"Abang," panggil Anka duduk di samping Rigel. Di tangannya ada seekor anak ayam berwarna kuning
Rigel menengok sekilas, kembali ia fokus memainkan ponselnya. Rigel tahu palingan Ankaa hanya ingin memamerkan ayam baru yang dibelinya siang tadi.
"Abang liat dulu!" ujar Ankaa kesal. Pipinya menggembung memasang wajah marah.
"Apa sih?" ketus Rigel.
"Liat anak ayam aku. Namanya Loli," ujar Ankaa mengangkat anak ayamnya tinggi-tinggi lalu ia cium penuh sayang.
"Ya terus?"
"Beliin satu lagi. Buat jadi temennya Loli, mau yang warna pink. Biar lakik," ujar Ankaa seraya tersenyum imut berusaha merayu Rigel.
"Eh bayi platipus." Rigel menjitak pelan kepala Ankaa. "Lo tau darimana kalau ini ayam betina?"
"Dari rok yang dipake lah. Abang nggak liat Loli pake rok?" Ankaa meletakan ayamnya di atas meja. Ayam berwarna kuning itu memang benar-benar mengenakan rok.
Ya, tidak salah sih. Tapi tidak benar juga. Masalahnya ayam itu kan memakai rok karena Ankaa yang memasangnya sendiri.Rigel tidak mengerti kenapa Ankaa selalu saja terobsesi dengan anak ayam. Padahal sudah banyak jiwa-jiwa ayam melayang karena ulah adiknya itu. Dari mulai mati karena tenggelam, mati terlindas sepeda. Pokoknya kalau ada psikopat ahli dalam membunuh anak ayam, Ankaa adalah juaranya.
"Bang, beliin satu!" pinta Ankaa menarik-narik kaos Rigel.
"Aduhh!" Rigel melepaskan tangan Ankaa. Ia sedikit kesal, Ankaa selalu saja meminta anak ayam dibandingkan barang lain.
"Kalau nggak mau aku bakalan marah!" ancam Ankaa melipat tangannya di dada sambil mengalihkan wajahnya ke arah lain dengan bibir yang manyun.
"Idih." Rigel menaikkan sudut bibir kirinya. "Marah aja," ujarnya tidak peduli.
"DADDY! ABANG NONTONIN VIDEO JOROK!" teriak Ankaa kencang.
"DAMIAN!" balas Detra berteriak dari arah ruang kerja.
Rigel terperanjat kaget, buru-buru ia menutup mulut Ankaa. Masih kecil saja sudah jago memfitnah, untung Ankaa adiknya. Kalau bukan sudah Rigel lelang di grub jual beli musang.
"Lo ngeselin banget sih. Awas aja lo kalau—arghh!" pekik Rigel memegangi tangannya yang digigit oleh Ankaa.
"DADDY! BANG EL TELVONAN SAMA TANTE-TANTE!"
"DAMIAN!" teriak Detra lagi. Kali ini Detra keluar dari ruang kerja, di tangan kanannya membawa penggaris kayu panjang.
Ankaa mengambil Loli, ia dekap dengan erat. Ankaa tersenyum puas karena sebentar lagi Rigel akan mendapat hukuman ya dari daddy-nya.
"Ke mekah beli kedondong. Dad, sumpah dia bohong!" ujar Rigel menunjukkan kedua jarinya membentuk huruf 'v'.
"Aku yang bohong?" Ankaa menunjuk dirinya sendiri. "Abang yang bohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
RigelAurora
Teen FictionKehadirannya hanya membuat banyak kebingungan. Masih menjadi misteri, kenapa Rigel memilih menjadi pengkhianat? Berpihak kepada The Dark, dan memusuhi teman baiknya sendiri. Dari sini cerita Rigel baru dimulai.