0.5

576 64 2
                                    





Selesai dengan acara makan, Jay dan Jungwon pun menduduki balkon, Jungwon tengah merokok sementara Jay hanya memperhatikan saja.

"Kau tidak seharusnya merokok." Ucap Jay

"Aku merokok saat sedang stress." Ucap Jungwon

"Apa yang membuatmu stress?" Tanya Jay

"Hari ini aku kembali ke sekolah, sekolah adalah tempat yang membuatku stress kedua setelah rumah." Ucap Jungwon

"Kenapa rumah membuatmu stress?" Tanya Jay

"Hanya rasa tidak nyaman saja." Ucap Jungwon, keduanya pun kembali terdiam.

"Aku juga merasa tidak nyaman berada di rumah ketika aku seusia mu, kekangan orang tuaku membuatku semakin gila. Apa kau tahu bahwa aku pernah menjadi teman Jake?" Tanya Jay

"Tidak, apa iya?" Tanya Jungwon

"Ia mengajakku pada kegiatan sesat yang tidak pernah ku lakukan sebelumnya, mengunjungi arena balapan, pergi ke club, merokok dan melakukan hal gila lain nya. Ketika itu aku terbuai, namun saat aku sudah seperti sekarang, aku mengurangi canduku pada alkohol dan rokok. Namun alkohol yang selalu membuatku tenang, jadi aku masih tetap meminumnya hingga sekarang." Jelas Jay

"Apa kah kak Jay sebelumnya orang yang baik - baik?" Tanya Jungwon

"Aku adalah murid pintar yang terlihat cupu si sekolah, namun sedikit demi sedikit Jake mengubahku, bahkan sekolah menjadi neraka kedua bagiku." Ucap Jay "Hanya Jake satu satu nya obat dari segala keresahanku. Namun setelah kelulusan ia menghilang, lalu sekarang kita kembali dipertemukan."

"Persahabatan kalian tidak di izinkan untuk menghilang." Ucap Jungwon

"Setelah mendengarkan cerita ini apakah kau akan membatalkan diri untuk menjadi model dan temanku?" Tanya Jay

"Apa kak Jay ingin menjadi temanku?" Tanya Jungwon

"Tentu saja, aku selalu ingin berteman denganmu ketika engkau masuk sekolah hari itu." Ucap Jay

"Melihat tampilan kak Jay sekarang terlihat begitu imut tanpa disadari, namun mengetahui kisah kebelakang membuatku sedikit berubah pikiran, namun aku akan tetap menjadi temanmu kak." Ucap Jungwon, ia mematikan rokok nya dan mengusap tangan nya.

"Semua orang pasti pernah melewati masa masa buruk nya sendiri, tapi kita tidak bisa menjadikan itu patokan agar menjauh dari orang seperti itu." Ucap Jungwon, ia mendekatkan diri kepada Jay dan menaruh tangan nya di atas tangan Jay.

"Tidak biasa orang luar mendekatiku, kak Jay pasti punya maksud lain bukan? Jika kak Jay juga gak mau ngasih tau gapapa." Ucap Jungwon, ia menyadari Jay yang terpaku memandangi tangan nya. Ia pun mengusap tangan Jay membuat sang empu kembali sadar.

"Sudah terlalu larut, apa kak Jay mau pulang?" Tanya Jungwon, ia menunjukkan ponsel nya yang menerakan jam yang sudah hampir tengah malam.

"Iya, aku akan pulang." Ucap Jay

"Aku bisa saja meminta kak Jake untuk membiarkan kak Jay menginap di sini." Ucap Jungwon

"Tidak perlu." Ucap Jay

"Aku tak menyukai penolakan." Ucap Jungwon, ia pun memasuki apartemen dan segera mencari Jake.

"Bang Jake! Asli gue panggilin lo dari tadi ternyata lo lagi di sini, ngapain sih?" Tanya Jungwon

"Nih, cincin gue nyangkut di sini." Ucap Jake, Jungwon pun mengambilkan cincin milik Jake.

"Nah, oh ya gue mau ngasih tau, biarin kak Jay berada di sini malam ini ya? Kasian kalau pulang sekarang." Ucap Jungwon

"Yaudah gapapa, tapi mau tidur dimana?" Tanya Jake

"Di ruang tamu, kan sofa nya bisa dibuka." Ucap Jungwon

"Yaudah, siapin aja, nanti gue ambil selimut ekstra." Ucap Jake

"Siap." Ucap Jungwon, ia kembali ke ruang tamu dan membuka sofa menjadi tempat tidur. lalu ia mencari alas dan mengeluarkan bantal dari lemari di ruang tamu.

"Kak Jay, sini!" Teriak Jungwon, Jay pun langsung masuk dan menutup pintu balkon.

"Kak Jay boleh di sini, tapi tidur di sini gapapa kan?" Tanya Jungwon

"Gapapa kok, aku bisa tidur dimana aja." Ucap Jay

"Oke deh, bentar akan ku ambilkan baju tidur yang pas." Ucap Jungwon, baru saja berbalik badan Jake muncul dengan sepasang pakaian.

"Nih, pakai." Ucap Jake, ia langsung memberikan pada Jay, lalu pergi begitu saja.

"Apa aku akan sendirian disini?" Tanya Jay

"Tidak, aku akan di sini karena tidur di dalam juga begitu menyesakkan." Ucap Jungwon

"Bagaimana dengan ruangan lain?" Tanya Jay

"Ruangan sebelah itu dipakai untuk tempat cuci dan menyetrika." Ucap Jungwon

"Ohh . . Baiklah kalau begitu." Ucap Jay, ia pun berjalan menuju kamar mandi sementara Jungwon menyetel televisi dan mencari acara yang pas.

Ia pun duduk di atas sofa sembari menunggu Jay kembali, setelah lama menunggu Jay pun kembali. Ia menduduki kursi di sebelah Jungwon, kedua nya pun fokus menonton, film yang ditonton bergenre thriller.

"Apa kau tidak akan susah tidur setelah menonton ini?" Tanya Jay

"Tidak, bahkan aku hampir selalu mencari film seperti ini setiap  malam." Ucap Jungwon

"Kalau begitu aku akan tidur duluan." Ucap Jay

"Apa kau takut? Lagipula film ini tidak semengerikan itu." Ucap Jungwon

"Tidak, aku tidak takut." Ucap Jay

"Yasudah kalau begitu." Ucap Jungwon, ia membiarkan Jay tertidur terlebih dahulu.

"Sudah terlalu larut, ayo tidur." Ucap Jake, ia sedang keluar mengambil air minum.

"Iya sebentar." Ucap Jungwon, ia pun masih melanjutkan acara menonton nya. Hingga Jake masuk ke kamar pun ia masih menonton hingga film nya habis.

Ia mulai merebahkan diri dan setelah ia merebahkan diri Jay berbalik badan dan memeluk nya. Jungwon terkejut mendapat perlakuan yang tiba tiba, namun ia pun memeluk Jay juga dan mematikan televisi. 

Ia menatap wajah Jay yang tertidur. Begitu damai dan indah di pandang. Tanpa sadar ia begitu terlarut pada indahnya wajah Jay. Setelah terlalu lama memandang, ia pun menyamankan dirinya dan terlelap. 

Interlude | Wonjay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang