Malam yang tenang tapi tidak dengan perasaan keempat remaja yang kini sedang duduk termenung di dalam kamar kos Jevano, mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing masing, cemas, takut, dan lain sebagainya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 malam, tetapi mereka tidak ada yang tertidur, Arjuna mengusap wajahnya gusar, Haisam tidak bisa dihubungi sampai sekarang, 'apa yang anak ini lakukan?' batinnya lelah.
"Maaf," ucap Jevano pelan.
Arjuna menatapnya datar, "Iya, sekarang kita hanya perlu cari solusi agar ada drum ganti buat manggung besok."
Perkataan Arjuna membuat Jevano semakin menunduk dalam duduknya, Rendra menghela nafas pelan,
Flashback on
*TSRAKKK.....*
Pada dasarnya, sesuatu yang berlebihan tidak lah bagus, salah satunya adalah semangat Jevano kali ini yang menyebabkan drum bass nya sobek karena terlalu kuat memijak.
Semuanya terdiam menatap Jevano dengan raut muka kaget dan panik, Chandra yang melihat mereka dari bawah panggung langsung naik dan mengecek kondisi drumnya, lapisannya robek dan sangat lebar, tidak bisa jika hanya sekedar di tembel.
Chandra menggeram marah, ia berdiri lalu menarik kerah baju Jevano dengan kuat. Chandra menatap tepat ke 2 bola mata Jevano, mata Chandra berkilat marah, berbeda dengan Jevano yang menatap kosong dengan mulut terkatup rapat. Pukulan hendak ia layangkan ke arah muka Jevano, Rendra dengan sigap menahan pergerakan itu dan menarik Chandra untuk menjauh dari Jevano.
Jevano yang masih memproses kejadian yang baru saja terjadi hanya terdiam.
"LEK WES NGENE PIYE COK? MBOK PIKIR MBANOKNO KENEK AN GA KATEK DUWEK A??" (KALO UDAH KAYAK GINI GIMANA COK? LO PIKIR BENERIN GINIAN GAPAKE UANG??) Teriak Chandra penuh amarah.
Jevano mengalihkan pandangannya dari Chandra, ia dapat melihat beberapa orang dan guru sedang menatap ke arah mereka, Jevano lalu pergi dari panggung tersebut dan menghilang dibalik pintu keluar, disusul oleh Haidar.
Chandra melepaskan kuncian tangan Rendra yang berada di tubuhnya, dia berteriak frustasi sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Bima ー sang Ketos, mendekati panggung, melihat apa yang sedang terjadi.
"Lu gapunya gantinya Chan?"
Chandra menggeleng, "Gaada, gaada gantinya kalo yang ini Bim."
Arjuna membuka suara, "Gue punya, dirumah, besok pagi pagi gue bawain kesini," ucapnya lalu menatap Chandra tepat di mata kakak kelasnya itu.
Chandra menatap Arjuna balik, terlihat seperti perang dingin bagi Rendra dan Bima yang sedang berada di situasi tersebut.
"Gue pegang kata kata lo, kalo lo gabisa tepati janji itu, lo dan teman teman lo harus ganti rugi atas kerusakan ini dan keluar dari ekskul," Ucapan Chandra benar benar penuh penekanan yang membuat nafas Arjuna tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANTARA
Fanfiction"Janji yo? nanti kalo wes lulus ga los kontak?" Ucap Jevano sambil menyantap cilok yang dia beli. "Ojo pede - pede kon, koyok lulus ae." ejek Haisam sambil tertawa. "Lohh yo ra popo to, lulus ga lulus yo kudu pancet konco an, iling o aku wes tau del...