Chapter 12 - Tertangkap

198 37 41
                                    

Skala berjalan perlahan menghampiri Monita di ruang tamu kantornya. Ia sengaja membiarkan Monita di ruangan tersebut sebelum nantinya Skala mengantarkan gadis itu pulang. Skala memberikan sebuah bungkusan berisi dua bungkus Yamie 99 di atas meja, lengkap dengan pangsit goreng dan es teh manis.

"Makan, Mon," ucap Skala seraya memberikan bungkusan tersebut. Ia juga memberikan piring dan alat makan pada Monita sebelum akhirnya duduk tepat di hadapan Monita.

Dengan santai Skala membuka makan siangnya yang sedikit kemalaman. Ia bahkan membukakan makan malam Monita lengkap dengan es tehnya.

Skala menyantap makanannya dengan lahap. Sementara Monita justru terdiam menatap Skala. Kapan lagi Monita duduk berhadapan dengan Skala seperti sekarang.

"Kenapa nggak di makan?Nggak suka? " tanya Skalaa datar.

"Eh, suka, kok, Mas. Cuma Momon suka aja lihat mas kalau lagi makan."

Skala mengernyit sembari meneguk es teh miliknya.

"Kenapa? Sudah seperti orang kelaparan, ya?" tanya Skala kemudian.

Monita menggeleng. Ia mengambil sumpit dan perlahan menyuapkan mie ke dalam mulutnya.

"Setelah ini, kita ambil Moxi baru pulang ke toko, ya?" ucap Skala tegas.

Monita mengangguk pelan.

"Mas Skala, boleh Momon tanya sesuatu?"

Skala mengangguk. "Apa?" tanyanya.

"Mas Skala punya pacar?"

Skala menggeleng tanpa perlu berpikir. Ia masih asyik menyantap yamie pedas manis dengan toping ayam dan jamur miliknya itu. Mendengar itu, Monita tersenyum. Dapat dipastikan jika gadis yang tadi digendong itu bukanlah kekasih Skala.

"Nggak cari pacar, Mas?"

Skala menggeleng. "Nggak ada waktu."

"Kalau ada cewek yang suka sama Mas Skala, mas mau jadiin dia  pacar nggak?"

Skala terkesiap. Ia justru menahan tawanya.

"Nggak mungkin, Mon. Mana ada yang mau sama gue."

"Ada, kok."

Skala kembali mendongak dengan mulut penuh dan sibuk mengunyah. Ia menatap Monita penuh tanya. Ia juga terkejut saat melihat Monita tersenyum sembari menunduk malu.

"Jujur, Mas, aku suka sama mas. Maaf kalau Momon sampaikan hal ini ke Mas Skala. Momon cuma ingin .... "

Belum juga Monita menyelesaikan ucapannya untuk mengungkapkan isi hatinya, Skala sudah menyela ucapan gadis itu dengan cepat.

"Kalau gitu kita pacaran aja," ucap Skala santai.

Monita membulatkan kedua matanya, gadis itu juga tersedak mie yang baru saja ia makan. Skala dengan cepat menyodorkan minuman pada Monita.

"Kenapa?"

"Mas Skala beneran mau pacaran sama aku?" tanya Monita setelah batuknya reda.

Skala mengangguk, lalu tersenyum. "Katanya kamu suka? Kalau nggak dicoba pacaran kita nggak akan tahu bisa cocok atau enggak. Lagipula, gue juga udah lama nggak pacaran lagi setelah  putus sama mantan. Nggak ada salahnya mencoba menjalin hubungan,kan? Itu pun kalau lo mau."

"Mau!" jawab Monita cepat. Ia menunduk malu. Ia mempermainkan sedotan dengan tangan kanannya seraya merutuki dirinya sendiri yang terlalu agresif menjawab.

"Jadi ... sekarang kita pacaran, Mas?" tanya Monita malu-malu.

Melihat wajah Monita yang sudah memerah seperti kepiting rebus membuat Skala tertawa, lalu mengangguk.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang