TUJUH BELAS : Alastair Elio, Cirillo Demetrius & Jagat Dihyan Sahadiya

1.7K 47 3
                                    

"Para bujang, dimana nih?" suara khas Cirillo bergema di unit apartemen Alastair dan Jagat, lelaki itu masuk sambil membawa dua kotak pizza di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Para bujang, dimana nih?" suara khas Cirillo bergema di unit apartemen Alastair dan Jagat, lelaki itu masuk sambil membawa dua kotak pizza di tangannya. 

"Disiniiii !!!" Jagat menyahut dari ruang TV, ternyata ia dan Alastair tengah asyik bermain playstation. 

"Sendirian aja, Bang? Bini lo mana?" tanya Alastair saat Cirillo duduk disampingnya.

"Mamanya dateng dari Surabaya, terus ngajak belanja. Gue sih mau aja nganterin tapi mereka nolak, mau shopping seharian kayaknya," jelas Cirillo.

"Pengertian banget sih mama mertua lo, biasanya kan yang lain mah ngajak aja padahal tahu kalau menantu cowok kurang suka belanja," sahut Alastair. 

Cirillo tersenyum, ia buka dua kotak pizza tersebut yang ternyata bertopping peperoni dan keju, makanan tersebut masih hangat dan begitu menggugah selera.

"Mau pada minum cola, kan?" tanya Jagat sambil berdiri. 

"Pake nanya, iyalah Gat. Pizza tuh jodohnya cola," ujar Alastair.

Jagat berlalu menuju dapur dan tak lama ia sudah kembali dengan 3 gelas kosong dan sebotol besar cola. Kini Cirillo menggantikan posisi Jagat bermain bersama Alastair. 

"Lo jangan keseringan non-aktif, Gat. Klien banyak yang nanya tuh, ada yang beberapa kali nelepon CS bahkan sampai nelepon gue," ujar Cirillo.

"Gileeee..adik gue sampai dicariin sebegitunya. Memang lo nggak mau duit apa?" Alastair menggelengkan kepalanya. 

"Mau lah, Bang. Tapi gue juga ada bosennya, itu-itu lagi kegiatannya. Mana ada masanya klien mintanya aneh-aneh, mau gue tolak juga nggak enak kecuali bisa dikasih pengertian," akhirnya segala keluhan keluar dari bibir Jagat. 

"Lo lagi stress gara-gara skripsi juga, kah?" tanya Cirillo.

"Sedikit, tenang Bang gue juga udah aktif lagi kok. Tapi mungkin kalau gue minta dikurangi sedikit nggak apa-apa, kan?" sahut Jagat.

"Ya, nggak apa-apalah. Itu hak lo, lagian lo juga bukan sekedar talent tapi adek gue juga," Cirillo mengacak rambut Jagat pelan. 

Lelaki Sahadiya itu menikmati pizzanya, 1 jam berlalu---ketiganya mulai bosan bermain playstation dan mematikannya. 

"Ayara tumben nggak ada kabarnya, Air. Kemana dia?" Cirillo heran dengan ketidakhadiran perempuan tersebut.

"Nggak tahu," sahut Alastair cuek.

"Eh? Lo lagi berantem sama Kak Yara, Bang?" tanya Jagat.

"Berantem? Ngapain coba berantem sama dia? Tiap saat juga debat, terus kalau saling diem karena berantem kok kayak orang pacaran aja," repet Alastair.

"Jagat cuma nanya, Air. Sensi amat lo, curiga gue lo beneran lagi ada masalah sama Ayara," Cirillo terkekeh sekaligus heran melihat reaksi Alastair--padahal biasanya sahabatnya itu jarang memberi reaksi berlebih. Diantara ketiganya, Alastairlah yang paling santai dan berkepala dingin dalam menghadapi situasi apapun.

Midnight Madness (Jeno,Jaehyun & Johnny) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang