iki

245 24 0
                                    

TYPO BANYAK BERTEBARAN
JANGAN LUPA KLIK BINTANG
NYA YA




It's not love if it doesn't hurt.
It's completed or it doesn't work.
You give up or don't ever bother but,
What doesn't kill make your stronger.

- jannine weigel, "shotgun"


"Seoki". Suara serak itu berhasil membuat cowo yang di sebut namanya itu langsung menghentikan langkah dan kemudian menoleh ke belakang.

"Junmyeon"
Ya, kim junmyeon, cowo yang sejak empat belas bulan lalu menyandang status kekasih Jung hoseok itu kini berdiri tepat di belakang sang pacar yang baru saja selesai pelajaran olahraga.

"Kita boleh ngobrol bentar gak?" Junmyeon berjalan mendekati seoki yang tengah menatapnya. Seoki cepat cepat memalingkan wajah, mencoba menghilangkan gugup. Padahal sudah lebih dari dua belas bulan mereka berhubungan. Tetapi, tetap saja seoki belum mampu menghilangkan rasa gugup tiap kali harus berhadapan langsung dengan junmyeon.

"Kok tumben banget mau ngomong aja pakai izin segala?" Seoki terkekeh, mencoba mencairkan hatinya sendiri.

"Aku mau ngomong penting, tapi gak di sini. Di kantin aja ya? Sekalian kamu beli minum, kan habis olahraga." Tangan junmyeon terulur untuk meraih tangan seoki dan mengiring cowo itu menuju kantin, bersamanya.

Seoki pun berusaha mengimbangi langkah besar junmyeon sampai ke kantin. Sesampainya di kantin, junmyeon langsung mengambil tempat di dekat pintu masuk kantin, kemudian di susul seoki yang langsung duduk tepat di depan junmyeon.

"Mau makan?" Tanya junmyeon lembut. Seoki menggeleng. "Nggak" aku mau minum aja."

Junmyeon mengganggu paham. Sejurus kemudian cowo itu beranjak dari tempat duduk untuk mengambil dua botol air mineral untuk jadi teman ngobrol.

Seoki menarik nafas dalam dalam, lalu ia hembuskan dengan kasar. Ia melakukan itu pergi seiring dengan helaan udara yang ia keluarkan.

Selang beberapa menit, junmyeon kembali dengan dua botol air mineral di tangan. "Nih," junmyeon menyodorkan sebotol air mineral. Seoki menyambut dengan senyum yang merekah indah.

"Aku sengaja ambil yang gak dingin, soalnya kamu kan habis olahraga, jadi gak boleh langsung minum minuman dingin. Gak baik buat kesehatan," kata junmyeon setelah menegak air mineral tersebut.

"Terimakasih", balas seoki kembali tersenyum. Junmyeon menganggukkan kepala sambil membalas senyum seoki. Kemudian ia menatap lurus ke manik seoki. "Seoki, kenapa mesti pilih bahasa? Kenapa gak IPA aja? Mumpung belum terlambat, kamu masih bisa pindah jurusan Lo."

Seoki menelan Saliva nya degan susah paya. Entah kenapa, ia merasa ada yang tak beres dalam percakapan antara dirinya dan junmyeon saat ini. Kita udah pernah bahas ini, junmyeon. Lagian apa salahnya sih aku pilih jurusan bahasa? Aku nggak suka pelajaran hitung hitung kayak kimia, fisika, matematika IPA, ekonomi, dan sejenis bangsanya. Aku lebih suka sastra Indonesia, bahasa Jerman, bahasa Jepang, ada yang salah?

"Di IPA juga ada kelas peminatan bahasa asing, seoki. Ayolah," bujuk junmyeon.

Buat apa sih? Aku gak minat di IPA, junmyeon. Tolong mengerti aku, lirih seoki sembari memijit pelipisnya.

Sun Over The Ocean [ Vhope ] / [ Yoonseok ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang