Chapter Two

515 76 27
                                    

Sesungguhnya ia enggan membuka mata, masih pengar sebab semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesungguhnya ia enggan membuka mata, masih pengar sebab semalam. Jika sedikit banyak pikiran, memang ia akan menghabiskan waktu dengan meneguk minuman beralkohol untuk melupakan sejenak masalahnya. 

Felix beranjak dari ranjang lalu memungut pakaiannya. Memakai celana pendeknya lalu kaos berlengan pendeknya. Ia keluar dari kamarnya lalu menuju dapur. Meminum air sembari duduk di depan meja makan.

Fokusnya teralihkan pada jam yang ada di dinding, terlalu siang ia bangun hingga melewatkan satu mata kuliah. Tapi tetap saja ia harus tetap terjaga. Dengan segera Felix kembali ke kamarnya dan bersiap-siap ke kampus.

Setelah bersiap dengan kaos putih yang ia lapisi lagi dengan kemeja putihnya yang tidak ia kaitkan kancing, Felix mengambil tasnya. Ia memakai sneakers putih pula, melengkapi outfit yang ia pakai.

Felix sudah berada di dalam lift, ia tak seorang diri disana ada sosok yang ia duga sama sepertinya masuk bersama dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix sudah berada di dalam lift, ia tak seorang diri disana ada sosok yang ia duga sama sepertinya masuk bersama dengannya. Berdiri di pojok lift seolah mengasingkan diri. Seperti takut berinteraksi dengan orang-orang, padahal mereka hanya berdua saja.

"Permisi, kau orang baru?" Felix membuka percakapan, orang itu membungkukkan badan padanya tanpa bersuara.

"Kau mahasiswa SNU juga?"

"I-Iya.." Felix tersenyum mendengar suara takut-takut yang diperdengarkan lelaki di dekatnya itu.

"Benarkah? Semester berapa?" Lelaki itu mengangkat ketiga jarinya dan menunjukkannya ke Felix. Lagi, Felix tersenyum, biasanya ia tidak terlalu banyak bicara pada orang asing. Tapi lelaki didekatnya ini cukup menarik perhatiannya.

"Sama denganku, jurusan apa?"

Ting!

Lelaki itu membungkukkan tubuhnya pada Felix lalu berlari keluar dari lift. Meninggalkan Felix yang tertawa kecil lalu ikut melangkah keluar dari dalam lift. Sejenak ia menghentikan langkahnya melihat sebuah kertas yang terjatuh didekatnya. Felix memungutnya dan membaca kertas tersebut.

"Han Jisung, jurusan manajemen.."

"Satu jurusan.. Tapi baru kali ini aku melihatnya, apa mungkin kelas yang berbeda.." gumam Felix lalu kembali berjalan menuju kampusnya. Ah, dia tidak benar-benar berjalan kaki tentunya, Felix menggunakan motor untuk sampai disana.

Beautiful Liar [FelSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang