8. But, It's The True

134 6 0
                                    

"Kau beneran serius dengan keputusan-mu, Renjun?" Tanya Jeno yang terus mengikuti sahabatnya dari belakang.

Renjun yang mendengarkan pertanyaan yang berulang dari mulu sahabatnya pun mendecak kesal. Ia segera memberhentikan jalannya, dan berbalik menghadap sahabatnya yang mengekorinya. Membuat sahabatnya spontan berhenti.

"Kita udah bicara ini dari tadi malam ya, Jen! Aku sudah bilang kalau aku serius dengan keputusan-ku!" Ujar Renjun, yang sudah sangat jengah akan pertanyaan sahabatnya.

"Tapikan--"

"Sudahlah. Aku harus menjemput anakku. Dia telah selesai bersekolah." Ujar Renjun, memotong ucapan sahabatnya.

Namun baru sejengkal ia melangkahkan kakinya. Ia sudah di tahan oleh sahabatnya. "Ada apa?!" Tanyanya, menatap sahabatnya serta tangan sahabatnya yang mencekal tangannya.

"Aku ikut." Pinta Jeno dengan wajah eye smilenya yang membuat sahabatnya mendelik geli.

"Jijik!" Delik Renjun yang tidak di hiraukan sahabatnya.

"Kau tidak boleh ikut! Kau ada rapat siang ini!" Ujar Renjun, menolak permintaan sahabatnya untuk ikut menjemput anaknya.

"Tapi--"

"Tuan, Lee." Ujar seseorang, yang membuat ucapan Jeno terhenti. Sedangkan Renjun tersenyum kemenangan.

"Sepertinya kau sudah di tunggu banyak orang." Ujar Renjun, yang langsung pergi dari hadapan sahabatnya.

---

"Mommy!" Teriak Sungchan, begitu melihat sang ibu yang baru saja tiba.

Renjun tersenyum begitu mendengar teriakan antusias dari anaknya. Ia langsung menghampiri anaknya yang tengah berada di gendongan Mark, mantan kekasihnya.

Ia juga tidak tau kenapa bisa ada mantannya. Yang jelas, begitu ia tiba, mantannya sudah berada di sini.  "Hai sayang. Bagaimana hari-mu?" Tanya Renjun, seraya menatap sang anak.

"Aku baik-baik saja, sayang."

"Aku baik-baik saja, Mommy!"

Seru Sungchan dan Mark secara bersamaan. Begitu mendengar pertanyaan yang Renjun ajukan. Padahal pertanyaan itu di peruntukkan untuk anaknya, bukan mantan kekasihnya. Tapi entah kenapa mantannya yang malah menyahuti.

"Kau sibuk?" Tanya Mark, menatap mantan kekasihnya yang semakin tambah cantik.

"Sepertinya tidak. Kenapa emang?" Tanya balik Renjun, menatap mantannya penuh tanda tanya.

"Kalau begitu, mari kita pergi ke suatu tempat, untuk merayakan nilai yang di peroleh anak kita." Seru Mark, lalu anaknya menunjukkan selembar kertas hasil kerja kerasnya.

Huruf A+ terpampang di selembaran milik sang anak. Ia senang bukan main. Bukan senang akan nilai anaknya, tapi reaksi yang di berikan anaknya, yang saat itu ada di gendongan ayahnya. Ia tidak pernah mempermasalahkan nilai yang di peroleh anaknua.

Tapi Alhamdulillahnya anaknya selalu mendapatkan nilai yang bagus. Nilai terjelek yang di peroleh adalah B. Selebihnya anaknya selalu mendapatkan nilai A+, A atau A-.

"Jadi bagaimana? Apakah kau ingin ikut bersama-ku dan Sungchan?" Tanya Mark sekali lagi, karena tidak mendapatkan jawaban dari mantan kekasihnya.

"Ayo ikut kita, Mommy!" Seru Sungchan dengan sangat antusias.

Renjun mana bisa menolak, apabila anaknya sudah berkata seperti itu. "Memangnya kamu mau kemana?" Tanya Renjun, menatap sang anak.

"Ke taman bermain bersama Daddy. Jadi, ayo ikut bersama kami, Mom." Jawab Sungchan, sekaligus mengajak ibunya untuk ikut.

Renjun tersenyum mendengarnya. "Baiklah. Ayo kita berangkat." Balas Renjun, yang langsung di balas seruan senang oleh anaknya dan juga mantan kekasihnya.

Mereka bertiga pun mulai bergegas ke mobil Mark, untuk pergi bersama. Namun baru saja Renjun ingin membuka pintu mobil, suara seseorang membuat niatnya terhenti.

"Sayang." Panggil Jeno yang baru saja keluar dari mobilnya.

Bukan hanya Renjun yang menoleh. Mark yang hendak masuk mobil pun menoleh, begitu mendengar suara seorang pria yang nampak asing dia dengar.  "Loh, Jeno? Ada apa?" Tanya Renjun yang langsung menghampiri sahabatnya.

"Uncle!" Teriak Sungchan, yang membuat Mark semakin bingung.

"Sungchan, kamu kenal dengan orang itu?" Tanya Mark, yang masih setia di tempatnya, dan masih menggendong anaknya.

Sungchan mengangguk antusias. "Uncle Jeno. Dia yang selalu ada untuk diriku, sewaktu Daddy belum datang." Jawab Sungchan.

"Sungchan sayang." Panggil Jeno dengan senyumannya, yang langsung di balas oleh keponakannya.

"Apa, Uncle?" Tanya Sungchan kepada pamannya yang memanggil dirinya, yang langsung di gelengi oleh dirinya.

"Hallo, Tuan Lee." Sapa Jeno, yang langsung di balas oleh Mark.

"Halo juga, Tuan--"

"Lee Jeno, kekasih dari Huang Renjun." Ujar Jeno memperkenalkan diri. Seraya menatap pria yang ada di hadapannya dengan remeh.

"Loh uncle kekasihnya Mommy? Kenapa aku tidak tau? Kenapa bisa Mommy punya kekasih? Bukankah Mommy hanya milik Daddy?" Celetuk Sungchan, yang membuat ayahnya tersenyum penuh kemenangan. Membalas perlakuan pria bermarga Lee tadi.

Jeno menghadapinya dengan santai. Seraya menggelengkan kepalanya, membalas ucapan yang keponakannya katakan. "Kami memang tidak ingin memberi tau dirimu, Sungchan. Kami ingin memberikan surprise untuk nilai bagus milikmu. Kenapa Mommy bisa punya kekasih? Tentu saja bisa sayang. Daddy-mu saja punya kekasih. Bahkan Daddy-mu sudah menikah dengan wanita lain, dan mempunyai anak bersama wanita itu." Jelas Jeno, yang sepertinya sukses memancing amarah mantan kekasih dari sahabatnya.

Terlihat wajah yang menengang dan penuh kegeraman terpancar dari Mark, begitu mendengar ucapan pria ini.

"Kalau itu sih aku sudah tau! Mommy sudah memberi tau diriku, kalau misalkan aku punya Bunda, dan punya adik perempuan yang cantik." Jelas Sungchan.

"Tapi Daddy tetap sayang sama aku dan Mommy-kan?" Tanya Sungchan, menatap ayahnya dengan manik mata polos, dan binar mata yang penuh harap.

Mark melihat tatapan anaknya, lalu tersenyum. "Tentu saja. Kalau Daddy tidak sayang dengan dirimu dan Mommy? Daddy tidak akan ada di sini. Buktinya Daddy mencari dan menemukan dirimu." Jelas Mark, yang langsung di balas senyuman serta pelukkan dari sang anak.

Berbeda dengan Jeno yang sudah mendecih akan jawaban yang keluar dari mulut pria ini. "Mencari Sungchan karena sayang? Bukankah kau mencari  dia hanya untuk maksud tertentu? Aku tau kalau keluarga Lee sampai saat ini belum menemukan pewaris sah." Jelas Jeno dengan seringaian khasnya.

"Keluarga Lee sudah menemukan pewarisnya." Jelas Mark yang langsung menunjuk anaknya dengan lirikan matanya.

"Kau tidak usah khawatir masalah pewaris keluarga Lee. Karena saat ini sang pewaris sudah di temukan." Sambung Mark.

Jeno terkekeh mendengarnya. "Benarkah kalau pewaris sudah di temukan? Apakah kau yakin bahwa itu pewaris keluargamu? Kau belum tau status antara dirimu dan dia bukan?" Ucap Jeno, yang tidak ada hentinya untuk memojokkan pria ini.

Jeno benar-benar kesal, atau bahkan benci melihat mantan kekasih sahabatnya saat ini. Sahabatnya sudah bercerita semuanya kepada dirinya. Maka dari itu dia sangat kesal melihat kehadiran pria ini di sini.

"Sebentar lagi status itu akan terlihat. Kami akan melakukan tes dna. Kau tidak usah mengkhawatirkan kami. Ah, bahkan tanpa adanya tes dna, aku yakin kalau dia anakku." Balas Mark, yang masih berusaha untuk bersikap tenang, dalam membalas semua perkataan pria yang ada di hadapannya.

"Ah benarkah? Bagaimana kalau misalkan dia adalah anakku? Apakah Renjun tidak pernah bercerita kalau anak yang ia kandung bersama dengan-mu itu sudah mati?" Tanya balik Jeno.

"Jangan mengada--"

"Tapi memang benar adanya. Aku adalah orang itu. Orang yang melakukan one night stand dengan Renjun, mantan kekasihmu."

NOT OVER - MARKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang