"Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai kapanpun dia tidak akan menjadi orang berani." - Ali bin Abi Thalib
~~~||~~~~
"Sialan lo!"
Berbagai umpatan keluar dari mulut lelaki berjaket hitam yang bertuliskan aodra. Algarafi Melano Zuaren namanya, lelaki tegap dengan postur wajah yang begitu tampan.
Lelaki itu mencengkeram kerah baju yang digunakan oleh lelaki didepannya. Ia menarik kerah tersebut dengan sangat keras, membuat sang empu merintih kesakitan akibat tarikan kencang tersebut. Masa bodoh dengan nyawa manusia di depannya ini. Toh, lelaki munafik dan juga pembual sepertinya pantas masuk neraka.
Satu persatu dari mereka yang melihat adegan tersebut bergidik ngeri. Melihat betapa murkanya, Algar menarik kerah lelaki tersebut hingga lehernya pun ikut tertarik. Beberapanya memilih diam tidak berkutik, apalagi melerai keduanya karena yang pasti korban bukan hanya lelaki itu tetapi bisa saja korbanya seseorang yang melerai, terkecuali anggota inti aodra.
"Mau lo habisin?" seseorang dari arah barat berjalan mendekati keduanya. Kalandra Abimanyu Pradipa, seorang wakil ketua dari aodra. Juga salah satu lelaki yang paling pintar diantara mereka.
Algarafi mengangguk tanpa menoleh ke asal suara. Ia menghempaskan lelaki itu dengan kasar, tangannya beralih mengambil tongkat baseball yang berada di bawahnya. Senyuman licik sekaligus mematikan terbit dari bibir Algarafi, membuat seluruh ruangan semakin hening.
"Gua lagi baik malam ini soo, Do you want to die tragically or die peacefully?" Lelaki itu tampak ketakutan melihat wajah menyeramkan milik Algarafi apalagi dengan pertanyaan yang ia lontarkan.
"Gua bener-bener minta maaf, Gar! tolong jangan bunuh gua!" mohonnya diikuti tubuhnya yang ia jatuhkan di bawah naungan seorang ketua aodra. Tangannya menyatu, pertanda lelaki itu benar-benar meminta maaf akan kesalahannya.
"Bacot! You traitor, your nature exceeds a dog, therefore you must be killed!" tekannya, tanpa menunggu persetujuan lelaki itu. Algarafi memukul dengan keras kepala lelaki itu. Membuat darah segar mengalir layaknya air terjun.
"Lo semua liat kan? akibat dari seorang penghianat!" Kecam Algarafi kepada yang lainnya, sedangkan mereka tetap diam tanpa bersuara. Wajah menakutkan milik sang ketua aodra membuat malam sunyi itu begitu sangat mengerikan ditambah bau anyir yang memenuhi ruangan gelap nan sunyi itu.
"Gar, polisi bentar lagi kesini!" Peringat lelaki dengan topi yang berwarna hitam pekat, jangan lupakan juga jaket hitam yang bertuliskan aodra.
Algarafi mengangguk, ia segera memberi aba-aba untuk bubar. Masalah lelaki tersebut biar diurus oleh kepolisian karna lelaki tersebut tidak mati. Algarafi hanya membuat dia sekarat agar tau bagaimana balasan seorang pembual dan penghianat.
Perlahan dari mereka segera keluar dari ruangan gelap itu, yaitu bangunan tua yang berada di dekat pepohonan dan jalanan yang sepi tidak pernah di lewati seseorang.
Suara deruman motor satu persatu juga mulai hilang, dengan menyisakan anggota inti aodra.
"Gua gak nyangka, ada orang licik kaya gitu!" Lelaki berkaos hitam, ya lelaki ini berbeda dengan yang lain. Elvino Keanu Winata namanya, seorang lelaki yang senang merayu gadis-gadis, terutama fans aodreal. Aodreal, nama fans yang dibuat seseorang untuk mendukung dan menjadikan mereka sebagai idol maupun panutan.
"Gua udah curiga sih dari kemarin," celetuk Lelaki yang ada di sebelahnya. Yang tentunya ia inti juga dari geng aodra. Arthur Gilang Dirgantara namanya.
"Lo diem aja? tanpa ngasih tau kita?" Lelaki yang berada di sebelah Ganta menjitak kepala Ganta cukup keras, membuat Ganta menyengir dan melambungkan tangannya di udara. Siap namanya? Dia Kenzo Fernandez Mahardika, inti aodra.
"Sakit anjir!" ringis Ganta pelan
"Emang sesungguhnya lo itu beban, Ta!" seru lelaki sebelah Kenzo. Panggil saja Andrew Gionino Mahendra, inti aodra.
Brum...
Dua lelaki mengemudi motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, membuat mereka menoleh satu sama lain. Suara sirine polisi juga terdengar mendekat dari arah barat.
"SIALAN! KABURRR!" seru Keanu diikuti suara dentuman motor bersahut sahutan. Walaupun mereka mengendarai dengan kecepatan sangat tinggi, mereka tetap bisa bermudi sejajar, layaknya memang geng motor tetapi tanpa adanya sang ketua dan wakil.
"Cuma polisi aja takut men, Cemen!" ujar Mahen
"Kayak lo ga takut aja!" balas Keanu dengan menambah kecepatan dan pergi meninggalkan mereka.
"Hahaha anjir! baperan juga si Keanu," ejek Ganta yang juga menambah kecepatan pedal gas itu.
"SIAP-SIAP, YANG SAMPAI DULU DI HALTE! DIA PEMENANGNYA!" seru Kenzo dan diikuti suara gas motor dengan kecepatan tinggi dari mereka.
Tidak perlu membutuhkan banyak waktu, hanya 2 menit saja motor mereka sudah berhenti di halte yang cukup sepi, dikarenakan sudah pukul 23.50.
Pemenangnya adalah Mahen, walau Keanu yang berada di depan tetap saja Mahen bisa membalap motor tersebut. Mahen memanglah jagoan balap diantara salah satu mereka.
"Ck! males gua, lo mulu yang menang." Keanu menatap Mahen kesal. Sedangkan Mahen hanya tersenyum ngacir kearah mereka.
"Udah tau gua pembalap, masih juga lo pada raguin!" pamer Mahen menampilkan senyuman jail miliknya, tidak lupa jari jempol yang ia taruh dibawah.
"Sorry yeah, gua mah ga menang gapapa asal jangan jomblo, Kak!" kata Kenzo diikuti tawa dari mereka.
"Ck! zina aja bangga, Bro." Sulit, sangat sulit jika Mahen sudah menyangkutkan semuanya dengan agama, yang pasti tidak akan bisa di tepis ucapannya. Mahen terkekeh saat teman-temannya menatapnya dengan kesal.
*********
SELESAII BAB PERTAMA AKUU SEMOGA KALIAN SUKA YAA, JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE YA UNTUK MENGETAHUI KISAH ALGARAFI DAN ALANA!.
SEKEDAR PEMANIS BUAT KAMUU
Coba tebak satu-satu itu visualnya siapa aja?.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARAFI
أدب المراهقين"Gua, suka sama lo!" tekan Algarafi "Gak mungkin, lo seleranya gue!" balas gadis tersebut. Ketika dunia mempertemukan kedua insan yang saling bertolak belakang, seperti halnya dengan Algarafi dan Alana. Algarafi Melano Zuaren, lelaki yang kerap di...