3. Solemn Vow

205 20 5
                                    

»»————𝒘𝒐𝒏𝒅𝒆𝒓𝒘𝒂𝒍𝒍 𝒑𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈————-««

Stella ingin mengubur diri nya sendiri rasa nya. Ia betulan tak sanggup jika harus menikah dengan Erland si pathetic itu. Dan lucu nya, ini adalah hari bahagia bagi keluarga mereka, apalagi kalau bukan hari berlangsung nya pernikahan mereka.

"Smile!"

Charisa menangkup kedua pipi sahabat nya yang sudah dipenuhu riasan. Meski begitu Charisa menyentuhnya dengan hati-hati dan tidak ada masalah karena MUA yang disewa pun adalah MUA terbaik yang mempunyai jam terbang tinggi.

"Can't smile for today. It's sucks." Balas Stella dengan suara lesu.

"C'mon young lady! You married Erland Raka, what makes you feels so upset?" Tanya Charisa masih tidak tahu apa-apa.

"First, I don't like him. Second, he's so pathetic. Cowok penyakitan seperti dia itu bisa apa? Aku bahkan nggak peduli dengan nama belakang nya!" Ujar Stella menggebu-gebu, memang terlihat sangat tidak suka.

"Sayangku Stella, memang kamu benci sama dia tapi jangan terlalu menggebu-gebu." Ujar Charisa mengusap bahu Stella lembut.

Semua yang diucapkan Charisa memang benar, karena ia tak mengalami apa yang Stella rasakan. Tapi daripada berdebat dengan sahabat nya, yang dilakukan Stella hanyalah tersenyum masam.

"Let's end our convo." Ujar Stella.

Stella dihampiri oleh Dad, beliau menuntun anak perempuan nya menuju taman belakang, tempat dimana pernikahan itu dilaksanakan. Taman belakang memang cukup luas, setidaknya cukup menampung 100 orang tamu undangan. Garden party, tema pernikahan Erland dan Stella. Untuk tema memang Stella yang merequest nya, setidaknya biarkan Stella mewujudkan pernikahan impiannya meskipun bukan bersama orang yang ia cintai.

"Cantik sekali kamu, sayang." Puji Nathalie meneteskan air mata. Beliau memeluk Stella, terlihat begitu menyanyangi Stella padahal mereka hanya bertemu sesekali.

"Terima kasih tanㅡ Mama." Ujar Stella segera meralat ucapannya. Selama tiga minggu terakhir Stella belajar untuk memanggil kedua orang tua Erland dengan panggilan Papa-Mama, sama seperti Erland.

"Semoga kalian berbahagia." Ucap Papa penuh harap.

Stella mengangguk dan tersenyum. "Amen."

"I try my best to always make her happy, Dad." Ucap Erland.

"Sudah siap?" Tanya Dad menatap anak nya.

Stella mengangguk. Ia mengeratkan kaitan lengannya pada lengan Daddy. Bulir-bulir air mata mulai turun tanpa kehendak nya, apalagi saat ia tak sengaja bertemu pandang dengan Erland yang berada di altar sana, Stella benci menangis dihadapan Erland.

Diiringi dengan alunan musik Turning page dengan langkah pelan namun pasti, Stella mengikis jarak diantara mereka. Tidak terasa ia sudah sampai di altar. Dad tersenyum teduh menatap anak nya, kemudian mengecup kening Stella.

"Please take care of my beloved one." Ujar Dad sembari menyerahkan Stella pada Erland.

Erland tersenyum tipis, tangan dingin nya menggenggam tangan lembut milik Stella. "I will, Dad."

"Please repeat after me."

"I'm Erland Raka, take you Estella Ayla to be my wife. To have and to hold, from this day forward. For better for worse, for richer for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, til death do us apart. And this is my solemn vow."

WonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang