Chapter 06 - Korban Lain

246 41 24
                                    

Kisah ini hanya fiksi belaka. Mohon maaf kalau adegan di part ini sedikit membuat pembaca tidak nyaman.

________________

"Lo?"

Pemuda itu membulatkan matanya saat melihat seorang laki-laki berdiri di hadapannya dengan memakai jaket hoddie hitam.

Orang itu menyeringai. Namun, si pemuda menatap remeh.

"Ngapain lo cari gue? Tahu darimana apartemen gue?" tanyanya seraya menghidupkan rokok di sela-sela bibirnya.

Orang berhoddie hitam itu tiba-tiba menyerang pemuda tadi dan membungkam mulutnya dengan rokok yang masih ada di dalam mulutnya. Ia mengenakan sarung tangan warna hitam  dengan netra yang menajam menatap pemuda di hadapannya.

"Gue capek lihat lo banyak tingkah!" ucap orang berhoddie hitam itu. Tangan kirinya mengeluarkan sebuah kunci inggris dari dalam kantong hoddienya.

"Kenapa lo nggak ngaku kalau udah memperkosa dia?Mana tanggung jawab lo, berengsek!" raungnya seraya mengayunkan kunci inggris besar itu ke arah lutut pemuda tadi.

Teriakan keras menggema dari atas gedung apartemennya itu.

Wajahnya mulai ketakutan dan menahan sakit. Ia ambruk seketika dan menatap pria berhoddie hitam itu dengan saksama.

"Gue ... gue ... ." Tidak kunjung mendapat pengakuan yang ia harapkan, pria berhoddie itu kembali mengayunkan kunci inggris itu ke lutut satunya.

Pemuda itu kembali meraung dan menangis menahan sakit. Pria berhodie itu mendekati pemuda tadi dan menatap tajam seraya menampilkan seringainya.

"Penghakimanmu akan segera tiba!" ucapnya tegas sebelum ia memukul kepala pemuda tadi dengan kunci inggris itu berulang kali. Merasa korbannya sudah tidak berdaya, pria berhoddie hitam itu menyeret pemuda tadi dan melemparkannya keluar pagar rofftop. Tubuhnya melayang dan jatuh bebas di atas aspal.

Pria berhoddie hitam tadi tertawa puas sebelum akhirnya meninggalkan lokasi kejadian.

***
Skala melangkah pelan menuju kamarnya di atas rooftop rumah susun. Suara gonggongan moxi mendominasi saat ia membuka pintu rumahnya.

"Hai, Moxi, ini makan camilan dulu," ucap Skala setelah membuka sebungkus Dental Care dan memberikannya pada anjing kesayangannya itu. Skala membuat sebungkus mie instan seraya mengambil satu wadah makanan anjing yang segera ia berikan pada Moxi.

Skala mengembuskan napas panjang. Ia membiarkan angin malam menerpa tubuh dan wajahnya. Bayangan kemesraan Galaxya dan Andromeda masih belum dapat hilang dari pikirannya.

Skala menyantap mie instan kemasan dengan lahap. Ia menatap Moxi yang juga tampak lahap menyantap makan malamnya.

Skala kembali membuka laptopnya, ia melihat kembali temuan baru mengenai pria misterius yang mengenakan hoddie hitam. Skala membuka rekaman cctv pada kasus yang sedang ia tangani. Fokusnya pada pria berhoddie hitam yang terekam kamera di Hotel Palapa dan di depan Apartemen Fauzia.

"Siapa dia? Orang ini selalu membelakangi kamera cctv seolah tahu dimana saja cctv itu terpasang," gumam Skala seraya menajamkan tatapannya.

Tak berselang lama, Moxi naik ke ke atas pangkuannya dan mulai bermanja-manja dengan tuannya.

"Hei, rindu padaku hmm?" ucap Skala gemas. Setelah tenang, Moxi pun duduk tepat di samping Skala.

"Kamu ingat dengan perempuan yang aku bawa pulang tadi? Dia orang yang menemukanmu sembilan tahun lalu. Ingin sekali membawanya kembali, tetapi ... dia sudah punya yang lain," ucap Skala seraya menatap Moxi yang tampak diam di tempatnya.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang