»»————𝒘𝒐𝒏𝒅𝒆𝒓𝒘𝒂𝒍𝒍 𝒑𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈————-««
Stella duduk disofa ruang keluarga bersama Dad, Mom dan Kakek juga Nenek, ia menebak pasti ada suatu hal yang mendesak yang pasti nya berhubungan dengan diri nya.
"Dad, mom. Can you tell me what is happening now?" Tanya Stella sambil menatap kuku-kuku tangan nya yang cantik yang barusaja ia nail art.
"Remember what Daddy said few years ago?" Tanya Dad. Yang benar saja mana mungkin Stella mengingat nya?
"Nggak."
Mom nampak menghela napas, kemudian tersenyum lembut. Tangan halus nya mengusap lembut tangan anak perempuan semata wayang nya.
"Dulu Dad and Mom pernah bilang, kalau saatnya tiba nanti kami akan menjodohkan kamu dengan anak teman baik Dad and Mom. Relasi keluarga kita juga." Ujar Mom dengan lembut.
Reaksi Stella sesuai dengan apa yang mereka duga. Menentang nya. Stella jelas tidak akan menerima perjodohan konyol seperti ini. Meski memang hal ini lumrah terjadi, apalagi antar keluarga yang memiliki background sama, kaya dan berkuasa.
Stella yang mendengarnya langsung beranjak berdiri dengan spontan. Mom langsung mengenggam lembut tangan anak nya, mengajak nya untuk kembali duduk dan bersikap baik.
"I refuse." Ujar Stella masih tenang.
"Dengarkan dulu, sayang. Kamu bahkan belum mendengar siapa calon suami mu kan?" Ujar Nenek dengan senyuman manis.
"Aku tidak mau tahu siapa dia. Aku nggak mau."
"Stella, you don't have any option." Kata Daddy mulai terdengar tegas, memang sedari tadi sudah tegas seperti ini. Namun kali ini berbeda. Tegas yang bukan main-main.
"I do. I always have another option to choose." Stella menyunggingkan senyuman tipis.
"Erland Raka Sakhadjieanto. Soon to be your husband." Ujar Dad tak membalas ucapan Stella sebelumnya.
"What the hell?! Mom, Dad? I have to marry that pathetic guy?!" Suara Stella meninggi beberapa oktaf. Kaget bukan kepalang begitu mengetahui fakta jika ia akan menikahi Erland.
"Stella, sayang. Jaga ucapan kamu, lihat kamu sedang bicara dengan siapa." Peringat Kakek.
Stella diam, ia tentu saja tahu siapa itu Erland Raka. Pria penyakitan yang kerap kali dibahas oleh keluarga nya, mendengar nama nya saja Stella sudah muak. Apalagi sekarang, menikah dengannya? Si pria penyakitan itu? Best joke ever.
"Gimana bisa dia menikah sama aku? Mengurus diri nya sendiri saja ia nggak becus bagaimana mau mengurusku?" Sindir Stella tertawa sinis.
"Dia bisa. Kita percaya dengan Erland, Stella. Kita tahu orang seperti apa dia, bagaimana kesehariannya dan bagaimana background keluarga nya. It's perfect." Ujar Nenek.
Sumpah. Mendengar ucapan Nenek barusan membuat tawa nya semakin kencang mengudara, sial. Bagaimana bisa mereka bersikap seolah-olah paling mengetahui kehidupan orang lain?
"Nggak akan. Perjodohkan konyol ini nggak akan bisa terjadi. Mark my words." Ujar Stella bangkit kemudian mengambil tas nya.
"Kamu tahu, nama mu dan Erland itu saling berkaitan Stella. Raka dan Stella, arti nya Bulan dan Bintang. Sejak belum menikah Mom bahkan sudah sepakat untuk menjodohkan kalian kalau kamu dan Erland dewasa nanti." Ujar Mom membuat Stella menghentikan langkah.
"Too much information." Ujar Stella.
"Pukul 7 nanti di Sofia at The Gunawarman." Imbuh Daddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
Romance"I do. I always have another option to choose." Stella jelas menolak untuk menikahi pria penyakitan dan pathetic seperti Erland. Tidak mungkin kan, ia harus menghabiskan waktu nya untuk menjaga dan merawat si pathetic itu? Tapi kata penolakan tidak...