CH.9

6K 1.3K 178
                                    

Baiklah, Lisa memang tampak menggemaskan dalam kondisi mabuk begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baiklah, Lisa memang tampak menggemaskan dalam kondisi mabuk begini. Beberapa waktu pertama, gadis itu terus-terusan mengoceh tentang betapa beruntungnya ia karena menjadi guru private Somi. Selain muridnya pandai dan penurut, ia juga bisa bertemu dengan Papa Somi yang super tampan dan baik hati.

Jungkook tidak bisa menahan senyum tatkala mendengarnya. Apa yang dikatakan seseorang saat sedang mabuk itu sebagian besar adalah kebenaran yang tersimpan di dalam hati. Berarti Lisa memang sungguh-sungguh berpikir dengan tulus bahwa Jungkook adalah seorang Papa yang seksi, tampan, dan juga baik hati.

"Tidak semua orang bisa mendapatkan keberuntungan seperti aku," katanya. Ia menuang isi botol wine ke dalam gelasnya sendiri, menepis tangan Jungkook yang hendak menghentikannya. Dalam kondisi normal, jelas Lisa tidak akan berani melakukannya.

Lisa meneguk isi gelasnya, kemudian meletakkan gelasnya di atas meja bar dengan agak kasar. Untung saja benda itu tidak pecah menjadi kepingan. "Tapi ..." ia tersenyum getir, menopang pipinya dengan tangan. "Tidak semua orang merasakan penderitaan seperti apa yang aku dapatkan."

Jungkook diam-diam menjauhkan botol wine tersebut ke belakang punggung agar Lisa tidak bisa meraihnya. Ia tidak boleh membiarkan Lisa lebih mabuk daripada ini.

Lisa agaknya tak peduli akan tanggapan Jungkook. Bahkan meski pria di hadapannya sama sekali tak memberikan balasan melalui kalimat, gadis itu tetap menukas dengan mata yang berkunang. "Aku hidup di keluarga yang harmonis—tadinya." Ia terkekeh satir, berkedip ringan. "Ibuku meninggal dunia saat aku berusia sepuluh tahun. Sejak saat itu, Ayahku berubah menjadi monster. Mungkin ia depresi karena kehilangan Ibu? Ia dipecat dari pekerjaannya karena sering melakukan kesalahan, tidak fokus. Beban pikirannya kian bertambah. Namun bukannya memperbaiki apa yang salah, ia justru melampiaskannya dengan berjudi dan menjadi kasar."

Lisa menyesap tetes terakhir minumannya, sedikit mendecak karena Jungkook tidak mengizinkannya untuk mengisi ulang gelasnya. "Ayah menjual rumah kami, lalu mengajakku pindah ke distrik pinggiran kota; menyewa sebuah flat yang pengap dan murah. Sejak saat itu, ia mulai mempekerjakan aku. Menjadi seorang penjaga bayi, mencuci piring di kedai-kedai, bahkan bekerja di tempat daur ulang sampah. Ia mengambil semua gajiku, lalu berjudi. Aku juga harus menabung secara diam-diam agar aku tetap bisa melanjutkan sekolah."

"Seseorang yang seharusnya menjadi pelindung dan tempat bernaung, malah membuatku merasa seperti tinggal di dalam neraka. Tinggal di distrik merah sangatlah berbahaya untuk seorang gadis. Aku ingat, saat itu usiaku enam belas ketika aku dilecehkan oleh seseorang. Aku sangat beruntung karena pemuda itu tidak sempat melakukan hal yang lebih jauh selain merobek pakaian atasku, sebab aku buru-buru memukul kepalanya dengan batu bata dan kabur meninggalkannya. Kupikir aku akan mendapatkan perlindungan dari Ayahku. Aku berharap, setidaknya ia memberikan beberapa pukulan pada pemuda brengsek itu agar tidak menggangguku lagi. Ternyata ia hanya berkata, 'Siapa suruh kau memakai rok pendek? Itu sebabnya dia tergoda padamu.'."

My Two Daddies | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang