Selama perjalanan pulang sehabis mengantar Lisa ke rumahnya, Jay benar-benar dibuat gelisah selama perjalanannya menuju apartemen. Bayang-bayangan Alyn yang terlalu kalem dan tenang saat kondisi yang sulit seperti tadi, benar-benar membuatnya takut dan gelisah, dibalik sikap keep calm, stay chill seorang Alyn pasti ada sesuatu yang akan terjadi pada dirinya.
Entah itu didiami berhari-hari, dimarahi, diacuhkan atau parahnya lagi gadis itu menghindari dirinya. Oh shit! Hal seperti itu lah yang selalu ia hindari
Dirinya lebih suka Alyn yang cerewet, bawel, dan berisik padanya dibandingkan Alyn yang menjadi pendiam dan tak peduli padanya, itu adalah hal yang paling menyebalkan untuk dirinya sendiri
"Sial sial, njinglah! Ngapain si, Lisa harus banget duduk dipangkuan gua kek tadi argghhh..! "
Jay memberhentikan mobilnya perlahan saat lampu merah menyala, dengan kesal sekaligus khawatir serta gelisah Jay sesekali memejamkan matanya untuk menenangkan diri, dengan siku nya yang ia tempelkan di kaca mobil dan satu jari yang tengah ia gigiti tak jarang juga ia menghela nafas beberapa kali
"Duh, sayang tolong jangan marah ya nanti pas aku sampe... "
"Masa iya udah baikan langsung didiemin lagi, gak lucu amat kalo begitu terus lah anjir siklusnya. Pait amat kalo iya. Hahh~"
Gumam Jay kembali mengendarai mobilnya saat lampu berganti hijau dengan kecepatan ia naikan sedikit agar lebih cepat sampai apartemen
Sementara di Apartemen.
Gua baru aja selesai membereskan semua belanja bulanan yang tadi gua beli setelah dari kantornya papih Revano yah, dari pada mikirin sesuatu yang ngabisin energi atau malah buat overthinking ya contohnya kaya tadi, ngeliat Lisa yang lagi dipangkuan Jay gitu. Itu buang-buang tenaga banget, jadi mending gua menyibukkan diri aja apapun bakal gua kerjain biarkan lupa sama kejadian tadi
"Awas aja itu orang sampe berani nginjek kaki di apartemen, gua lempar nih panci"
Yah, memang terkadang otak, hati, dan mulut tidak bisa sinkron. Otak bilang A, hati bilang B, mulut bilang Z nyebelin emang kalo kaya gini sebenernya tuh, kenapa gak pernah sejalan. Harus gitukah gua mengikuti salah satu dari ketiganya"Hhh~ santai Lynn santai tetep happy kiwoyo okay walaupun rasanya pengen jambak orang"
Tit
Tit
Tit
Tit
Tinung~
Ceklek
Suara tekanan tombol pin pintu tuh bisa kedengaran sampe dapur ataupun kamar, jadi gua yakin itu yang baru balik ya si Jay. Sementara itu, gua lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan menyuci sisa piring yang belum sempet gua bersihin tadi pagi
Disisi lain, Jay dengan terburu buru mencari keberadaan sang istri sampai akhirnya ia mendengar suara air yang mengelucur dengan sedikit bising disana karena terpantul bak wastafel dan suara beberapa dentingan piring ataupun alat makan lainnya
Jadilah Jay berjalan kearah dapur, dan ternyata benar Alyn sedang berada disana. Rasa khawatir sedikit menghilang saat sudah melihat Alyn yang masih ada di apartemen
Perlahan Jay pun berjalan mendekati Alyn dan mengulurkan kedua tangannya untuk ia peluk gadis itu dari belakang
"Babe.. "-Jay
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐡𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝙹𝚊𝚢 𝙴𝚗𝚑𝚢𝚙𝚎𝚗]
RandomDijodohin kaya zaman Siti Nurbaya aja! Mana nikahnya sama orang yang gak deket, apa lagi bukan orang yang dicintai juga, huft. Bener-bener ya permainan takdir atau skenario orang tua? Cih... . Note: - Bahasa Non Baku - Banyak Kata-kata Kasarnya ...