Prolog

9 2 0
                                    

"Papa mau peluk" ucap Alena kecil sambil merentangkan tangannya dan Ayahnya pun hanya bisa terkekeh kecil melihat kelakuan anak bungsunya itu.

"Sini, sayang." Dan berakhirlah dengan Alena yang berada di dalam dekapan hangat sang Ayah.

"Papa, Alena ingin bertanya. Apakah boleh?" Tanyanya dengan mengerjabkan matanya yang mengantuk

"Tentu sayang. Alena ingin bertanya apa, hm?" Ucap sang Ayah lalu mengelus wajah Alena dengan lembut

"Papa, Mama dimana?" Alena bertanya dengan matanya yang berkaca-kaca menahan butiran air mata yang siap kapan saja akan lolos jika ia mengerjabkan matanya.

Sang Ayah tidak mampu menjawab pertanyaan anaknya dan akhirnya ia hanya bisa mengusap-usap kepala Alena dengan sayang

"Papa, Mama dimana hiks.." dan pada akhirnya air mata itu pun lolos dari kedua mata Alena yang memerah karena mengantuk

"Sttt sayang jangan nangis, Mama sebentar lagi pasti akan segera pulang. Tapi sebelum itu Alena harus tidur dulu, hm?" Sang Ayah terpaksa berbohong kepada putrinya karena ia tidak ingin menyakiti perasaan gadis yang sekarang sedang menangis sesenggukan di dalam pelukannya itu

"Papa tidak berbohong?" Ucap Alena

"Mana mungkin Papa berbohong kepada Putri kecilnya Papa" ucap sang Ayah lalu tersenyum menenangkan

"Yeay Papa tidak berbohong!!" Seru Alena senang lalu segera memeluk tubuh sang Ayah dengan sangat erat

Sang Ayah hanya mampu diam tanpa berkata-kata apapun lagi selain mengelus-elus punggung Alena

"Ya sudah kalau begitu ayo kita tidur Papa" ajak Alena setelah puas memeluk tubuh Ayahnya

"Iya, mari" ucap sang Ayah lalu membawa putri kecilnya ke kamarnya, tetapi sebelum itu Alena bilang ingin tidur di kamarnya supaya jika Mamanya datang ia tidak perlu repot-repot untuk mendatanginya. Dan keinginannya itu pun segera di turuti oleh sang Ayah

"Tapi Bang Reza dan Kak Arumi bagaimana Papa?" Tanya Alena setelah sampai di kamar Papa dan Mama nya

"Tunggu sebentar Papa akan panggilkan mereka agar tidur di sini juga okei?"

"Okeii"

Sebelum Jendral keluar dari kamarnya, pintu kamar sudah terbuka terlebih dahulu dan memperlihatkan kedua anaknya yang lain dengan membawa bantal guling di tangannya masing-masing.

"Tidak perlu Pa, kita sudah di sini" begitu ujar Reza lalu segera masuk ke dalam kamar Papa dan Mama nya di ikuti oleh Arumi di belakangnya

Jendral yang melihat itu pun langsung menyugingkan senyumannya lalu kembali menutup pintu kamarnya dan tidak lupa juga untuk ia kunci agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

"Kak Arumi, Alena ingin peluk" ucap Alena dengan merentangkan kedua tangannya ke arah Arumi yang sedang berjalan di belakang tubuh Reza

Arumi pun segera berlari lalu menaiki kasur dan langsung memeluk tubuh kecil Alena dengan erat

"Bangrez gak di ajak nih?" Tanya Reza

Bangrez singkatan dari ( Bang Reza )

"Sini pelukk" seru Alena

Lalu setelahnya mereka bertiga pun berpelukan dengan badan yang di gerakkan ke kiri dan kanan

"Hey sudah-sudah pelukannya, sekarang waktunya untuk tidur. Sudah malam, anak kecil tidak boleh tidur terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan" perintah Jendral lalu segera di turuti oleh ketiga anaknya

Dan akhirnya mereka pun membaringkan tubuhnya dengan Alena dan Arumi yang berada di tengah-tengah dan Jendal beserta Reza di sisi keduanya.

"Selamat tidur anak-anaknya Papa" ucapan itu Jendral lontarkan kepada ketiga anaknya

"Selamat tidur juga Papanya kita" ucap mereka bertiga berbarengan lalu memejamkan matanya ketika sang Ayah mencium satu persatu kening mereka.

"Selamat tidur semuanya, semoga mimpi indah. Alena sayang kalian" itu ucapan terakhir Alena sebelum matanya terpejam dan menjelajahi alam bawah sadarnya.

...

Jangan lupa vote, komen, and share cerita ini ke temen-temen kalian ya oh iya tinggalkan kritik dan sarannya juga oke(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

ARKARAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang