Chapter Three

460 70 45
                                    

Pertama kalinya datang ke tempat seperti ini buat Jisung memperhatikan interior cafe yang ia datangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama kalinya datang ke tempat seperti ini buat Jisung memperhatikan interior cafe yang ia datangi. Jisung bukannya tidak tau, hanya saja dahulu sekali ia tidak punya alasan untuk berkunjung. Sekarang ia berkunjung pun karena terpaksa. Laki-laki bernama Felix ini penyebabnya.

"Jadi kau berada di apartemen nomor berapa, Jisung-ssi?" Tanya Felix membuka percakapan diantara mereka.

"Nomor 413, kau sendiri?"

"414. Wah ternyata kita bersebelahan, Jisung-ssi." Jisung hanya tersenyum sebagai tanggapan.

Tidak lama kemudian pesanan mereka tiba, Jisung segera meminum ice americano, sama seperti yang Felix pesan. Ia hanya penasaran saja seperti apa rasanya. Jisung tampak mengerutkan keningnya merasakan minuman tersebut cukup asing di lidahnya.

Felix mengambil tisu kemudian mengulurkannya pada bibir Jisung, mengusap bekas minuman sebab tadi Jisung sedikit berantakan saat meminumnya. Jisung yang terlihat gugup tampak menghindar dan mengambil tisu sendiri.

"Rasanya pahit, tapi setelahnya cukup unik," komentar Jisung. Felix tersenyum mendengarnya lalu meminum lagi minumannya.

"Karena itu aku menyukai minuman ini."

"Omong-omong, apa aku boleh meminta kontakmu?" Tanya Felix.

"Hah? Untuk apa?" Jisung tampak gugup, jujur saja ia merasa aneh dengan lelaki ini. Takut juga tentunya, takut jika kebohongannya terungkap.

"Kita bisa berteman. Kau juga satu jurusan denganku, jadi tidak apa bukan?" Jisung tampak berpikir sejenak lalu memegangi gawainya. Ia ragu tentu saja, bagaimana jika...

Grep.

Felix merebut paksa gawai Jisung. Ia tersenyum melihat gawai Jisung yang tanpa pengaman sama sekali. Dengan segera ia mengetikkan nomor ponselnya dan menghubunginya. Jisung hanya diam melihatnya, walau ia ingin sekali merebut gawainya kembali. Tapi lelaki di depannya ini tampak tidak mudah untuk itu.

"Sudah. Ini ponselmu," ujar Felix lalu meletakkan kembali gawai Jisung di depan pemiliknya itu.

"Kau itu tipe pemaksa ya, Felix-ssi." Felix tertawa kecil lalu mengangguk membenarkan, ia memang tipe yang seperti itu.

Hening kembali, Jisung segera menghabiskan minumannya. Ia tampak gelisah kemudian, bingung cara menyudahi pertemuannya dengan Felix.

"Kenapa Jisung-ssi? Kau ada urusan lagi?" Jisung mengangguk kecil. Sesungguhnya tidak ada, tapi ia tidak nyaman berlama-lama dengan Felix.

"Baiklah, terimakasih traktirannya. Ayo aku antar kau pulang.."

"Tidak usah. Aku akan pergi sendiri, Felix-ssi," cegah Jisung. Tidak lagi ia naik  motor dengan Felix, laki-laki itu cukup membuatnya jantungan karena mengemudi dengan cepat.

Beautiful Liar [FelSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang