Chapter Nineteen

295 47 6
                                    

Baginya pulang kerumah sang ibu adalah hal terbaik saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baginya pulang kerumah sang ibu adalah hal terbaik saat ini. Apalagi saat melihat wajah ibunya, meski bukan raut bahagia yang pertama kali dia lihat di wajah perempuan yang melahirkannya itu.

"Jisung rindu eomma," ucapnya sebelum memeluk sang ibu.

"Ji, kenapa wajahmu seperti ini? Apa yang terjadi padamu? Siapa yang membuatmu seperti ini lagi?" Tanya ibunya bertubi-tubi.

"Eomma tidak merindukanku?" Ucap Jisung dengan nada sedihnya.

"Tentu eomma rindu padamu. Tapi eomma tidak rindu dengan anak eomma yang seperti ini, ceritakan padaku apa yang terjadi padamu, Ji," pinta ibunya lagi.

Jisung melepas pelukannya lalu menggandeng tangan ibunya agar masuk ke rumah mereka. Dia mengajak ibunya untuk duduk di ruang tengah. Setelahnya, Jisung pun berbaring di paha sang ibu.

"Nanti, eomma. Aku masih rindu sekali padamu. Dan yang terpenting, aku baik-baik saja sekarang," kata Jisung lalu memejamkan kedua matanya.

"Baiklah, nanti ceritakan pada eomma jika kau sudah siap, nak," kata ibunya lalu membelai lembut kepala Jisung. Suara lembut ibunya membuat Jisung meneteskan air mata, namun dia tetap memejamkan mata menikmati perlakuan ibunya. Hingga tanpa sadar, Jisung pun terlelap di pangkuan sang ibu.

Saat terbangun, Jisung sudah berada di bawah selimut. Dia lihat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Jisung lekas beranjak bangun dan mencari ibunya.

Jisung mengetuk pelan kamar sang ibu yang terbuka, dia melihat perempuan itu terlihat tengah asik dengan layar laptop di depannya. Sang ibu menoleh pada Jisung lalu tersenyum, dia memanggil Jisung untuk mendekat.

"Eomma sedang sibuk?

"Tidak juga, ada apa, Ji?

"Eum, Jisung ingin bercerita pada eomma tentang apa yang terjadi pada Jisung."

"Baiklah nak, ceritakan pada eomma."

Jisung menghela nafas berat lalu mulai menceritakan semua yang dia alami. Bagaimana hubungan dia dengan Hyunjin hingga laki-laki itu membencinya dan bahkan menganiaya dirinya.

"Eomma menangis?" Tanya Jisung ketika melihat ibunya tertunduk. Ditanya demikian membuat perempuan itu mengangkat kepalanya. Dia menghapus jejak air mata di pipinya lalu memegang tangan Jisung.

"Maaf eomma tidak bisa menjagamu dengan baik, Ji," ucap ibunya lalu memeluk Jisung erat.

"Itu bukan salah eomma," kata Jisung pelan. Perlahan mereka pun melepas pelukan, ibu Jisung pun memegang tangan Jisung dan menggenggamnya erat.

"Ji, Jisung percaya pada eomma, kan?" Tanya ibunya. Jisung pun mengangguk mendengar pertanyaan ibunya.

"Sebenarnya belakangan ini, appa mu menghubungi eomma. Dan tadi dia mengirimkan e-mail yang isinya tentang dirimu. Apa kau mau membacanya.."

Beautiful Liar [FelSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang