Chapter 05 - Menganggap Orang Asing

217 43 16
                                    

"Kalian saling kenal?" tanya Galaxy lirih. Gadis itu menatap Andromeda dan Skala bergantian. Andromeda menatap Galaxya, lalu tersenyum.

"Kami menangani kasus yang sama. Dia jaksa yang melakukan penuntutan pada kasus pembunuhan Direktur PT. Farmasindo," jawab Skala cepat.

Andromenda menoleh, menatap Skala tajam.

"Bukankah hubungan kita lebih dari itu, Kala?" tanyanya dengan wajah sinisnya.

"Jadi ini alasan mas berhari-hari tidak pulang? Disini bersama wanita jalang ini! Wanita tidak tahu malu yang tega merebut suami sahabatnya sendiri!" Raung Lia saat ia melihat Cakrawala, suaminya sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan bersama sahabatnya, Cornel dan seorang anak laki-laki yang kira-kira berumur sembilan tahun.

"Lia, jangan buat ribut di sini, aku bisa menjelaskannya nanti di rumah!" ucap Cakrawala.

Lia menggeleng beberapa kali. Wanita itu menangis seraya memeluk putra sulungnya Andromeda dan putra bungsunya, Orion dalam dekapannya.

"Kamu nggak lihat aku, Mas? Kamu nggak lihat anak-anak kita?. Mereka pengen ketemu sama mas. Kalau mas sudah tidak cinta sama aku tidak apa apa, tetapi hadirlah demi anak-anak, Mas! Andro dan Orion!" ucap Lia penuh penekanan.

Cakrawala tampak gusar. Keributan yang dibuat oleh Lia sudah membuat seluruh pengunjung menatap ke arah mereka.

Andromeda maju, ia menarik tangan Cakrawala.

"Pah, ayo pulang. Andro kangen main monopoli sama papa," ucap Andro seraya menarik tangan Cakrawala beberapa kali. Sementara itu, Orion yang masih berumur dua tahun terus saja memanggil  sang ayah.

Cakrawala menatap wajah kedua anak dan istrinya itu. Bukannya merengkuh dan memeluk Andro, Cakrawala justru mendorong Andro hingga jatuh tersungkur.

"Kita bercerai! Pengacaraku akan mengirimkan dokumennya untukmu!"

Cakrawala berjalan tegap seraya menggandeng tangan anak laki-laki yang berada di sampingnya dan meraih pinggang Cornel. Pria itu berjalan tegap meninggalkan istri dan kedua anaknya tanpa menoleh sedikit pun.

Andromeda menatap datar sebelum kembali menyelesaikan urusannya dengan Andreas.

"Bang Andro ada urusan apa kemari?" tanya Galaxya.

Andromeda tersenyum. Ia memberikan sebuah bungkusan kotak berukuran 20x30 kepada Galaxya. Sebuah lukisan hitam putih yang sengaja Andromeda pesan sebagai kado untuk memperingati hari jadi mereka.

"Sebenarnya aku ingin memberikan ini padamu nanti, tetapi karena sudah bertemu jadi lebih baik bawa saja. Selamat hari jadi, Sayang. Secepatnya aku akan melamarmu," ucap Andromeda seraya memberikan kotak tersebut dan mengecup puncak kepala Galaxya.

"Astaga, aku lupa kalau hari ini anniversary kita. Maaf, Bang aku terlalu sibuk bekerja sehingga melupakan hal yang paling penting ini," ucap Galaxya seraya menunduk malu.

Andromeda mengusap punggung Galaxya beberapa kali. "Tidak masalah. Aku tahu kau sibuk akhir-akhir ini. Nanti malam kita makan malam bersama, aku jemput. Sekarang aku harus segera kembali ke kantor. Bye." Andromeda kembali mengecup lembut pipi Galaxya sebelum pergi meninggalkan Galery Andreas dengan mobilnya.

"Wah, saya tidak menyangka rupanya Anda calon istri Jaksa Andro," ucap Andreas yang seketika membuat wajah Galaxya merona.

Skala mengembuskan napas kasar. Menatap Galaxya malas.

"Jangan lupa tujuan kita datang ke sini!" ucapnya ketus.

Galaxya mencebikkan bibirnya, lalu menatap Andreas dengan saksama. Skala mengembuskan napas panjang dan mulai memutar kedua matanya malas. Ia segera mengambil foto Ranita dari dalam saku jaketnya dan menunjukkannya pada Andreas tepat di depan wajahnya.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang