8

491 29 1
                                    

Fajri terus berjalan melewati jalan pintas agar cepat sampai.Langkahnya begitu lambat karena ia belum memakan apapun selain selembar roti kemarin siang. Tubuhnya sudah basah oleh keringatnya,apalagi perutnya terus saja melilit.Ia sama sekali sudah tidak punya tenaga tapi mau bagaimana lagi uangnya habis dan jarak kesekolah masih sekitar 1 kiloan.

Sedangkan kini Zweitson dan Fiki sudah sampai disekolah dengan diantar oleh supir,mereka memang belum diijinkan untuk mengendarai sepeda motor karena umur mereka yg belum mencukupi.

"Fik apa Aji udah dikelas ya kan tadi dia berangkat duluan"tanya Zweitson pada Fiki

"mungkin aja sih Son,yaudah cek aja nanti kabarin gue kalau ada apa apa,gue duluan ya"ucap Fiki meninggalkan Zweitson sendiri,bukannya ia tak mau mencari Fajri tapi kali ini ia sedang buru buru mengumpulkan tugas diruang guru jadi ia menyerahkan semuanya kepada Zweitson.

Sesampainya dikelas Zweitson tidak menemukan atensi Fajri,tasnya pun juga belum ada

'apa belum sampai ya'batin Zweitson

"guys ada yg liat Aji ngga"tanyanya pada teman yg ada dikelas

"loh kan Aji kakak lu kok malah nanya kita"jawab salah satu siswi disana

"ya karna Aji ngga sama gue makanya gue nanya"ucap Zweitson kesal,bel masuk tinggal 5 mnt lagi tapi Fajri belum juga menampakan batang hidungnya,Zweitson semakin khawatir dengan Fajri

Tepat bel berbunyi Fajri berjalan masuk dengan lesu,ia tidak menghiraukan Zweitson yg ada disebelahnya,setelah sampai ia langsung menelungkupkan kepala nya,kepalanya pusing keringat dingin sudah membasahi tubuhnya apalagi perutnya juga tak kunjung reda.

"Ji lu dari mana aja,trus juga lu berangkat pake apa kok motornya ditinggal dirumah"tanya Zweitson pada Fajri

"aku jalan kaki soalnya bensin habis,mau beli juga ngga ada uang soalnya belum ditransfer sama banghan,jadi lama deh sampainya hehe"jawabnya dengan senyum manisnya,ia mengabaikan rasa sakit yg terus menyiksa tubuhnya

"kenapa ngga ngomong,kenapa juga nggak bareng gue sama Fiki aja"tanya Zweitson kesal bisa bisanya Fajri masih bisa tersenyum dengan keadaan yg kaya gini,muka pucat,bibir kering,mata panda,dan tubuh yg banjir keringat.

"kan kalian lagi marah sama aku,banghan juga kemarin bilang kalau jangan ada yg ngurusin aku lagi,yaudah daripada memperburuk keadaan aku terima aja"jawabnya masih dengan senyuman,
Zweitson heran sebenarnya Fajri ini manusia bukan sih,kenapa disaat kayak gini ia masih bisa tersenyum.

"trus kalau uang lu habis,lu makannya gimana,sedangkan dari kemarin lu ngga ikut makan dirumah"

"hmm aku ngga makan dari kemarin lusa hehe"

"APA bisa bisanya kayak gini masih cengengesan,sekarang ikut gue kekantin,kita makan"tarik Zweitson agar berdiri tapi malah badan Fajri merosot kebawah tak sadarkan diri.

"eh Ji Ji bangun Ji,woy tolongin dong malah pada bengong"Zweitson terus berusaha membangunka Fajri tapi Fajri tak kunjung sadar akhirnya ia membawa Fajri keuks.

Sudah hampir 1 jam Fajri pingsan tapi tak kunjung sadar juga,Fiki juga sudah ada disana.

"Son kita hubungi aja abang abang biar dibawa pulang,kasian ini Aji nya ngga sadar sadar"kata Fiki yg semakin khawatir dengan keadaan Fajri.

"yaudah bentar gue hubungi bangrick dulu"

"haloo bangrick"

"...."

"bangrick bisa kesekolah bentar nggak"

"...."

"ini apa itu ee,Aji pingsan bang"

Ajiiiii (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang