Bab 15

5 2 0
                                    

  Ring tinju.

Clarence sudah siap dengan Sparring Gloves merah di kedua tangannya dan Dara juga sudah siap memakai benda yang sama di kedua tangannya hanya berbeda warna saja ia memakai yang warna biru.

Wasit sudah berada di tengah tengah mereka dan saat wasit mengkode pertandingan di mulai Clarence segera melesat membogem wajah cantiknya.

Vell melihat Chiko dengan senyuman jumawanya yang membuat Chiko tertawa terbahak karena sebal.

Chiko melihat cucunya yang sedang akting itu dengan pandangan siap menelannya hidup hidup. Dara yang di tatap seperti itu mengerti jika kakek tua itu sudah muak dengan aktingnya yang kelewatan profesional jika ada yang mencari aktris pendatang baru bolehlah mendaftarkan namanya.

Dara memutar tinjunya kearah kepala namun sayang itu hanya tipuan yang sebenarnya ia mengincar titik vital di perut, Clarence tersungkur ia melihat Dara tajam.

Ronde 2, Clarence menyerang Dara dengan membabibuta namun sayang Dara terlalu hapal dengan gerakan sombong tersebut.

Hingga babak terakhir berakhir dan pemenangnya Dara sedangkan Clarence terkena Technical KnockOut atau yang sering di singkat KO.

Chiko melipat tangannya di dada tepat saat Vell melihat kearahnya, Chiko tersenyum mengejek pada rekannya itu. Vell menajamkan matanya ia merasa di siram air keras oleh Dara saat ini hingga ia tidak sanggup lagi menahan malu terlalu lama.

Chiko mengangkat bahu saat Vell meninggalkan arena.

Dara melipat tangannya menatap suami dan kakeknya yang sedang pura-pura polos di depannya. Ujian masuk markas telah berakhir tinggal membalas perbuatan mereka di markas tadi. Dan kini di dalam rumah sederhana itu tengah diselimuti atmosfer yang sangat dingin bukan karena musim dingin yang saat ini sedang melanda karena sesungguhnya perapian di dalam sana sedang menyala yang artinya meski di luar dingin tapi di dalam masih tetap hangat. Bukan karena itu, tatapan yang dingin tengah Dara layangkan pada kedua pria berbeda usia di depannya.

"Zion sepertinya aku ada miting hari ini" seru Chiko segera berdiri membenahi jasnya yang sedikit kusut namun ia urungkan saat melihat netra Dara yang menatapnya datar dengan bibir tersenyum seakan menantangnya.

Zion meminta pertolongan dari kakek tua itu untuk menyelamatkan nyawanya juga namun Chiko berdeham sebagai jawaban penolakannya. Ia harus menyelamatkan nyawanya terlebih dahulu.

Dara duduk di depan Zion yang hanya terhalang meja kaca sebagai batasan. Bahkan dari sejam yang lalu Dara tidak berbicara sedikitpun hanya melihat Zion dan Chiko bergantian sebagai bentuk ia yang sangat marah pada keduanya.

Zion melihat Chiko yang sedang menatap lampu gantung di atasnya sepertinya lebih menarik ketimbang melihat singa betina yang masih muda di depannya. Zion tersenyum masam.

Eva membawa alat yang Dara mau yaitu gunting rumput. Dara menggerakkan gunting rumput itu membuka lalu menutupnya dengan ekspresi bengis pada Zion. Zion hanya meringis melihatnya.

Chiko berdeham, "nak, Kakek mau ke kamar kecil sebentar. Teruskan perbincangan kalian" serunya dengan tergesa memasuki toilet setelah sampai ia mengelus dada pertanda ia telah selamat dari marabahaya.

Dara pun melenggang pergi, "aku juga pamit ya Sayang mau potong rumput yang tidak berguna di rumah ini"

Zion menghembuskan nafas tegangnya, ia terkekeh dengan pelan. Mentertawakan dirinya sendiri yang sangat takut pada wanita satu itu.

Deringan telepon terdengar dari ponselnya, ia menggulirkan ikon hijau di layar ponselnya.

"Hallo.. " Zion menjawab.

Crazy Girl 2 (Red Phoenix) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang