Kwon Somi. Gadis berusia tujuh belas tahun itu bahkan baru tahu bagaimana ia bisa memperoleh marga tersebut. Jika ditanya siapa yang paling Somi cintai antara Papa dan Ayah, Somi akan menjawab kalau dirinya mencintai mereka berdua sama besarnya.
Papa dan Ayah sama-sama berperan penting dalam hidup Somi. Mereka yang merawat dan menjaga Somi, menyayanginya sepenuh hati sampai terkadang Somi merasa sangsi—mungkin takkan ada manusia di dunia ini yang bisa menandingi cinta dan kasih yang mereka berikan untuknya.
Serupa seperti sebelumnya, setiap pagi Papa Koo akan masuk ke kamar Somi dan membangunkan anak gadisnya dari lelap. Dibukanya tirai besar yang melapisi jendela, membiarkan cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam ruangan bernuansa merah muda tersebut.
"Bangun, Nak," ucap Jungkook. Ia menepuk-nepuk lembut pipi Somi. "Waktunya sekolah."
Somi membuka mata perlahan. Tidak ada mimpi yang menyambangi tidurnya malam tadi, sehingga waktu seakan berlalu begitu cepat. Anak itu lalu mengerjap. Senyum sang Papa langsung tersuguhkan dan hal itu membuat Somi bahagia.
Gadis tersebut lantas merentangkan kedua tangan, yang segera dimengerti oleh Papanya.
Pria itu lantas memeluk Somi, lalu membantunya bangkit terduduk. "Ugh, anak Papa," katanya. "Kenapa kau cepat besar, sih? Rasanya Papa sudah hampir tidak kuat mengangkat tubuhmu."
Somi tersenyum. Matanya sesekali terpejam, memeluk Jungkook seraya meletakkan pipi kanannya pada pundak pria itu. Secara tiba-tiba, ia bertanya, "Selama ini Papa kesepian, tidak?"
"Hm?"
Somi tahu, pertanyaannya terlalu mengejutkan untuk dilontarkan di pagi hari. Tapi sungguh, ia tidak bisa diam saja. Ia tidak bisa diam saja setelah mengetahui segalanya. Ia juga tidak bisa membiarkan Papa dan Ayahnya terus-menerus hidup seperti ini. Pada hakikatnya, manusia itu membutuhkan pasangan—membutuhkan teman untuk mengisi hari sampai tua nanti.
Gadis tersebut lantas melepas pelukan. Ia mengucek matanya sekilas, sebelum lantas menatap sang lawan bicara. "Kupikir Papa kesepian karena tidak punya pacar."
Jungkook terkesiap sesaat. Namun cepat mengendalikan raut wajah, pria itu lalu kembali memamerkan senyum. Satu tangannya terangkat untuk membelai kepala Somi saat berujar, "Papa tidak pernah kesepian selama Papa memilikimu. Rasanya, kehadiranmu saja sudah cukup. Papa tidak perlu seorang pacar."
Benarkah hanya dengan memandang isi majalah dewasa saja sudah cukup?
Somi mengerti seberapa besar rasa sayang Papa untuknya. Tapi sebagai laki-laki normal, bukankah pria itu juga membutuhkan pasangan? Setiap manusia memiliki nafsu birahi. Manusia juga memiliki naluri ingin dicintai dan mencintai. Begitupula dengan Papa dan Ayah, 'kan?
Somi sudah cukup usia untuk mengerti. Ia juga pernah membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa memiliki pasangan yang tepat akan meningkatkan level bahagia dan setidaknya mampu memperpanjang usia karena perasaan bahagia tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Two Daddies | Lizkook✔️
Fiksi Penggemar[M] Somi memiliki dua sosok kepala rumah tangga di rumahnya; Papa Jungkook dan Ayah Taehyung. Kini ia mengemban sebuah misi penting, yaitu mencarikan pasangan untuk kedua orang tercintanya tersebut. KET : BUKAN CERITA YAOI/BXB!!! Desain Sampul by bi...