Bab 7

7 0 0
                                    


"Paris" seru Zion senang dengan senyuman lebar yang terpantri ia menyambut sahabat masa kecilnya, Paris Stanford.

Nama yang unik, karena ada cerita di balik namanya.

Paris memeluk Zion senang. "Ck, aku kan sudah bilang akan bertemu denganmu hari ini" decaknya dengan mulut cemberut.

Zion berpikir sebentar, "maaf sepertinya aku tidak ingat"

Paris melihat wajah Zion dan ia pun dengan kesal menggeplak bahunya keras. "Segitunya. Aku inikan orang penting"

Zion tertawa, "maafkan aku kau tahu aku ini sibuk"

"Baiklah Tuan yang super sibuk. Ayok kita meeting" Paris mengapit lengan kiri Zion saat tersadar ada cincin yang terpasang di sana. Paris menyentuhnya.

Ia memicingkan matanya serius pada Zion, "nanti aku jelaskan. Sekarang kita meeting dulu dan nanti aku kenalkan kau dengan seseorang"

Dara kini tengah memikirkan ide ide untuknya sendiri agar ia tidak bosan berada di rumah.

Maid Eva datang membantu. "Butuh bantuan saya Miss? " tanya Eva wanita berusia 50 tahun warga asli Jerman dengan sifat keibuan membuat Dara sangat terbuka padanya.

Dara tengah menekan bibir dengan telunjuknya, berpikir. "Hari ini aku tanam apa ya Eva? Aku bingung sekali" serunya setelah beberapa saat terdiam.

Eva melihat perkebunan luas milik nyonya rumahnya. Eva pun tersenyum, "kenapa harus menanam jika masa panen sudah tiba" seru Eva dengan senyumannya.

Dara melihat kearah Eva, "panen? Memangnya ada ya yang harus kita panen hari ini? " tanyanya pada Eva.

Eva tertawa dengan renyahnya, "mana Miss sadar jika fokusmu hanya pada bibit tanaman saja. Coba lihat! " tunjuknya pada rimbunan pohon sayuran.

Dara melihat, "hijau" serunya polos.

Eva tertawa lagi, lucu sekali nyonyanya ini.

"Tentu karena Miss tidak lupa menyiram mereka. Tapi buah mereka hari ini siap untuk di panen dan sepertinya tidak akan habis hanya untuk di olah" sebelum maid Eva menyelesaikan ucapannya. Dara sudah lima meter di depannya.

"Maafkan aku Eva. Tapi sungguh tanganku sudah gatal ingin cepat cepat memetik mereka" seru Dara dengan tawa yang renyah di telinga.

Maid Eva bertolak pinggang, "bukankah aku sudah terbiasa di bodohi olehmu" seru maid Eva dengan segera menyusul Dara.

Dara sangat senang saat melihat buah terong ungu yang panjangnya melebihi ekspetasinya. "Panjang banget Va" serunya dengan senang.

Ia memanen buah okra, tomat, cabai toraja, bawang, daun bawang, timun, pakcoi, bayam, dll. Hingga maid Eva tertanam di balik bakul buah dan sayur.

"Anda mau berpesta Miss? " teriak maid Eva di balik bakul.

Dara terkekeh, "yups. Aku mau masak besar besaran"

Maid Eva menyetarakan langkahnya, "masak besar besaran siapa yang akan memakan masakan Miss nanti? " tanyanya, ia juga sangat menyukai masakan nyonya nya namun ia juga tidak bisa membiarkan nyonya nya memasak besar tapi malah terbuang dengan mubadzir.

Dara cemberut, "iya juga pasti kamu sama Edi bosan juga" Edi suami dari maid Eva.

"Kami tidak bosan mencicipi masakan Miss Dara tapi kalau masaknya banyak banyak takutnya tidak habis malah terbuang" maid Eva menyimpan semua sayuran dan buah di lemari pendingin setelah bersih mencucinya terlebih dahulu.

Dara menopang dagunya, benar juga!

Ah semangat Dara menjadi nol kembali.

Ketukan di pintu depan menyadarkannya dari lamunan.

Crazy Girl 2 (Red Phoenix) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang