Bagian 8: Think of You

9 3 0
                                    

"Mungkinkah aku jatuh cinta?"

Pertanyaan itu masih terus menghantui pikiran Midori. Berhari-hari setelah itu rasanya selalu terbayang saja tentang Ryuto di otaknya. Hampir setiap malam menjelang tidur, ia jadi memandangi dulu foto-foto mereka berempat. Ia, Asuka, Taishi dan Ryuto saat pergi ke kebun binatang di waktu itu. Secara refleks senyuman tersungging di bibirnya kala melihat setiap ekspresi yang Ryuto tunjukkan. Bagaimana yaa.. seperti ada kedamaian dalam hatinya. Tanpa sadar semakin hari rasanya semakin nyaman. Namun, sangkalan masih terus ia lakukan. Karena memang sesuatu tabu itu belum benar-benar bisa dirinya pahami.

⭐⭐⭐

Pancake~ pancake~ hari ini bikin pancake~~ lalala~ lalala~ “ sambil bersiap mencetak si bulat manis kesukaannya, Midori bersenandung mengarang bebas sepenggal lirik lagu untuk menghidupkan suasana. Ia sendirian. Taishi belum kembali dari luar setelah beberapa jam lalu. Asuka sedang mager di rumahnya, dan Angel, sejak dua hari lalu ia menemani sang pujaan hatinya, Mr. Gorila menuju kampung halaman. Hmm sepertinya mereka akan memberi kabar positif saat kembali lagi ke Tokyo. Midori turut berdoa yang terbaik untuk keduanya. Lalu Ryota, si jerapah imut itu baru saja selesai bertelepon dengannya. Ryota tak henti-henti menagih bayaran dari Midori atas 'misi cinta' beberapa waktu lalu meskipun kini ia sedang berada di negara tirai bambu. Baiklah, setelah menimbang-nimbang dengan matang, sudah diputuskan bahwa Midori akan membayarnya pada empat hari lagi. Dan Ryota pun setuju.

Lalu siapa lagi yaa.. Midori tak punya banyak teman sih di sini. Yuta pun.. ia tak berani untuk menyapanya. Meski hubungan mereka sudah baik, namun rasanya tak wajar jika harus memanggil Yuta ke tempatnya. Aduduhhh.. Kemudian tanpa ada aba-aba, melintaslah dengan bebas bayangan Ryuto dalam pikirannya. Akan terasa menyenangkan jika seandainya saja mereka bisa masak bersama. Ahhh stop! Jangan kamu teruskan Midori! Lupakan itu! Jangan aneh-aneh! Cepat buatlah saja makananmu!

ting tong ting tong~

ting tong ting tong~

ting tong ting tong~

Bel apartemen terus berbunyi dengan cepat hingga berulang tiga kali seakan tak sabar untuk menerobos masuk. Midori yang baru saja menuang adonan pancake ke teplon cetakan tergesa-gesa menuju pintu.

“Iya! Iya!” teriak Midori sambil lari.

“Duhh ini si Taishi berisik banget! Kebiasaan dah suka lupa bawa kunci!” gerutunya yang mengira bahwa orang di balik pintu itu adalah adiknya. Saat pintu terbuka, si penekan bel langsung menyelonong ke dalam.

“Ehhh anda siapa?” tanyanya kaget karena ternyata orang itu bukanlah Taishi. Dengan memakai topi dan masker, membuat Midori tak mengenalinya.

Gomennasai! Ini aku.. Kazuhara desu!” jawab orang itu yang kemudian melepas masker dan mengangkat topi. Lalu langsung duduk menghela napas.

“E.. eehh? Nan..de..?” tanya lagi Midori dengan terbata dan makin kaget.

“Kenapa? Kenapa apanya?”

Ano.. maksud.. ku.. kenapa.. Kazuhara-san seperti itu? Masker itu.. Topi itu.. Kau pun terburu-buru menekan bel.”

“Aahh itu.. Midori-san tahu? Aku melihat wartawan di depan, dan sepertinya dia melihatku juga dengan curiga. Makanya aku teburu-buru, aku khawatir dia akan mengikutiku hahaha.” jawab Ryuto sambil tertawa.

“Apa kau sedang menyamar?”

“Tidak.. Aku kebetulan saja berpenampilan seperti ini.”

“Hmm kebetulan.. Begitukah.. Mirip seperti penyamaran para artis saat mengunjungi tempat tinggal kekasihnya, ya?” ucap Midori ceplas-ceplos.

Story (other Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang