Setelah berjalan beberapa meter, tiba-tiba Felixya berhenti yang membuat Chris dan Arez pun ikut terhenti dan menatap Felixya bingung.
"Kenapa berhenti?" Tanya Chris.
"Lho napa berhenti?" Tanya Arez.
"Bentar deh, lho sebenarnya mau beliin gebetan lho apa?" Tanya Felixya, menatap Arez yang mulai berfikir.
"Gue ngak tau, makanya gue minta tolong sama lho buat nyariin" jawab Arez.
"Hm...ya udah kita jalan lagi deh, sambil liat-liat!" Saran Felixya, yang hanya di ikuti oleh Chris dan juga Arez.
Sedangkan di sisi lain Marvel sudah pulang dari sekolah dengan raut wajah yang di tekuk.
"Marvel pulang!" Sahut Marvel, ketika masuk ke rumah.
"Kamu kenapa? Kok muka di tekuk gitu?" Tanya mama Riana.
"Lagi kesel aja sama orang mah." Jawab Marvel, lesuh sembari duduk di mini bar dan meneguk segelas air putih.
"Oiya adek mana?" Tanya Marvel, yang sedari tadi tak melihat Felixya.
"Oh, dia tadi pergi sama Chris. Cuman sampai sekarang belum balik" jawab mama Riana.
"Bagus deh, biar dia bisa seneng" gumam Marvel.
"Oiya, mama mau tanya emank di sekolah ada masalah sama kalian berdua? Soalnya mama perhatiin tadi Felixya datang-datang mukanya di tekuk gitu, kamu juga sama. Ada apa sih?" Tanya mama Riana, penasaran.
"Biasalah mom, masalah anak muda apa lagi kalau bukan cinta. Cuman Marvel ngak terima aja, masa adek di sakitin sama pacarnya dan sahabatnya. Siapa yang ngak sakit kan mom?" Jelas Marvel.
"Oh, jadi gitu. Pantes aja kalian berdua pada kusut gitu mukanya" angguk mama Riana, paham akan apa yang di alami anak-anaknya.
"Ya udah gih, kamu ganti baju sana terus istirahat. Jangan lupa turun makan malam, mungkin adik kamu pulang telat. Biar Chris buat dia senang aja dulu, biar ngak sedih!" Suruh mama Riana.
"Iya mom, kalau gitu aku naik dulu yah!" Seru Marvel, dan naik ke kamarnya.
Felixya, Chris, dan Arez melewati beberapa toko. Dan mereka sama sekali belum mendapatkan apa pun.
"Oiya lho tau ngak dia sukanya apa?" Tanya Felixya.
"Ngak" jawab Arez, spontan.
"Gila lho yah! Lho niat ngak sih sama dia atau ngak?" Tanya Felixya, tak percaya.
"Santai aja kali, gue mana tau dia suka apa. Kalau gue tau yah ngak mungkin gue minta bantuan lho!" Timpal Arez, tak kalah ngegas.
"Gila!"gumam Felixya.
"Lho ngatain gue gila?" Tanya Arez, menatap tak percaya ada Felixya.
"Emank lho ngak minta bantuan sama teman atau saudara cewek lho?" Tanya Chris, yang akhirnya berbicara.
"Gue ngak dekat sama teman-teman cewek, gue juga ngak punya saudara cewek" jawab Arez, dingin.
"Ya udah kita ke toko itu aja, di sana ada banyak barang yang bisa di jadiin kado!" Ajak Felixya, menarik tangan mereka berdua.
Ketika memasuki toko itu, di dalamnya ada begitu banyak barang yang bisa di jadikan kado seperti kotak musik, boneka, tas, aksesoris, dan lain-lain.
"Hm.....karena lho ngak tau dan baru pertama mau ngasih kado ke gebetan lho. Gimana kalau boneka aja?" Tanya Felixya, menatap Arez.
"Boleh juga, ya udah lho bantu gue buat milihin!" Jawab Arez, menarik tangan Felixya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felixya Nerd Girl Or Perfect Girl
FantasyMendapat penghianatan dari sahabat dan juga pacarnya sendiri, membuat hatinya begitu hancur. Ia memilih pindah sekolah, dan rela merubah penampilannya terlihat cupu di mata siswa siswi di sekolahnya. Hanya untuk mencari teman atau sahabat yang benar...