Zion tersenyum melihat satu jarinya tersemat sebuah cincin hitam polos. Ia teringat dengan perdebatannya dengan Dara tempo hari karena masalah benda di jarinya ini. Dara yang memilihkan cincin dengan harga paling rendah di antara cincin yang lainnya. Bukan masalah harganya, tapi perkataan Dara yang mampu membuat Zion ingin menelan wanita itu hidup hidup.
Dara tengah berdebat dengan pegawai perhiasan, "ini terlalu mahal Mbak! " serunya geram.
"Iya Bu ini yang paling bagus di sini" jawab sang pegawai dengan nada lembut dan sopan.
"Tapi saya maunya cincin yang paling biasa saja dan yang paling miring dari harga semua benda di sini" serunya tak mau kalah.
Dengan wajah jutek pegawai tersebut mengeluarkan cincin yang terlihat polos tanpa ada hiasan apapun di sekelilingnya.
"Nah yang ini" senyuman Dara terbit dengan cerahnya.
"Ini paling rendah dari benda di sini Bu, apakah Ibu yakin ingin membelinya? Dan ada yang Ibu sukai selain ini? " ujar pegawai dengan sopan walaupun raut wajahnya sangat tertekan apalagi saat melihat tampang Zion tanpa senyuman mampu membuat pegawai tersebut tambah ketakutan.
"Tidak! Ini saja. Toh kalau hilang gak terlalu nyesek juga kan. Buat di pakai cebok ngapain juga yang mahal mahal, iyakan? " Dara menunggu jawaban Zion dengan bertanya padanya.
Sedangkan Zion wajahnya sudah merasakan sad face. Ia hanya mengangguk pasrah.
Pegawai tersebut membungkusnya dan mengucapkan terimakasihnya pada Dara dan Zion.
Zion tersenyum saat mengingat perkataan yang sangat konyol dari bibir Dara.
"Bahkan untuk ke kamar mandi saja aku merasa takut benda ini akan terjatuh jika aku teledor sedikit saja" Zion terkekeh, ia melihat Christopher yang juga memandangnya dengan mimik serius.
Dia tidak mau mengganggu bosnya dengan kabar yang akan di sampaikannya.
"Katakan! " perintahnya, ia sangat tahu dengan ekspresi Christopher jika ingin menyampaikan berita penting.
"Tuan Mario berkhianat Tuan! Dia membawa senjata kita dan menyelundupkannya pada kapal non client, dan klien kita saat ini sedang menuntut kita terang terangan" Christopher berusaha sebaik mungkin menyampaikan berita buruk tersebut.
Ekspresi Zion hanya menatap tumpukkan file di hadapannya dengan diam. Ia pun mengangguk, "berapa senjata kita yang di bawa Mario? "
Christopher menelan ludahnya, "20 buah"
"Jenis? "
Christopher menyeka keringatnya yang terasa menetes dari pelipisnya, "Dessert Eagle"
Zion menggebrak mejanya hingga Christopher pun terlonjak kaget dengan suara gebrakan yang tiba-tiba tanpa ia sadari gerakannya.
"Hubungkan dengan Ivander Ludwing sekarang juga" titahnya, dan dengan segera Christopher menghubungi Ivander dengan jalur rahasia Red Phoenix.
Zion membuka pintu bening di samping tembok jika di lihat kasat mata itu masih terlihat tembok namun jika memakai kaca khusus, benda tersebut akan terlihat seperti pintu.
Zion langsung duduk di kursi kebesarannya, ia melihat monitor dengan mata elangnya. Monitor menyala untuk Deon, Deon mengkode dengan alisnya namun Zion hanya terdiam. Deon mengerti jika itu bukan untuknya Deon diam dengan monitor menyala. Muncul Goga, Hart, Kalyan, dan Krishav. Mereka semua bertanya namun tidak di jawab Zion sama dengan yang dilakukannya pada Deon. Mereka semua tahu diantara pekerjaan mereka pasti ada yang melenceng dari jalur. Tidak mungkin jika tidak dalam keadaan genting monitor Red Phoenix menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl 2 (Red Phoenix)
Storie d'amoreRomance; Club malam, perempuan, dan alkohol. Adalah perpaduan lengkap dalam hidup seorang Zion. Di asuh oleh seorang mafia membuat hidupnya selalu dekat dengan malaikat kematian. Di umurnya yang akan menginjak 30 tahun ia masih menjalani hidup mela...