Risol

81 19 7
                                    

──── ・ 。゚☆: *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──── ・ 。゚☆: *. ☁︎ .* :☆゚. ────

5 Hari semenjak kejadian dirumah Haidar.

Seperti biasa, Bumantara menyempatkan diri untuk berkumpul di warung pangsit dibelakang sekolah, didalam sana terlihat Haisam dan Jevano yang sedang bermain game dengan heboh.

"GE, GE, MUNDUR ANJING NANTI LO MATI!!" 

"GUA TANK GOBLOK, YA HARUS MAJU LAH NGEK." 

Axil yang sudah hilang kesabaran, menatap mereka dengan penuh amarah, "BERISIKKKKK!!!!!!!!!!!!!!, INI WARUNG UMUM ANJING BUKAN PUNYA MAK BAPAK LO, GUA LEMPAR JUGA LO PADA PAKEK ASBAK!" 

"Waduh, waduh kalem mbak yu, kalemmmm, isin didelok i wong - wong," (aduh, kalem mbak, kalemm, malu diliatin orang - orang) ucap Rendra menenangkan Axil yang sudah berapi - api ingin mengetok kepala Haisam dan Jevano dengan asbak.

"Jangan ditahan ngek, seru ada tontonan."

Rendra yang mendengar perkataan Arjuna seketika menoleh dan menatap Arjuna dengan tatapan datar. Arjuna ada benarnya, biasanya Haidar akan menghibur mereka ketika suasana menjadi boring. Tetapi Haidar kini tidak ada disini. Huh, Rendra jadi merindukan Haidar.

"Allo!!" 

Semua reflek menoleh ke arah suara dan melihat Abel datang sambil menenteng totebag. Ia taruh tas itu di atas meja dekat dengan Axil.

"Lama amat lo, abis darimana?" tanya Axil.

"Kelas tambahan," jawab Abel dan diangguki oleh Axil.

Sunyi, tak ada yang berbicara, hanya terdengar ibu pangsit yang sedang menyiapkan pesanan, game yang dimainkan Haisam dan Jevano juga sudah mereka matikan. Axil yang membenci keheningan ini akhirnya membuka suara, "Ayo ke Haidar, mumpung hari Jum'at."

Semua mengangguk dan mulai mengemasi barang barang mereka.

"LOH LOH!, Bentar ihhh! Abel masih minummm." Abel gelagapan panik karena teman - temannya sudah mengemasi barang - barang mereka.

"Iya, santai. Ati ati kese-

"UHUKK.... UHUK....." Belum sempat Haisam menyelesaikan kata - katanya, Abel benar - benar tersedak.

Axil mengelus elus punggung Abel yang masih terbatuk batuk, Haisam menggelengkan kepala tak habis pikir.

───────────────────

Haidar masih tak sadarkan diri, sebuah jarum infus tertanam di punggung tangannya. Terlihat banyak perban  yang melilit tangannya dan plester di bagian mukanya.

Axil duduk disamping ranjang Haidar, dia sangat sedih dan juga takut akan terjadi apa - apa kepada temannya ini. Jevano yang melihat Axil masih terdiam menatap Haidar merasa kasihan, pasti Axil sangat khawatir.

BUMANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang