(Ini adalah kisah dari sudut pandang arthur)
Aku kembali ke istana setelah menyaksikan pertandingan antara liliana dan felix, adikku dikalahkan semudah itu tapi dia tetap berjuang, kenapa dia berusaha sekeras itu untuk menang? ya, adikku memang gadis yang spesial, bagiku dia adalah harta terbesarku, namun hari ini sepertinya aku akan dibenci adikku karena meninggalkan dia sendirian disana dan malah kembali untuk bertemu sylphin, kakak macam apa aku ini!
"putra mahkota! Lihatlah aku baru selesai menanam bunga nya! Ketika pernikahan kita nanti, saya harap bunga-bunga ini telah mekar!" ujar sylphin
"ya, aku juga berharap begitu.."
"putra mahkota, kau habis menonton pertandingan putri liliana kan? Bagaimana? Apa putri menang?"
"iya, dia menang, meski berakhir seimbang"
"putra mahkota apa kau sangat menyayangi putri liliana? Kau sepertinya selalu mengutamakan dia"
"dia adikku, wajar kan jika aku mengutamakannya, tapi sylphin juga yang utama kok haha!"
"benarkah? Kalau begitu batalkan janjimu untuk bersama putri liliana di akhir pekan, aku mau pergi berduaan saja dengan putra mahkota"
Sejenak aku terdiam, membatalkan rencana dengan liliana? Mustahil bagiku, aku tidak pernah mengingkari janjiku padanya, tidak, aku mengingkarinya, janji yang ku buat ketika kami kecil, sekarang aku sudah mengingkarinya, lagipula aku takkan bisa menikah dengan liliana, seberapa besar pun aku menayayangi nya, kami takkan bisa bersama-sama seperti itu, lili pasti kau marah ya? Jelas sekali, aku tahu kau sedang mencari perhatianku, kau mencoba mengingatkan ku pada janji yang kubuat dulu? Kakak ingat dengan jelas, karena itu adalah janji pertama yang kakak ucapankan untukmu.
(Liliana dan Arthur saat muda :
Pagi yang cerah, waktu itu ayahanda mengajakku untuk pergi ke menara, kenapa tiba-tiba ya? Ayahanda biasanya akan menyuruhku untuk jauh-jauh darisana.
"arthur, kau sudah siap?" tanya ayah
"ya! Arthur sudah siap! Ayo kita pergi ayahanda!"
"haha, arthur senang sekali ya?"
"tentu! Ayahanda bilang aku akan dapat teman kan? Aku tidak sabar!"
"H, jangan terlalu akrab dengan anak itu arthur, dia hanya orang asing" itulah yang ibu ucapkan padaku . Ayahanda terlihat mengabaikan ucapan ibu, dan kami tetap pergi menuju menara.
Ketika aku dan ayahanda sedang berjalan tiba-tiba seorang gadis kecil berlari dan menabrak kami, dia terjatuh ke belakang, ayahanda terlihat dengan cepat memangku gadis itu ke pelukannya
"sakit?" ujar ayah pada gadis itu
"tidak! Lili tidak sakit! Ayahanda, lili rindu sekali!"
"(eh? Ayahanda? kenapa dia memanggil seperti itu? Siapa dia sebenarnya)" tanyaku dalam hati. Ayahanda menurunkan gadis kecil itu, gadis itu terlihat malu ketika melihatku, aku terpesona, warna rambutnya mirip denganku tapi aku merasa kami berbeda dalam hal lain, mataku berwarna ungu sedangkan dia warna matanya sama dengan rambutnya, apa dia anak dari salah satu pelayan? Tapi dia memanggil ayah dengan ayahanda.
"liliana, ini adalah arthur.. Dia kakakmu, jadi panggil dia kakka ya! Dan kalian bermainlah bersama setiap hari" ujar ayah
"heee?! Ayahanda jadi maksudnya dia adikku? Kenapa ayahanda tidak bilang kalau aku punya adik? Juga kenapa dia ada di menara?"
"k-kakak.. K-kakak arthur.."
Suaranya lembut sekali, anak ini kenapa bisa lucu sekali? Jadi dia adikku ya? Meski banyak pertanyaan di benakku aku putuskan untuk menyimpannya dan semenjak hari itu kami selalu menghabiskan waktu bersama, rasa sayangku padanya pun semakin besar, apakah aneh? Jika seorang kakak mencintai adiknya apakah itu hal yang buruk? Aku sangat mencintai adikku, dan selalu ingin menikah dengannya semenjak kecil pun, walaupun itu hal yang mustahil, meski ibu kami berbeda tapi ayah kami sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Get My Brother (END)
Fantasy(Upload ulang) "Semua hal yang ku inginkan harus menjadi milikku,meski menggunakan cara kotor sekalipun" aku adalah putri dari kerajaan Spaincer,aku memiliki seorang kakak yang sangat tampan, gagah , keren , sempurna! Dia adalah putra mahkota yang b...