Masalah

61 14 10
                                    

──── ・ 。゚☆: *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──── ・ 。゚☆: *. ☁︎ .* :☆゚. ────

H - The Day

Jam menunjukkan pukul 13.00 dan keadaan sekolah benar - benar sepi, para peserta MPLS dipersilahkan pulang untuk beristirahat dan kembali pada jam 3 sore nanti. Rendra dan teman - temannya, kecuali Haisam, sudah sampai disekolah untuk memulai gladi resik.

Seperti biasa mereka pergi ke studio dance terlebih dahulu untuk mengantarkan Abel. Lalu pergi ke ruang musik, saat perjalanan kesana mereka berpisah dengan Axil yang menuju ke aula.

Di ruang musik, tim Chandra sudah memulai latihan dengan damai dan tentram.

"Anjayy, cakep njir kayak yang nyanyi beneran vibes nya." ucap Haidar terkagum dengan vocal Farhan - Vocalist Band chandra.

"Farhan mah gausah diraguin lagi Dar, all rounder dia."

Mereka menikmati lantunan musik Robbers - The 1975 yang dibawakan oleh Band Chandra, benar - benar cover yang sangat indah dan mirip, karena kesempurnaan yang dibawakan band chandra, membuat hati Haidar bergetar, dia takut jika dia melakukan kesalahan nantinya. Chandra dan teman temannya selesai dengan latihannya, lalu segera diganti oleh Rendra dan teman - temannya.

Mereka berlatih layaknya hari hari lainnya, mencoba untuk meng impruvisasi seluruh latihan mereka selama ini.

───────────────────

"Hari ini kita ada kumpul keluarga, kamu harus ikut," ucap laki laki itu mutlak.

Haisam mengernyit heran, "Tumben ngajak? biasanya Papa pergi sama Bunda doang?"

"Pokoknya hari ini kamu harus ikut, tidak ada penolakan!"

Haisam menghela nafas berat, Papanya ini makin hari makin gajelas dan rasanya Haisam ingin menghantam muka Papanya dengan berkas - berkas yang ada didepannya ini.

"Gabisa, ada gladi resik, saya mesti ikut," ucap Haisam lalu berbalik pergi meninggalkan ruang kerja Papanya.

"Saya bilang tidak ada penolakan." Suara gebrakan meja membuat Haisam menghentikan langkahnya.

"Jika kamu masih teguh dengan pendirian kamu, saya pindahkan kamu ke luar kota," lanjut lelaki tua itu.

Haisam berbalik menatap Papanya tak suka, lelaki itu tersenyum angkuh, mau tak mau Haisam harus menuruti Papanya, dia akan menjadi semakin gila jika terpisah dengan rumahnya.

───────────────────

Suara tepukan meriah terdengar dari arah aula, upacara pembukaan perjumsa telah dimulai,  anggota Bumantara ikut memeriahkan dibarisan belakang agar tidak mengganggu peserta MPLS.

BUMANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang