2

712 69 0
                                    

"Aku akan merindukanmu" Cassy yang kini berusia 13 tahun itu memeluk erat bibinya yang sudah ia anggap sebagai ibunya. Selepas itu ia menggendong lelaki kecil yang baru memasuki usia 2 tahun

"Dan tentu Antares akan sangat sedih. Benar kan? Kau akan merindukanku kan?" Ia menggelitik wajah bulat itu. Memberinya kecupan. Anak itu terkikik geli.

"Baiklah sayang. Keretamu akan segera berangkat. Semoga kau bersenang-senang disana" Narcissa memberi pelukan pada anak gadisnya yang tumbuh tidak bersamanya.

"Tentu mother. Dan Draco akan shok mendengar ini. Kikikik, aku tak sabar ingin menjahilinya"

"Kau masih sama saja saat terakhir bertemu dengannya. Selalu saja menjahili adikmu"

"Itu menyenangkan mother, baiklah aku pamit. Da mother da bibi da antares. Aku menyayangi kalian"

Cassy memasuki kontempremennya. Memandang Narcissa, bibinya dan Antares terakhir kali sebelum kereta berangkat. Lucius tidak bisa mengantarnya karena panggilan mendadak dikementrian, begitu pula pamannya sibuk di MASOCA -semacam kementrian sihir dilondon-  Ia tersenyum membayangkan ekspresi Draco nantinya.

✎✎✎

"Baiklah anak-anak sebelum makan aku mengumumkan bahwa kita kedatangan teman baru dari Ilvermorny. Ia akan melanjutkan sekolahnya disini dan duduk ditahun ketiga. Aku harap kalian menyambutnya dengan ramah"

Dimeja Slytherin, pemuda berambut platina itu tampak tidak tertarik, walau ia sempat tercengang karena Dumbledore menyebutkan ilvermorny. Itu mengingatkan pada saudarinya yang akhir" ini tidak pernah membalas suratnya.

"Sambutlah nona Cassiopeia Narcissa Malfoy"

Nama itu membuat greathal penuh dengan bisikan. Draco yang tadi tdak tertarik, akhirnya memilih untuk memandang pintu greathal. Nama itu nama saudarinya. Harap-harap cemas semoga dumbledore tidak bercanda.

Matanya menangkap gadis belia yang seumuran dengannya melangkah pasti kekursi kecil didepan meja profesor untuk menyeleksinya. Rambut hitam dengan warna platina yang menghiasi beberapa helai diponu depannya. Itu Cassy. Saudara kembarnya.

"Slytherin" topi itu berteriak nyaring disambut dengan tepuk tangan dari meja asrama ular itu.

Cassy dengan langkah mantap mendekati meja itu, matanya dari tadi sudah menangkap sosok pirang platina yang terus menerus memandangnya tanpa berkedip dari tadi.

Ia duduk dihadapan Draco yang terus memandangnya dengan wajah kaget, heran, semua bercampur.

"Hello brother. Miss me?" Cassy memberikan senyum mengejek. Draco masih saja diam tak menjawab.

"Wah apa kau terpesona karena aku makin cantik? Terima kasih kalau begitu"

"Kita harus bicara" Draco bangkit

"No. Aku ingin makan. Urusan bicara belakangan. Duduklah"

Untuk pertama kalinya anak Slytherin melihat Draco menurut, sangat tidak Draco. Mereka akhirnya makan sesekali diselingi perkenalan. Cassy gampang berbaur dengan sekitar, ia termasuk anak yang ramah walau tidak terbuka pada orang baru.

Dimeja Gryffindors juga terjadi bisik-bisik ditambah melihat Draco yang menurut pada gadis bersurai hitam itu.

"Jadi itu Cassiopeia Malfoy? Kupikir dia akan memiliki rambut platina sama seperti saudaranya itu" Fred

"Dia tetap cantik mate" Georgie

"Tapi dia tetap Malfoy. Aku dengan senang hati menjauh darinya" Ron menampik disela-sela kunyahan.

𝔇𝔯𝔞𝔠𝔬'𝔰 𝔗𝔴𝔦𝔫 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang