11

315 23 0
                                    



✎✎✎
.

Malfoy manor tampak sepi, hanya terdengar beberapa kali suara dari taman belakang. Disana gadis bersuari dwi warna itu terus melatih mantra non verbal.

Pangeran kegelapan akan segera tiba dimanor, entah apa jadinya manor ini nanti, bukan hanya gelap tapi penuh dengan kesuraman.

Asap hitam muncul dipekarangan depan yang kemudian membentuk siluet beberapa orang. Mereka melangkah masuk dpimpin oleh lelaki botak dengan wujud seram.

"Bring me your daughter and your son Lucius!" Pintanya sesaat setelah ia duduk dimeja panjang.

"Baik my lord" Lucius bangkit memanggil Draco dilantai atas. Sedang Cissy memanggil Cassy yang tengah kelelahan sehabis berlatih.

Mereka kini berdiri dihapan sang pangeran kegelapan atau Voldemort

"Hello my creature" ucapnya mendekat pada Cassy. Draco yang tak mengerti mengernyit bingung.

"Jadi apa kau sudah siap jadi pengikutku?"

"I'm not" Ucap Cassy tegas. Yang dihadiahi tatapan tajam oleh Lucius

"Aku yang menghidupkanmu. Apa kau tidak ingat?"

"Well. Aku ingat dengan baik. Tapi aku takkan berterima kasih. Lebih baik aku mati dari pada jadi pengikutmu"

"CASSY" Lucius memperingati Cassy bahwa yang dihapannya adalah pangeran kegelapan yang bisa membunuhnya kapan saja.

"Apa? Aku tak salahkan? Aku tak meminta untuk dihidupkan kembali. A-"

Kalimat Cassy terpotong karena kutukan Crusiatus -penyiksa- yang dilemparkan Rosier. Tubuh Cassy lelah hingga tak sempat menangkisnya. Ia berteriak kesakitan, tubuhnya seakan dipaksa untuk berpisah. Tulangnya terasa remuk. Ia menarik nafas, berusaha mengabaikan rasa sakit yang masih terasa.

Ia terkekeh ditengah rasa sakit "Sama seperti dulu. Sakitnya tidak berubah"  tubuhnya mengingat tiap rasa sakit yang dulu dialaminya karena kutukan Crusiatus dari pamannya.

Pangeran kegelapan berjongkok dihadapannya yang tengah berbaring karena lelah.

"Kenapa tak menerima tawaranku? Aku bisa membunuhmu kapan saja"

"Kalau begitu bunuh saja aku sekarang"

Sekali lagi Rosier melemparkan kutukan penyiksa padanya. Tak heran jika sebentar lagi ia akan hilang kesadaran. Draco terus memandang ngeri, ingin sekali ia menolong kakaknya tapi Lucius terus menatap tajam padanya.

"Enough Rosier. Dia tidak akan mendengarkanmu. Siksa saja adiknya" ucap salah satu Death Eaters -nama bagi pengikut pangeran kegelapan-

"Benar juga. Kemarilah Draco" Evan Rosier melambai pada Draco

"No Evan. mereka anakku berhenti menyiksanya" Cissy memohon walau tak melunturkan wajah angkuhnya.

"Mereka harus belajar Cissy. Mereka harus hormat pada lord"

Voldemort melangkah keluar diikuti oleh death eaters yang berada dalam ruangan itu.

"Seharusnya kau mendengarkannya!" Lucius marah pada Cassy yang kini berusaha duduk dibantu oleh Draco

"Why? Semua yang ku katakan benar bukan? Kau masih memiliki Draco yang akan meneruskan nama Malfoy" Cassy bangkit. Kemudian pergi dari sana dengan tertatih.

Narcissa memandang nanar punggung anak sulungnya itu. Sejak awal liburan ia tak banyak bicara seperti dulu. Dugaannya bahwa Cassy sudah mulai tahu akhirnya terbukti. Entah apa lagi selanjutnya yang akan terungkap, ia hanya berharap keluarganya aman.

𝔇𝔯𝔞𝔠𝔬'𝔰 𝔗𝔴𝔦𝔫 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang