CH.12

8.3K 1.3K 356
                                    

Benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar. Papanya Somi memang hot.

Bahkan di usianya yang sudah menyentuh kepala tiga, pria itu masih memiliki tubuh yang kencang. Otot bisepnya terbentuk sempurna. Pun dengan torso berpetaknya. Ada banyak tato di sepanjang lengan kanan yang belum Lisa ketahui apa maknanya.

Lisa meneguk saliva diam-diam, memerhatikan Jungkook yang tengah melucuti pakaian sendiri di atas tubuhnya. Sejujurnya Lisa tidak percaya pria seseksi ini tak menjamah tubuh wanita selama belasan tahun. Jungkook memiliki pesona yang sulit ditampik sebagai seorang ayah dari satu orang putri.

"Kita akan benar-benar melakukannya," bisik Jungkook. Mereka berdua sudah berpindah ke atas ranjang kamar Lisa beberapa saat yang lalu. Mereka sama-sama tahu bahwasannya, mereka membutuhkan alas yang lebih besar dan nyaman daripada sofa.

"Tuan—angh ..." Lisa terkejut saat dirinya mendesah ketika Jungkook mencumbu sekitar lehernya—menjilat, menghisap di sana.

"Bisakah kau memanggilku dengan sebutan 'Oppa'?" Jungkook menghidu aroma tubuh Lisa dalam-dalam, menambahkan serak. "Kau gadisku, bukan orang lain."

Lisa tidak menjawab pertanyaan itu. Konversasi sebelumnya bahkan belum selesai dibahas. Namun gelora sudah lebih dulu menguasai. Entahlah, Lisa hanya merasa bahwa ini bukan dirinya. Sebab, bagaimana bisa ia melakukan hal itu bersama Jungkook?

Tapi tatkala puncak dada kanannya dihisap dalam, sementara dada kirinya mendapatkan remasan intens—Lisa yakin sepenuhnya bahwa momen ini bukanlah sekedar mimpi. Ya, mereka melakukannya dengan sadar, seribu persen mengerti dengan apa yang tengah mereka perbuat.

Lisa memandang sayu, meremat surai gelap si pria. Ia tak yakin apa yang akan terjadi esok pagi. Apakah akan ada suasana canggung yang terbentang? Atau mereka akan sama-sama bersikap seolah tak ada hal panas yang terjadi?

"Aku beruntung," desis Jungkook. "Aku adalah pria paling beruntung karena bisa mendapatkanmu." Lidahnya kembali menggoda ujung dada Lisa, menghisapnya dalam-dalam berulangkali seperti bayi.

Ini adalah sensasi baru yang Lisa rasakan selama hidupnya. Baik, bukan berarti Lisa tak pernah menyentuh dirinya sendiri. Tapi jelas, rasanya berbeda jauh ketika ia disentuh oleh seorang laki-laki. Terlebih oleh laki-laki yang ia sukai.

Ketika Jungkook bangkit, tercipta beberapa noda merah di sekitar dada Lisa. Agaknya ia sangat berambisi untuk menorehkan tanda kepemilikan walau tak ada orang lain yang akan melihat selain mereka berdua. Setidaknya Lisa harus tahu bahwa Jungkook memaksa. Jungkook benar-benar memaksa Lisa untuk menjadi miliknya.

Pria itu lalu mengurut kejantanannya sendiri, bersiap di depan liang kewanitaan Lisa yang sudah lembab dan basah. "Jangan tegang," katanya. "Akan terasa sakit di awal. Tapi tidak bertahan lama."

"Ya, aku tahu." Lisa terkekeh lelah. "Aku bukan gadis remaja yang tidak mengerti hal-hal seperti ini." tampak tenang, memang. Namun siapa sangka? Lisa tetap saja merasa gugup. Bibir bawahnya ia gigit, memerhatikan Jungkook yang tengah menekan kedua pahanya agar terbuka lebar, sebelum kemudian—

My Two Daddies | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang