaksa menjadikan dirimu sebagai seorang kekasih, supaya aku ada tameng begitu Ibuku bertanya kepada diriku, tentang apakah aku sudah memiliki kekasih? Serta orang tuaku yang tidak memaksa aku untuk segera menikah. Tapi nyatanya mereka tidak bertanya itu, melainkan langsung memperkenalkan aku kepada wanita pilihan mereka. Jadi, jaga ucapan-mu! Karena istriku bukan wanita yang seperti itu." Ujar Mark yang tidak terima istrinya di rendahkan seperti ini.
"Kau tidak mencintai dia, Mark Lee. Kau hanya mencintai diriku. Kau menikahi dia hanya karena tidak ingin menyakiti kedua orang tuamu. Aku--"
"Aku tidak mencintai dirimu, Kim Yerim. Walaupun pernikahan aku di landasi dengan perjodohan? Tapi perasaanku kepada istriku dan pernikahan ini tidak main-main. Jadi, jangan pernah menganggu pernikahan kami berdua."
"Hubungan kita itu sekedar masa lalu, yang tidak pantas untuk di masa kini dan masa depan. Masa kini dan masa depanku akan ku jalani bersama dengan istriku, Jaemin Lee." Ujar Mark, yang langsung mengambil jas yang ia gantungkan di kursi kebangaannya, serta ponsel yang ada di atas mejanya. Lalu pergi meninggalkan mantannya.
Yerim atau yang lebih di panggil Yeri, ia tidak terima, begitu dirinya melihat kekasihnya pergi. Ia pun tidak tinggal diam. Ia langsung menahan pergelangan tangan sang kekasih, begitu kekasihnya berniat membuka pintu ruangannya.
"Mark, aku tau kamu marah karena aku lebih memilih untuk tinggal di sana. Tapi sekarang aku udah kembali, Mark. Aku akan tinggal di sini, supaya aku bisa terus berada di sisi-mu. Aku tidak mau hubungan ini berakhir." Ujar Yeri.
Mark mendesis, ia segera menyentakkan tangan mantannya yang menahan pergelangan tangannya. "Yeri, aku tidak perduli kamu ingin tinggal di mana. Kamu mau tinggal di Amerika, Australia, Indonesia, bahka Eropa pun aku tidak perduli. Memang dari awal nama-mu tidak mempunyai ruang dan tempat di hatiku. Jadi aku ingatkan lagi kepada dirimu untuk berhenti menganggu kehidupan aku, istriku, dan bahkan rumah tangga kita." Ujar Mark, yang langsung pergi keluar ruangannya, meninggalkan mantannya sendirian.
"Aku tidak akan melepaskan dirimu, Mark Lee!" Teriak Yeri yang tidak di perdulikan oleh sang kekasih.
Mark tetap melangkahkan kakinya pergi. Ia berhenti sejenak begitu berpapasan dengan sekertarisnya. "Tolong panggilkan pengaman, untuk mengusir wanita tadi dari ruangan aku. Jangan sampai wanita itu menginjakkan kakinya lagi ke perusahan-ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
TREAT YOU LIKE QUEEN - MARKMIN
ФанфикCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKMIN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...