»»————𝒘𝒐𝒏𝒅𝒆𝒓𝒘𝒂𝒍𝒍 𝒑𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈————-««
Pukul 10 pagi Stella sudah bersiap-siap seperti akan pergi. Dengan style yang simple hanya mengenakan tshirt dan mini skirt juga topi dan hoodie hitam sebagai outer.
"Stella mau pergi kemana?" Tanya Mom antusias.
Sebab sejak dari dua hari lalu setelah pertemuan Erland dan Stella. Stella nampaknya masih marah dan murung sampai-sampai Stella menjadi tak banyak bicara padahal biasanya ia sangat cerewet.
"Dufan." Jawab Stella sambil mengambil sekaleng soda dari lemari pendingin.
"Sama siapa?"
Stella sempat terdiam sebelum bersuara. "Erland. Aku ke dufan bersama dia." Jawab Stella.
"Apa itu aman? Kamu tahu kan kalau Erland tidak bisa kecapekan dan dia sedikit sensitif dengan sinar matahari?" Tanya Mom ragu.
Stella mengangguk. "Aku sudah memastikannya. Erland bilang tidak masalah."
Mom kemudian tersenyum. Syukurlah kalau memang Stella sudah sedikit berlapang dada dan menerima perjodohan mereka. Mom tentu senang akan hal itu.
"Mom, aku pergi dulu!" Pamit Stella.
"Iya sayang, hati-hati dan jaga Erland ya!" Pesan Mom.
Dua puluh menit berkendara dan kini mobil Stella telah sampai didepan gerbang rumah Erland. Tentu saja Stella tak mau repot turun, maka dari itu ia memilih opsi paling cepat, menelponnya.
"Kamu bawa bekal?" Tanya Stella.
Ugh, sejujurnya Stella malas menggunakan bahasa sopan dengan Erland namun ia bisa apa jika Dad and Mom memaksa nya menggunakan panggilan aku-kamu karena menurut beliau-beliau ini panggilan aku-kamu lebih sopan kata nya dan juga memang usia Stella yang jauh lebih muda dibandingkan Erland.
"Aku nggak bisa makan sembarangan." Ujar Erland kemudian mengenakan seat belt nya dan mobil pun melaju menuju Dufan.
Cukup lama berkendara dan akhirnya mobil mereka pun sampai. Erland hanya mengikuti kemana saja kaki Stella melangkah, lincah sekali, sudah berpindah-pindah tempat dalam waktu yang singkat. Erland nyaris tak mampu mengimbangi nya, jangan lupakan bagaimana kondisi fisik Erland yang ringkih dan lemah itu.
"Tunggu."
Stella hanya mendecak. "Cepat sedikit. Kamu jalan kayak siput!" Keluhnya tak tahu kondisi.
Mereka menjajali satu persatu wahana disini. Stella benar-benar menikmati permainan seru yang malah semakin membuat adrenalinnya terpacu. Namun Erland jelas sudah terlihat kelelahan padahal hanya menjajal satu dari lima wahana yang Stella masuki.
Erland sudah memakai topi dan mengenakan baju lengan panjang, namun dufan memang panas sehingga kulit nya mulai terasa gatal dan terbakar.
Stella melihat Erland duduk di kursi disalah satu pohon sambil berusaha menstabilkan napas nya yang terasa sesak. Diam-diam Erland merutuk dalam hati karena fisik nya yang begitu ringkih sampai-sampai ia tak sempat bermain dan bersenang-senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
Romance"I do. I always have another option to choose." Stella jelas menolak untuk menikahi pria penyakitan dan pathetic seperti Erland. Tidak mungkin kan, ia harus menghabiskan waktu nya untuk menjaga dan merawat si pathetic itu? Tapi kata penolakan tidak...