TO MY FIRST : Jagat Dihyan, Brisa Demetrius & Mahadirka Arsenio (2)

656 25 18
                                    

"Bang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang...," suasana rumah Alastair begitu sepi, maklum karena jam sudah menunjukkan pukul 01.00. Ayara sudah tertidur sejak 3 jam lalu---perempuan Dhirsana itu jadi lebih mudah cepat lelah sejak kehamilannya dimulai.

"Kenapa, Gat?" Alastair paham betul, kalau kedatangan Jagat bukanlah tanpa alasan. Ini kali pertama sejak mereka terakhir bertemu dua bulan lalu. Terlebih kini adiknya itu menyesap rokoknya dalam-dalam pertanda kalau pikiran lelaki Sahadiya itu tengah kalut.

"Gue udah bikin pernikahan Brisa berantakan, Bang," tepat setelah sebaris kalimat itu selesai, Alastair menghembuskan nafas kesal--rasanya ingin sekali tangannya terayun dan menampar keras pipi adik lelakinya itu.

"Kenapa bisa?" Alastair menahan emosinya, ia harus mendengar cerita lengkap dari Jagat.

Jagat menceritakan semuanya. Lengkap. Mulai dari pertemuan tak disengaja di kafe, nostalgia mereka hingga akhirnya mereka berhubungan intim.

"Lo hampir bikin Brisa kehilangan anaknya, Gat," nada suara Alastair begitu dingin.

"Gue sendiri juga sekaget itu, Bang. Bahkan waktu Maha murka, gue sama sekali nggak bikin pembelaan apa-apa. Karena gue emang sesalah itu,"

"Gue heran sama lo, Gat. Gue tahu lo kaget karena baru denger kenyataan kalau kecelakaan itu bukan salah lo, tapi kenapa bisa-bisanya lo semaksa itu buat berhubungan sama Brisa?" cecar Alastair.

Jagat menunduk, ia tak tahu harus berkomentar apalagi--jangankan membela diri, untuk membalas tatapan Alastair pun ia tak berani.

"Selama ini gue kenal lo sebagai anak yang pinter, lo tahu gimana caranya selesaiin masalah lo dengan tepat. Ternyata ada satu hal yang gue lupa, kalau lo bener-bener goblok kalau urusan cinta,"

"Kalau nanti Maha sama Brisa bener-bener cerai---itu semua salah lo, Gat. Semua gara-gara lo dan gue nggak akan bisa lagi belain lo depan Cirillo, gue nggak akan sanggup lagi bikin kalian duduk semeja. Kali ini gue jauh lebih kecewa sama lo," Alastair menghembuskan nafasnya keras-keras dan sesaat kemudian lelaki Elio itu sudah meninggalkan Jagat di ruang keluarga, perasaannya semakin berantakan kala mendengar bantingan pintu kamar Alastair.

Sekian tahun mereka bersahabat, baru kali ini Jagat melihat emosi Alastair memuncak seperti sekarang. Mungkin kali ini, Alastair pun akan ikut membencinya sama layaknya Cirillo yang sudah enggan sering-sering bersinggungan dengannya semenjak insiden kecelakaan tersebut.

Jagat memukuli kepalanya sendiri dalam keheningan dan lalu setelah itu lelaki itu menangis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Midnight Madness (Jeno,Jaehyun & Johnny) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang