Chapter Eight

499 58 10
                                    

Kedua obsidiannya tampak menatap lesu pada kertas tagihan untuk bulan mendatang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua obsidiannya tampak menatap lesu pada kertas tagihan untuk bulan mendatang. Benar, sudah sebulan berlalu dan Jisung harus membayar sewa untuk bulan berikutnya. Ia memang sengaja tidak mengambil jangka waktu enam bulan seperti penyewa kebanyakan, karena ia sendiri belum yakin akan melanjutkan sewa atau tidak.

Dan Jisung semakin lemas melihat isi uang di dalam tabungannya. Ibunya hanya mengirimkan uang untuk sekedar sewa dengan harga pada kost lamanya. Ia sendiri tidak sempat mencari kerja tambahan karena pekerjaan barunya menjadi budak Felix.

Ah, daripada memikirkan itu, Jisung beralih melihat gawainya. Bertanya pada Hyunjin perihal kepulangannya  yang kemungkinan dijadwalkan dalam waktu dekat ini. Sayangnya seperti biasanya, Hyunjin tidak langsung menjawab pertanyaannya lewat chat.

Ting!

Jisung buru-buru mengecek notifikasi yang masuk. Ia menghela nafas berat sebab notifikasi itu dari Felix yang memintanya untuk datang ke apartemen laki-laki itu. Dengan malas Jisung beranjak dari ranjangnya lalu meninggalkan apartemennya.

Saat didalam rumah Felix, si penghuni rumah ternyata tengah berolahraga di dalam rumah. Jisung duduk di pinggiran sofa menatap Felix yang masih mengangkat barbelnya.

"Ada apa, master?" Tanya Jisung.

"Ah, kau sudah datang. Belikan aku susu protein dan belanjalah untuk mengisi kulkas. Bawa kartu yang di atas meja," ujar Felix.

Jisung mengangguk pelan lalu mengambil kartu tersebut, ia berjalan keluar apartemen Felix dan segera melakukan perintah si master-nya. Yah, setidaknya tugas-tugas yang ia terima belakangan ini tidak berat. Bahkan Felix melarangnya menyiapkan ini itu. Lebih tepatnya, laki-laki itu seolah tengah mengurangi intensitas pertemuan mereka.

Laki-laki bermarga Han itu tiba di supermarket dengan menggunakan taksi. Ia segera memenuhi troli belanjanya dengan bahan-bahan makanan. Saat tengah memilih produk susu protein yang Felix minta, Jisung berpapasan dengan laki-laki yang ia temui di club waktu bersama Felix.

"Han Jisung-ssi?" Tanya laki-laki itu ragu.

"Eum ya, Bangchan-ssi."

"Ah ternyata benar. Kau sendirian saja, Jisung-ssi?" Jisung mengangguk pelan lalu meletakkan kotak susu yang ia pegang ke dalam troli.

"Begitulah, bagaimana denganmu, Bangchan-ssi?"

"Aku pun demikian, apa setelah ini kau free, Jisung-ssi?" Jisung menganggukkan kepalanya lagi.

"Ya, kenapa?"

"Aku ingin mengajakmu makan siang, apa kau bisa Jisung-ssi?" Dan Jisung dengan senang hati menerima ajakan tersebut karena memang ia sudah lapar sejak tadi.

Selesai berbelanja, Bangchan dan Jisung memilih satu restoran terdekat dari tempat mereka sekarang. Keduanya duduk berhadapan sembari menunggu pesanan datang.

Beautiful Liar [FelSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang