8. Cupcake

549 118 5
                                    

Happy Reading
______

Zero baru saja pulang dari kampusnya, saat hendak pulang ia melewati sebuah toko kue. Sudah lama ia tidak membelikan Alexa cupcake, terakhir ia belikan 3 bulan yang lalu. jika Alexa melihat ini pasti dia sangat senang.

"Mbak, saya pesan cupcakenya 1"

"Baik kak, mohon ditunggu" sembari menunggu kuenya disiapkan, zero memainkan ponselnya.

"zero?"

Seorang cewek yang masih memakai baju seragam sekolah berdiri tepat disamping zero. Mendengar namanya disebut, zero memalingkan wajahnya "Audy"

"Ngapain?"

Zero menunjukkan ke arah etalase yang berisi banyak cake, tanpa harus dia bilang mau ngapain tentu Audy tau apa yang dimaksud oleh zero.

"Untuk adek Lo!"

Zero sedikit terkekeh "Iya, kok Lo tau sih"

"Sangat jarang cowok suka cupcake, apalagi lolipop!" Mendengar ucapan Audy mereka berdua tertawa terbahak bahak.

"Iya sih, ngga salah"

Audy masih sedikit terkekeh. Sekilas ia mencuri curi pandang kearah zero.

"Lo suka cupcake juga?" Setelah sekian lama mereka tertawa, akhirnya zero kembali membuka suara.

"Iya pastinya"

Setelah sekian lama mereka bercanda ria , tak lama kemudian pesanan zero pu selesai.

"Kak, ini pesanannya"

Zero mengambil kotak kue yang bewarna pink disodorkan oleh kasir kepadanya "Makasih ya mbak"

"Kalau kita ketemu tanpa sengaja sekali lagi, sudah dipastikan kita jodoh"

Audy yang mendengar itu kembali tertawa "bisa gitu ya!"

"Bisa dong"

"Gue duluan ya"

"Hati - hati"

Audy melambaikan tangannya di punggung zero.

"Mbak, seperti biasa ya"

***

Alexa sedang merebahkan badannya di kasur. Kakinya menjulang tinggi udara. Ia masih belum bisa melupakan momen tadi, senyuman indah terukir di wajah nya.

"Kalo gue nembak kak elang, kira-kira diterima ngga ya?"

"Secara kan gue udah mulai dekat dengan dia"

"Tapi, kalau dia ngga terima gimana?"

"Ah bodo amat dah, yang penting gue hari ini happy"

"Thank Meg, thanks"

Megan benar-benar bisa diandalkan, dalam hal apapun ia selalu sigap membantu alexa dalam situasi apapun.

Alexa kembali memberikan senyuman kepada langit langit kamar. Sampai dia sendiri tidak sadar akan seseorang yang memanggil namanya.

Cekrek

Melihat sang adik yang sudah seperti orang kesurupan langsung mendekati nya. Sudah berapa panggilan ia lontarkan namun tak ada balasan dari sang pemilik nama. Bantal yang tidak jauh dari zero langsung ia lemparkan mengenai wajah Alexa.

"Aww" Alexa langsung melihat siapa yang sudah melemparkan bantal ke wajah cantik nya.

"ABANGGG!!!"

"Apa?" Zero menjeda ucapannya

"Dari tadi gue udah manggil-manggil nama Lo, BERULANG KALI. Tapi Lo malah asik senyum -senyum sama tembok atas" zero sengaja menekan kan kata berulangkali, dia memang sudah memanggil nama Alexa bahkan pada saat ia menaiki anak tangga.

"Ya maap. Ya lagian Lo ngapain dikamar gue!!"

Zero menyodorkan satu plastik ke arah Alexa "Nih".

"Apanih" seperti biasanya, Alexa memberikan banyak pertanyaan kepada siapa saja yang memberinya sesuatu.

"Dibuka lexa! Jangan banyak tanya Lo"

"Ya siapa tau ini bom, makanya gue tanya dulu"

"Kalo itu bom, ngapain gue masih berdiri disini?"

"Eh iya iya" Alexa langsung membuka apa yang ada dibalik plastik tersebut.

"Cupcake!!" Alexa kembali menatap zero, sekarang tatapan yang dilayangkan sangat berbeda. ia seperti ingin menangis.

"Kenapa Lo" zero tau akan perubahan mimik wajah Alexa, ia sudah sangat hapal. Pastinya bentar lagi bakalan ada drama yang akan dimainkan oleh Alexa.

Benar saja, Alexa meletakkan kotak cupcake di sampingnya, lalu ia menghambur di pelukan zero. "Makasih abangg"

'mulai lagi'

Zero mematung pasrah, ritual Alexa yang satu ini sudah tidak biasa ia hilangkan lagi. Kebiasaan ini sudah melekat ditubuh Alexa. Zero ngga tau kapan akan hilang, apakah pada saat Alexa sudah memiliki pacar?

"Megan kemana?" Melihat Alexa yang seperti tak ingin melepaskan pelukannya, zero kembali membuka suaranya.

Alexa melepas pelukannya "Dih ngapain Lo nanya-nanya Megan"

"Haaa gue tau, apa jangan-jangan lo su-" belum selesai Alexa berbicara, zero sudah Langsung memotongnya.

"Apaan sih. Ga usah mikir aneh-aneh. Lo ngga bakalan habis itu makan cupcake sendirian. ajak dia kesini"

Alexa menggaruk tengkuknya "Lah iya sih. Cupcake sebanyak ini mana mungkin bisa aku habisin"

Zero mendorong kepala Alexa hingga membuat dia terduduk di atas kasur "tolol"

Zero melangkah kan kakinya keluar, ia tidak mau berlama-lama di kamar Alexa. Bisa-bisa banyak ocehan yang akan dikeluarkan dari mulut alexa.

Alexa sudah siap ingin menghubungi Megan, nama Megan tertera dilayar ponselnya.

"Kalau gue telpon Megan, bisa bisa kue gue dihabisin semua sama dia"

"Mending gue makan sendiri ajaa, kalau ngga habis kan ada kulkas"

"Kalau pun gue manggil dia kesini, pasti tu bocah bakalan berisik banget, gue lagi pengen tenang"

"Maaf ya Meg, gue pelit sama Lo. Soalnya lo rakus plus berisik sih"



Hai Hai gaiss, gimana nih ceritanya. Maaf banget ni ya baru up, maklum lah banyak kegiatan hihi. Typo masih banyak bertebaran gais jadi harap harap maklum ya. Jangan lupa tinggalkan jejak 👣. I lope you sekebon buat kalian semua.

ALEXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang