Chapter 06

8.1K 2.2K 1.7K
                                    

Kangen Rigel nggak nih?

Random question:

1. Jam berapa kalian dapat notif Rigel?

2. Kalian tim sabar nunggu update nggak nih?

3. Tulis sesuatu untuk cerita Rigelaurora

~happy reading~

Aurora berjalan menuju perpustakaan bersama dengan Nana. Jam istirahat sedang berlangsung, keduanya ingin menghabiskan waktu bersama dengan mengerjakan tugas Kimia yang harus dikumpulkan besok.

Melewati koridor kelas XI IPS, Aurora melihat seseorang sedang duduk menyendiri bersandar pada tiang. Jaket dengan lambang petir dibagian punggung menegaskan jika orang tersebut salah satu dari anggota geng The Dark.

Aurora menghentikan langkahnya, ia ragu untuk melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi. Tak apa jika ia harus memutar jalan ke arah lain, meskipun jarak perpustakaan tak jauh lagi dari tempatnya saat ini.

"Ada anak The Dark," bisik Aurora sesekali melirik orang tak jauh dari hadapannya itu.

Nana mengangguk. "Nggak usah takut. Cuma satu, yang lain pasti lagi bolos. Lewatin aja gue yakin nggak bakalan ganggu."

"Lewat jalan lain aja yuk."

Nana menghela napas pendek. Memang semenjak diangkat menjadi wakil ketua Toxic Aurora sekarang lebih banyak takut. Anak The Dark memang kerap menganggu Aurora, mengolok-olok Aurora sebagai pengkhianat, namun berhasil dilindungi oleh Dirga.

Sekalipun ada Rigel yang kini bersekolah di Gelatik, namun cowok itu tidak banyak aksi untuk melindungi Aurora. Rigel justru lebih banyak diam. Nana yang kerap dibuat geram sendiri, kehadiran Rigel malah tak menguntungkan bagi Aurora. Rigel semakin memperburuk suasana dengan seenaknya bergabung ke geng The Dark sedangkan semua sahabatnya berada di Toxic.

"Ayo." Nana menarik tangan Aurora. Sebelum pergi Aurora memastikan orang tersebut. Matanya menyipit tajam, melihat slayer merah terikat di lengan tangan kanan orang itu, Aurora teringat sesuatu.

"Dami?" gumamnya lirih. "Kita lewat sana aja."

Tanpa persetujuan Nana, Aurora menarik tangan Nana. Dengan langkah tanpa ragu Aurora berjalan melewati Rigel. Aurora menoleh sekilas ke arah Rigel, keduanya saling menatap namun Aurora dibuat terkejut melihat banyaknya luka di wajah Rigel.

"Temui gue di UKS jam pulang nanti." Rigel menggerakkan mulutnya tanpa suara mencoba memberi isyarat pada Aurora.

Memahami itu, Aurora terdiam semakin mempercepat langkah menuju perpustakaan. Ia tahu, saat ini Rigel sedang membutuhkannya.

🍁🍁

Dengan perlahan Aurora membuka pintu UKS. Aroma obat-obatan seketika tercium kuat di hidung Aurora.

Sepi, tidak ada siapapun. Sepertinya anak PMR yang biasa piket sudah pulang. Pandangan Aurora mengedar kesegala penjuru arah. Bahkan Rigel pun tak ada di sini, padahal cowok itu yang meminta Aurora untuk menemui di UKS.

Merasa tidak ada tanda kehidupan, Aurora pun memilih untuk pergi. Namun baru saja akan keluar dan menutup pintu, seseorang menarik Aurora secara paksa masuk ke dalam UKS lantas mengunci pintu seolah tak membiarkan orang lain untuk masuk.

"Dami!" pekik Aurora tertahan.

"Ssssst." Rigel meletakan satu jarinya di bibir Aurora. "Jangan berisik."

RigelAuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang