7/7

380 100 205
                                    


Joanna sudah tiba di rumah orang tua kandungnya. Dia tentu saja diperlakukan bak putri raja. Atas perintah Stevan. Meskipun statusnya hanya dilabeli sebagai anak angkat.

Joanna diberikan semua fasilitas seperti apa yang Hana dapatkan. Dari kamar, barang elektronik, tas, sepatu dan banyak lainnya. Bahkan, Joanna sampai pusing sendiri ketika membuka bungkusnya. Lalu meminta Stevan untuk berhenti membelikan barang-barang karena dia merasa sudah cukup sekarang.

"Ya sudah, kalau butuh apa-apa bilang Papa."

Joanna mengangguk paham. Lalu meninggalkan kamar si anak. Namun sebelum dia melangkah, tiba-tiba saja Joanna memanggilnya.

"Papa?"

"Iya?"

"Aku mau belajar menyetir dan punya SIM. Supaya bisa ke mana-mana sendiri dan tidak merepotkan orang lain."

"Ada supir, Sayang. Kamu sudah ada KTP, kan? Kalau begitu nanti Papa saja yang ajari. Setiap weekend, ya? Setalah lancar, nanti Papa buatkan SIM."

"Terima kasih, Papa!"

"Sama-sama, Sayang. Papa pergi dulu, ya? Satu jam lagi ada rapat."

Joanna mengangguk singkat. Lalu melambaikan tangan pada ayahnya. Kemudian membuka laptop barunya. Membuat jantungnya berdebar-debar. Sebab dia tidak menyangka bisa memiliki benda ini sekarang.

Keesokan harinya, Joanna berangkat diantar memakai mobil oleh salah satu supir di rumah. Membuat teman-temannya mulai menatap dirinya. Bingung mungkin saja, karena Joanna datang ke sekolah dengan penampilan bak orang kaya. Padahal, seharusnya dia dihukum, kan?

Setibanya di kelas, Joanna ditanyai Teressa. Dia tentu saja langsung mengatakan jika dia sudah diangkat anak oleh Stevan dan Ariana. Seperti arahan si ayah.

"Kok bisa, sih? Memangnya apa yang kamu lakukan?"

Joanna menatap Teressa dan anak-anak lain yang sudah penasaran pada dirinya. Namun, dia justru membisikkan sesuatu pada Teressa saja. Hingga mereka mengeluh kesal. Sebab tidak bisa ikut mendengar juga.

Joanna mengikuti pelajaran seperti biasa. Namun, kali ini di merasa risih pada guru-guru di sana. Karena mereka mulai sering memuji dirinya. Entah apa yang sudah Stevan lakukan. Namun yang jelas, posisi Hana dan dirinya sama di mata semua orang. Meskipun dia hanya dianggap sebagai anak angkat saja.

"Aku titip, ya? Kalau Ayah menolak, bilang saja aku akan terluka."

Teressa mengangguk singkat. Lalu memasukkan amplop warna coklat pada tasnya. Kemudian mendengar cerita Joanna yang masih terkejut dengan kehidupan barunya.

3. 10 PM

Joanna baru saja tiba di rumah. Setelah main di mall bersama Teressa. Belanja dan nonton juga. Namun Joanna tidak membawa apa-apa. Karena dia hanya membelanjakan Teressa saja.

"Sakit, Ma!!!"

"Sedikit lagi, Sayang!"

Joanna menatap Ariana yang sedang membantu Hana melepas gips di tangan kanan. Karena dia baru saja pulang. Sebab keadaannya sudah membaik sekarang.

Joanna menatap Ariana dan Hana cukup lama. Sampai dia lelah dan langsung menuju kamar. Sebab kehadirannya diabaikan. Padahal, dia tahu jika mereka melihatnya.

Iya. Hana sudah tahu jika Joanna tinggal di rumahnya. Karena Stevan tiba-tiba saja ingin mengangkat Joanna sebagai anak tanpa ada alasan yang jelas.

Sebagai anak, Hana tentu saja tidak terima pada awalnya. Hingga akhirnya dia dijanjikan akan dijodohkan dengan Jeffrey Iskandar. Si cinta pertama.

SWITCHING QUEEN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang