Penghianatan

3 0 0
                                    

      Sedangkan di sisi lain, Sisil dan kedua temannya merasa lega ketika pengawas perpus mengizinkan mereka bertiga untung beristirahat.

"Akhirnya, capek tau!" Kata Novi, sembari memijat lengannya.

"Lho pikir cuman lho doank? Gue juga  kali" sahut Sisil.

"Kantin yuk, gue juga laper nih haus juga" ajak Jeyn.

      Mereka pun pergi ke kantin. Sedangkan Felixya lagi jalan sendiri sembari melihat ke sekeliling seperti mencari seseorang.

To: My Love
Kamu di mana?

To: Felixya
Maaf yank, aku lagi di ruang guru
Ngak tau mau di suruh apa ma pak
Olga.

To: My Love
Oh, gitu yah. Kalau dah selesai
Ke kantin yah!

To:Felixya
Oky

"Sendiri lagi deh gue" gumam Felixya, mempercepat langkahnya ke kantin.

      Setelah beberapa saat memesan dan duduk di tempat biasanya, ia menyantap dengan lahap spaghetti miliknya dan juga ia memesan sebuah jus alpukat.

      Dari kejauhan Marvel melihat adik kesayangannya itu lagi duduk sendirian, sebagai kakak yang baik dia pun menghampiri adiknya.

"HAYO!" Kejut Marvel, membuat Felixya terkejut.

Uhuk..uhuk

"Anjirt" umpat Felixya, di sela batuknya.

"Nih, minum dulu!" Kata Marvel, memberikan jus milik Felixya sembari menepuk pelan punggung adiknya itu.

"Makanya kalau makan tuh, pelan-pelan donk!" Seru Marvel.

"Kakak sih kenapa pake acara ngagetin segala sih? Kalau tadi gue langsung lewat gimana ha!?" Kesal Felixya.

"Amit-ami" gumam Marvel, sembari mengetuk meja.

"Sembarangan banget sih ngomongnya, jangan sampai  deh." Sambungnya.

"Ya makanya, jangan ngagetin" sahut Felixya, cemberut dan kembali makan.

"Tumben sendiri, cowok lho mana? Ma temen lho?" Tanya Marvel.

"Mereka lagi ada urusan sama guru yang berbeda" jawab Felixya, membuat Marvel mengangguk ngerti.

"Lho ngak mesen?" Tanya Felixya.

"Ngapain mesen, kan punya lho ada. Bagi donk!" Pinta Marvel.

"Ah, ngak ah. Jangan ganggu deh, pesen aja sana!" Titah Felixya, dengan mulut yang baru saja di masukin spaghetti.

"Males, bagi yah!" Bujuk Marvel.

      Cukup lama mereka berdebat, akhirnya Felixya pun mengalah dan berbagi dengan Marvel.

"Ya udah, iya" dengan penuh berat hati, ia membiarkan Marvel juga ikut makan bersamanya.

"Nah gitu kek dari tadi" ujar Marvel, memasukkan sesuap spaghetti ke mulutnya.

"Demen banget ganggu gue" gumam Felixya, mengambil garpu dari tangan Marvel dan menyuapi spaghetti ke mulutnya juga.

"Gue ngak ganggu, cuman malas mesen aja. Lagian berbagi itu indah kali, apa lagi sama abang sendiri" sahut Marvel.

Felixya Nerd Girl Or Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang