Geestara membelai punggung samudra yang tengah terisak
" I know, lo bisa kontrol dulu emosi lo, gw ngerti kok and im sory" Ucap geestara" Thank you" samudra melepas pelukan mereka lalu ia berusaha untuk mengontrol emosi nya
Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kelas masing-masing..
Sesampainya di kelas.
" Wooi gila lo ya, parah si" Ucap Fiona lantang ke arah geestara, perempuan itu bahkan tidak tau apa-apa saat ini dibuat bingung oleh tingkah murid-murid satu kelasnya yang tengah memojokkan dirinya
" Kenapa" Tanya geestara
" Hampir aja sekelas dapet hukum karena lo" Jawab fiona dengan wajah yang garangnya
" Kenapa gara-gara gw, orang gw baru masuk"
" Dih nggak tau diri, yang pertama lo ketauan ngerokok yang kedua lo nggak ada di kelas dan lo dipanggil guru bk noh ditungguin di ruangannya" Cuman fiona yang selalu bisa menentang perkataan geestara, dan itu tidak membuat geestara marah ataupun tersinggung karena geestara menganggap fiona lebih dari teman, mungkin saja sahabat.
" Yaudah, mau gimana lagi" Ucap geestara
Perempuan itu keluar dari kelasnya, dia berinisiatif untuk menemui panggilan dari guru bk, di tengah perjalanan tidak sengaja geestara melewati kelas samudra, dari balik pintu geestara memandangi laki-laki itu, samudra yang tengah terbaring dengan tangan yang menopang kepalanya, tempat duduk dia tepat di samping jendela yang terbuka lebar saat ini,Geestara membayangkan bagaimana jika ia menjadi samudra, kehilangan kakaknya yang bunuh diri, pasti harinya sepi penuh penyesalan seperti ia yang ditinggal kan eh ibunya saat dia lahir di dunia. Bahkan geestara belum pernah merasakan belaian kasih sayang oleh seseorang yang bernama ibu
Tapi geestara yakin, ibunya pasti sekarang berada di sisi tuhan, geestara juga yakin, kasih sayang dia untuk ibunya masih tersimpan di lubuk hati karena ibulah yang melahirkan dirinya sampai ke dunia ini.Sesampainya di ruang bk, geestara mengetok pintu dan masuk perlahan
Terlihat di dalam geestara dapati, bu nadia dan bu Siti selaku guru bk, tengah menantinya disana mereka berdua duduk di dalam kursi yang berhadap-hadapan" nah ini buk anaknya" Bu Nadia menunjukkan jarinya kepada geestara , geestara itu menaikan alisnya tanda bingung
" Saya bu" geestara mendekatkan dirinya ke pada mereka
" Nah bu tolong bimbingannya ya, karena jam selanjutnya saya mau mengajar di kelas dua belas, saya mohon pergi, terimakasih" Bu Nadia menatap tajam geestara yang tidak tau apa-apa lalu dia beranjak dari tempatnya duduk
" Baik bu, silahkan duduk geestara" bu siti mengizinkan geestara duduk di tempat yang nadia duduki tadi
" Ibu mau ngomong serius sama kamu" Geestara seringkali menghadap ke guru bk sudah puluhan kali sejak dirinya memasuki kelas sepuluh, baginya tempat bk adalah tempat bermain dia
" Baik bu saya dengerin, lain kali saya nggak gitu, lagipula saya lagi stres makanya ngerokok, terus saya nggak ngikutin pelajaran bu nadia karena saya males belajar bahasa Inggris, kan saya orang Indonesia bu" jelas geestara panjang lebar sebelum mendengar pertanyaan dari siti, karena pasti siti akan menanyakan hal itu kepadanya
" Kali ini ibu nggak bisa maafin kamu gitu aja, ibu mau kamu besok membawa orang tua mu untuk menghadap langsung ke ibu, kalau tidak ibu terpaksa meng skors kamu dan kamu tidak bisa mengikuti ulangan akhir semester" Hal yang paling membuat geestara muak, memanggil orang tuanya, yang artinya ia harus membayar seseorang untuk berpura-pura menjadi orang tua geestara, karena jika ia memanggil ayah atau ibunya, pasti geestara akan mendapatkan masalah besar
" Bu tolong maafin geestara satu kali ini aja, geestara mau kok bersihin toilet dan apa aja yang penting nggak manggil orang tua, ya bu plies" pinta geestara memohon kepada lawan bicaranya itu
" Tidak geestara tindakan mu akhir-akhir ini nggak bisa ibu maafin, besok ibu tunggu orang tua mu menghadap langsung ke tempat ibu, sebelum kepala sekolah tau, kalau tidak ibu yang akan datang langsung ke rumahmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My baby mistake [ REVISI ]
Teen FictionSiapa sangka geestara yang dulunya seorang pembully, kini dia malah mendapatkan bullyan dari teman satu kelas di sekolah barunya, akankah geestara hanya tinggal diam atau dia malah menunjukan sifat aslinya, walaupun geestara sudah berjanji untuk tid...