"Selamat pagi Arumi Azalea Razeta! Semangat lagi buat hari ini, ya! Aku yakin kamu gadis yang hebat," sapanya dengan ceria saat berdiri tepat di depan cermin. Menyemangati diri sendiri di pagi hari adalah kebiasaan yang mungkin menurut banyak orang hal yang aneh, tetapi menurut gadis yang beberapa bulan lagi genap berusia 19 tahun itu, hal demikian adalah salah satu caranya untuk tidak menaruh ekspetasi besar pada dirinya sendiri.
"Jangan pernah marah ataupun kecewa sama diri kamu sendiri, Arumi. Semua orang punya masalahnya masing-masing, bahkan orang-orang yang kamu lihat sedang tertawa bahagia pun, tidak sepenuhnya sedang bahagia." Kata-kata dari sesorang itu selalu saja terngiang saat dia dalam masa sedang tidak baik-baik saja.
"Sekarang gimana kabar Kak Ikraf, ya?" tanyanya pada diri sendiri.
Pemuda yang baru saja dia sebut itu adalah seseorang yang sangat dia rindukan. Bagaimana tidak, pemuda itulah yang membuatnya merasakan cinta untuk pertama kalinya. Terlalu percaya diri mungkin, saat banyak orang tidak percaya bahwa cinta pertama akan berhasil sebagai cinta sejati, tapi Arumi malah masih menunggu cinta pertamanya itu. Dia masih setia menunggu kepastian dari semua perhatian-perhatian yang dulu pernah diterimanya dengan senang hati.
"Percaya atau tidak, nyatanya aku masih di sini nungguin Kakak untuk kembali," lirihnya.
Tanpa sadar, matanya membasah tatkala mengingat kembali potongan masa lalunya bersama Ikraf beberapa tahun lalu. Tepatnya saat dia masih duduk di bangku SMP tahun terakhir, sedangkan Ikraf adalah seorang siswa kelas 1 SMA. Tidak ada yang istimewa dari pertemuan pertama mereka, hanya peristiwa klise seorang kakak kelas yang membantu adek kelasnya dari kejadian senior cari muka.
"Makasih banyak, Kak. Aku pergi dulu." Seorang gadis yang dengan tampilan tampak berantakan itu, berusaha sesegera mungkin untuk pergi setelah ditolong dari kejadian yang membuatnya sangat ketakutan.
Namun seseorang tiba-tiba menahan tangannya yang sedang gemetar. "Nama kamu siapa? Kenalkan, namaku Ikraf Putra," ucapnya. Kemudian mengubah posisi tangan mereka menjadi seperti sedang berjabat tangan.
"Arumi Azalea Razeta, Kak," jawab Arumi sambil menunduk, lalu bergegas pergi.
Tiba-tiba suara pintu terbuka membuatnya kembali tersadar, dengan cepat dia kembali menata pakaian yang dikenakan dan memasang senyum manis di wajah polosnya.
"Arumi, ayo sarapan dulu. Papa udah nungguin," ucap Ibu Nur dari balik pintu yang setengah terbuka.
Gadis itu pun bergegas menghampiri dan merangkul sang mama dengan sayang. "Mama masak apa pagi ini? Maaf, Arumi nggak bantuin Mama masak tadi."
"It's okay, Sayang. Mama nggak tega tadi bangunin kamu, pasti kamu lelah karena kemarin seharian di pantai sama Bulan," ucap sang mama dengan lembut.
Hari ini hingga besok sepertinya Arumi hanya akan di rumah saja, dua hari lagi dia harus ke Kendari kemudian akan langsung ke Surabaya melalui Bandara Haluoleo. Sekalian quality time sama Mama dan Papanya.
Ngomong-ngomong tentang Mama dan Papanya, setelah sarapan tadi mereka pamit untuk pergi ke acara saudara di kampung sebelah. Sebenarnya Arumi diajak, tapi gadis itu enggan pergi karena tidak terlalu nyaman berada di keramaian. Selain itu, dia juga bukan tipe orang yang gampang diajak maupun mengajak ngobrol. Ah mau jadi apa sih Arumi ini? Kuliah jurusan pendidikan, tapi nggak percaya diri ngomong di tempat orang banyak.
Karena dilanda kebosanan, berselancar di sosial media menjadi satu-satunya kegiatan yang bisa dia lakukan sambil rebahan. Maka, mulailah dia menarik-ulur layar ponselnya yang tidak terlalu lebar itu. Semua sosial media dia kunjungi mulai dari Instagram, facebook, twitter, bahkan google sekalipun. Bukannya tidak mempunyai Whatsapp, dia punya. Hanya saja tidak ada orang yang bisa diajak chat, pikirnya. Ditambah lagi jika melihat SW teman-teman kontaknya, hanya akan membuat memori ponselnya penuh.
"Cara untuk berhenti dari fase diam-diam mengagumi sebenarnya ada dua.
Pertama, ungkapkan.
Kedua, balik kanan lalu lupakan tanpa kamu tau apapun tentang perasaannya."
"Ah... sial, kata-katanya ngena banget sama aku. Mau ungkapin juga nggak bisa, dia punya sosmed aja aku nggak tahu," ucapnya lesu. Kata-kata itu tidak sengaja dia temukan di beranda Instagram dan jadilah kata-kata itu ia kutip untuk dijadikan story WA.
Bulan Anggraini replied to your story
Arumiii L
"Ah, gercep sekali sih, Lan. Baru juga ku upload udah diliat aja," batinnya.
Arumi Azalea Razeta
Iya, Lan. Kenapa?
Bulan Anggraini
Menurut kamu, perasaanku sama Kak Aqbal harus gimana?
Arumi Azalea R.
Kak Aqbal kenapa? Dia balik lagi?
Bulan Anggraini
Enggak sama sekaliL Menurut kamu, perasaanku ke dia, salah?
Arumi Azalea R.
Bulaan, perasaan cinta nggak ada yang salah, kok.
Hanya mungkin, situasinya lagi nggak tepat aja. Jatuh cinta itu hak kamu.
Bulan Anggraini
Setelah kejadian dia nggak nge-follback aku dan malah follback akun kamu, aku harus gimana? Ungkapin perasaanku, mundur atau tetap mengagumi dia dalam diam?
Hey, bagaimana bisa dua orang galau ini saling minta pendapat, padahal mereka ada di situasi yang sama? Mereka sahabat sehati rupanya, sampai-sampai kisah cinta mereka nyaris sama, yaitu sama-sama mencintai orang di masa lalu yang sekarang sudah terasa asing. Juga tanpa kepastian.
Arumi Azalea R.
Aku juga nggak tau, Lan. Perasaanku sama Kak Ikraf aja masih belum ada kepastian.
Emang kalo aku kasih saran buat lupain dia, kamu sanggup?
Bulan Anggraini
Ish... aku nggak bakal sanggupL
Aku udah suka sama dia dari SD. Kurang lebih udah setengah dari usiaku sekarang, Rumii.
Arumi Azalea R.
Yaudah, ungkapin aja. Daripada capek nunggu kepastian yang kayaknya mustahil itu.
Bulan Anggraini
Aku takut dia nggak bisa berpikir dewasa, Rum. Aku takut perasaanku ini bikin dia terbebani.
Sebenarnya seperti apa, sih, orang yang terbebani dengan perasaan cinta? Padahal cinta untuk manusia adalah hal yang fitrah, hal yang suci dari Tuhan.
Kendari, 5 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Anganku Ikut Bersamamu
ChickLitArumi Azalea Razeta, sang kembang di Bulan Mei. Bercerita tentang kemarin, hari ini, dan esok, antara menunggu cinta masa lalu untuk sang abdi negara, atau beranjak bersama Elang yang menjanjikan banyak cinta, atau bahkan melangkah dengan pilihan ta...